Columbus Temukan Amerika karena Ingin ke Indonesia tapi Nyasar

Konten dari Pengguna
22 Maret 2017 0:55 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari respati wasesa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Syahdan, pada tahun 1492, Christopher Columbus melakukan pelayaran untuk mencari jalan ke Asia. Ia ingin menemukan pulau yang kaya dengan rempah-rempah.
ADVERTISEMENT
Namun, ternyata, ia malah “kesasar” dan menemukan Benua Amerika.
Penjelajah asal Italia itu didanai oleh Ratu Isabella dari Kastilia Spanyol untuk menjelajah dunia Timur. Karena Columbus percaya bahwa bumi itu bulat seperti bola, maka perjalanan kapal ke Timur harus ditempuh melalui Barat.
Nah, Bung Karno yakin betul, bahwa pulau yang dicari oleh Columbus–dan juga akhirnya dicari oleh bangsa-bangsa Eropa lain–adalah Indonesia sekarang. Saat itu, menurut Bung Karno, negeri ini namanya begitu kesohor di dunia internasional.
“Rempah‐rempah (ada di) gugusan pulau‐pulau yang sekarang kita namakan Kepulauan Maluku,” kata Bung Karno dalam buku otobiografinya.
“Seumpama Columbus tidak berlayar mencari jahe, buah pala, lada dan cengkeh kami dan tidak sesat pula di jalan, tentu dia tidak akan menemukan Benua Amerika.”
ADVERTISEMENT
Ketika jalan laut menuju Hindia akhirnya ditemukan orang, modal asing mengerumuni pantai kepulauan Indonesia, seperti semut mengerumuni tempat gula. Dari Lisboa datanglah Vasco da Gama. Dari negeri Belanda Cornelis de Houtman.
“Ini merupakan titik tanda dimulainya “Revolusi Perdagangan” di Eropa. Kapitalisme ini tumbuh hingga ia mengenyangkan lapangan eksploitasi dalam masyarakat mereka sendiri,” katanya.
“Pedagang‐pedagang menjadi penakluk. Bangsa‐bangsa Asia‐Afrika dijajah dan ini membuka pintu kepada jaman Imperialisme. Jawa diduduki di abad ke-16, Maluku di abad ke-17 dan lambat laun Negeri Belanda menguasai kepulauan kami secara berturut‐turut.”
Menurut Bung Karno, negeri ini namanya bahkan telah diabadikan dalam kitab Ramayana. Di dalamnya ada keterangan mengenai “Negeri Swarna Dwipa yang mempunyai tujuh buah kerajaan besar”.
ADVERTISEMENT
“Swarna Dwipa, yang berarti pulau-pulau emas, adalah nama negeri kami yang diabadikan dalam cerita-cerita klasik Hindu dua ribu limaratus tahun yang lalu,” katanya meyakinkan.
Bung Karno percaya, dari abad kesembilan (dengan nama kerajaan Sriwijaya) hingga abad keempatbelas (kerajaan Majapahit), negeri ini menjadi pusat ilmu pengetahuan bagi seluruh dunia yang beradab.
“Demikianlah keterangan yang terdapat dalam surat‐surat, gulung perkamen yang berharga dari negeri Tiongkok. Dan menurut dugaan (negeri kami) adalah bibit dari kebudayaan seluruh Asia.”
Foto: patung Columbus/Wikipedia