Konten dari Pengguna

Makna Tata Bahasa Pedagogis Untuk Pembelajaran Bahasa Kedua Dan Bahasa Asing

RERIN MAULINDA
Dosen Sastra Indonesia Universitas Pamulang Dan Mahasiswa S3 Ilmu Keguruan Bahasa Universitas Padang
1 November 2020 18:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari RERIN MAULINDA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tata bahasa pedagogis mengacu pada konten tata bahasa yang diajarkan kepada siswa yang belajar bahasa selain bahasa pertamanya atau metode yang digunakan dalam mengajarkan konten tersebut. Tujuan dari jenis tata bahasa ini terutama untuk meningkatkan kefasihan dan akurasi bicara, daripada memberikan pengetahuan teoritis. Dalam hal ini diharapkan membantu para penutur non-asli mencapai kefasihan sehingga pelajar bahasa berbicara dengan baik dan sesuai aturan yang telah ditetapkan dalam tata bahasa.
ADVERTISEMENT
Tata bahasa pedagogis menempati jalan tengah antara area tata bahasa reseptif dan deskriptif. Tata bahasa reseptif menetapkan aturan tentang penggunaan bahasa yang benar. Sedangkan tata bahasa deskriptif menggambarkan pengucapan yang dilakukan benar dalam penggunaan bahasa. Selain itu, buku tata bahasa pedagogis diharapkan dapat membantu pelajar bahasa dalam pemahamana yang tepat dalam tata bahasa.
Berdasarkan rujukan dari buku tata bahasa, para pelajar bahasa dapat mempelajari dengan baik tata bahasa pertama, kedua dan bahasa asing dengan baik dan tepat. Dalam pembelajaran bahasa kedua dilakukan dalam proses sadar dan termasuk dalam pembelajaran bahasa lain selain Bahasa Pertama (L1) berlangsung. Seringkali para pelajar bahasa bingung dengan bilingualisme dan multibahasa. Namun diperjelas bahwa kedua hal itu dilakukan prosesnya setelah bahasa pertama telah diperoleh. Setelah hal itu, Pembelajaran bahasa kedua juga dapat merujuk pada bahasa ketiga, keempat, atau kelima dan seterusnya yang sedang dipelajari oleh pelajar. Dalam hal ini, terjadi perluasan dalam pembelajaran bahasa yang digunakan dalam kebutuhan komunikasi.
ADVERTISEMENT
Bahasa Pertama (L1) mengacu pada bahasa yang Anda pelajari sejak Anda lahir (tidak secara harfiah, tentu saja). Ini umumnya dikenal sebagai bahasa orang tua atau pengasuh Anda, pada dasarnya, orang yang paling sering Anda habiskan waktu dari Anda berada di rahim ibumu sampai Anda berusia sekitar 5 tahun. Dimungkinkan untuk memiliki lebih dari satu L1. Bahasa Kedua (L2), di sisi lain, mengacu pada bahasa yang dipelajari setelah L1 diperoleh. Bahasa hanya dapat disebut sebagai L2 Anda jika pembelajaran terjadi setelah Anda memperoleh L1 Anda. Dalam pembelajaran L2, waktu yang ditentukan akan beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada
Contoh yang saya lakukan dalam diri anak saya adalah pengenalan bahasa kedua (L2) di usia 5 tahun setelah anak mampu membaca dengan lebih baik. Bukan sebuah pemaksaan namun lebih kepada persiapan diri anak untuk melanjutkan ke jenjang dasar di sekolah bilingual yang telah saya siapkan nantinya. Minimal anak mampu mengenal bahasa ringan dalam setiap proses pembelajaran bahasa kedua, yaitu bahasa Inggris ya g dapat disebut juga sebagai bahasa asing. Dalam hal ini, saya hanya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama (L1) dan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (L2) yang dapat disebut juga sebagai bahasa asing.
ADVERTISEMENT
Mengapa saya tidak mengenalkan atau menjadikan bahasa daerah sebagai bahasa kedua anak? Karena kami berasal dari banyak budaya daerah. Dan akan membuat bingung jika kelak saya mengajarkan anak untuk memahami semua bahasa daerah yang berasal dari kedua orang tuanya. Jadi bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa pertama (L1) dan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (L2).
Metode yang saya gunakan dalam mengajarkan bahasa Inggris (L2) pada anak, yaitu metode dengar bicara atau disebut Aural Oral Method. Metode ini dimulai dengan memberikan video atau kaset berbahasa Inggris pada anak sebagai hiburan dan permainan. Saya sangat sadar bahwa anak tak dapat dipaksa dalam memepelajari sesuatu. Harus ada perkenalan terlebih dahulu akan hal baru. Saat anak menyaksikan dan mendengar, kita sebagai orang tua haruslah mendampingi agar dapat memberi penjelasan lebih lanjut pada anak. Begitu juga jika dalam pelajaran bahasa di lingkup sekolah. Guru haruslah selalu mendampingi siswa untuk paham dan benar dalam pelafalannya.
ADVERTISEMENT
Aural oral method disebut juga sebagai pendekatan langsung yang dilakukan pengajar pada pelajar bahasa. Proses ini dimulai dengan bimbingan drill tentang apa yang disengarkan lalu masuk pada tahapan ekspresi lisan tentang apa yang didengarkan tadi. Proses ini dapat menggunakan laboratorium bahasa, kaset, VCD atau DVD sebagai alat bantu proses yang cukup memadai. Hal inilah yang menjadi metode saya melatih anak mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.
Aural oral method mengelompokkan pembelajaran bahasa dalam 2 kelompok keterampilan bahasa, yaitu keterampilan lisan dalam hal ini listening dan speaking. Lalu keterampilan tulis, yaitu reading dan writing. Hal ini dilihat dari proses awal yang didominasi oleh mendengar. Seiring kemajuan dan perkembangan pelajar bahasa, maka akan berubah menjadi dominan pada keterampilan tulisan. Metode ini mungkin ada beberapa kekurangan. Namun dikarenakan lebih mudah dan terjangkau, maka saya mengatakan metode ini cukup berhasil terjadi dalam pembelajaran bahasa asing pada anak saya dan Lembaga BIPA UIN Jakarta.
ADVERTISEMENT