Konten dari Pengguna

Perkebunan Kopi Di Banyuwangi: Pada Masa Tanam Paksa

Dika Agustalia Andaresa
Mahasiswi Universitas Jember
6 Mei 2024 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dika Agustalia Andaresa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar: Ilustrasi Perkebunan Kopi Sumber: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Gambar: Ilustrasi Perkebunan Kopi Sumber: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu komponen utama pendapatan devisa Indonesia adalah industri perkebunan. Perkebunan kopi Merupakan salah satu perkebunan yang sangat berkontribusi, Karena sejarahnya yang panjang dan peranannya yang signifikan dalam ekonomi negara, kopi Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan memiliki iklim mikro yang ideal untuk pertumbuhan dan produksi kopi. Indonesia bahkan saat ini menempati peringkat keempat terbesar di dunia dalam hal hasil produksi kopi.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, peraturan yang dibuat oleh kolonial Belanda mengharuskan penduduk pribumi untuk menanam kopi. Dan diketahui tanaman kopi di Banyuwangi mengalami pasang surut dari 1818 hingga 1865. Pemerintah kolonial membuka perkebunan baru, pager kopi, dan pager kampung untuk meningkatkan produksi. Selain itu, perkebunan kopi terletak di Sukaraja, yang sekarang berada di Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi. Perkebunan kopi milik pemerintah mempekerjakan narapidana kasus ringan untuk bekerja di sana. Perkebunan kopi baru di lereng pegunungan Ijen dibuka setelah perkebunan Sukaraja berhasil.Setelah tahun 1864, banyak penipuan menyebabkan kerugian. Selanjutnya, pemerintah kolonial menutup perkebunan kopi Banyuwangi secara resmi pada 1 Januari 1865.
Penduduk Banyuwangi sangat beragam karena setelah perang puputan Bayu, penduduk asli mengungsi ke Pegunungan Ijen, bersama dengan pendatang dari Bali dan Jawa Tengah. Daerah Banyuwangi ini memiliki air yang lebih dingin baik pada musim kemarau maupun musim penghujan karena tingginya gunung-gunung di dataran tinggi pegunungan Ijen. Orang-orang mulai mengembangkan perkebunan kopi di dataran tinggi Ijen, menanam jenis kopi arabika karena cocok untuk iklim dataran tinggi.
ADVERTISEMENT
Setelah kesuksesan perkebunan kopi Sukaraja yang menghasilkan kopi berkualitas tinggi, perkebunan kopi Banyuwangi membuka kebun baru pada masa tanam paksa pada tahun 133. Lahan baru yang dibangun berada di kaki gunung Raung, Rante, Ijen, dan Pendil, masing-masing 1500 meter di atas permukaan laut, dengan kebun baru rata-rata dibuka pada 900 meter di atas permukaan laut. Di kaki gunung Ijen, tiga desa baru memulai penanaman kopi. Setiap perkebunan memiliki setidaknya lebih dari 1000 pohon.
Daftar Pustaka
Zulfikar, F. &. (2017). Perkebunan Kopi di Banyuwangi tahun 1818-1865. . VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan,, 11(2).