Degradasi Moral Gen Z dan Tantangan Menjadi Guru Era Kini

Ilustrasi siswa. Foto: Pramata/Shutterstock

Profesi guru merupakan salah satu profesi yang dari dulu tidak menurun eksistensinya. Namun, mendidik siswa/siswi di zaman sekarang menjadi tantangan terbesar bagi seorang guru. Terlebih banyak kasus yang mencuat mengenai pelanggaran norma kesopanan siswa/siswi kepada guru itu sendiri, bahkan bisa sampai menuju ke arah kriminalitas.

Penggunaan bahasa yang non-formal dari siswa—bahkan cenderung kasar—juga tata krama yang semakin ke sini semakin kurang dipakai terhadap guru, menjadi tugas besar bagi para guru untuk mendidik selain mendidik dari segi akademis.

Fenomena ini tentu menjadi hal yang mengiris hati, faktor globalisasi, modernisasi dan juga westernesisasi menjadi pemicu hal tersebut muncul dan membentuk degradasi moral di generasi ini.

Seperti adanya modernisasi di bidang teknologi, menjadi dua sisi mata pisau yang terjadi. Di satu sisi bisa membantu siswa/siswi menggali informasi tambahan, namun di sisi lain penggunaan handphone secara berlebih mengakibatkan apatis terhadap sekitar.

Bahkan saat pembelajaran sedang dilakukan, tak sedikit yang fokus terhadap handphonenya. Entah itu bermain game atau sekadar scroll media sosial. Dan, ketika dinasihati, emosi negatif muncul dari siswa/siswi itu sendiri seakan perbuatannya itu dinormalisasi sehingga nasihat yang diberikan dianggap sebagai suatu ancaman bagi dirinya sendiri.

Jika hal ini semakin dibiarkan maka degradasi moral akan terus menggerus generasi sekarang dan yang akan datang. Sehingga penerapan kurikulum merdeka dan juga pendidikan karakter merupakan langkah tepat bagi upaya penanganan masalah yang ada saat ini.