Indra Bekti di Awal Karier: 'Penjaga Pintu' dan Dubber Upah Rp 30 Ribu

18 September 2017 11:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebriti Indonesia Indra Bekti (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Selebriti Indonesia Indra Bekti (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
ADVERTISEMENT
Memiliki karier sebagai penghibur sudah ada di benak Indra Bekti sejak kecil. Dari televisi hitam putih di rumah orang tuanya, Indra diajak masuk ke dunia penuh imajinasi lewat acara ‘Voltus’ dan ‘Megaloman’. Dia ingat sering menumpang nonton di rumah tetangga.
ADVERTISEMENT
Kenangan itu kemudian berkembang menjadi cita-cita. Indra ingin masuk televisi dan bisa menghibur jutaan pemirsa.
Lahir dengan nama Bekti Indratomo pada 28 Desember 1977, Indra menghabiskan masa kecilnya Jakarta. Ia dibesarkan oleh pasangan Aruji Priyanto (ayah) dan Alm. Syaprida (ibu) dalam suasana keluarga yang sangat sederhana.
“TV waktu itu masih hitam putih tapi rasanya berwarna di mata saya. Rasanya hangat di rumah kecil itu karena adanya kebersamaan. Indah dan bahagia banget,” kenangnya sambil menerawang.
Ketertarikan Indra pada dunia hiburan semakin besar ketika di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dia aktif di kegiatan paduan suara, teater dan berbagai hal berbau seni. Indra ingat betul saat mendapat honor pertama kali dari jerih payahnya sendiri.
ADVERTISEMENT
“Pertama kali dapet kerjaan di dunia entertainment, aku dubbing pas aku kelas 3 SMP. Aku ngisi suara kartun ‘Candy Candy’ sampai SMA,” tuturnya kepada kumparan.
Saat itu pria berdarah Jawa dan Minang ini masih berusia 15 tahun. Honor Rp 30 ribu yang didapatnya terbilang cukup besar ketika itu, sehingga ia memberikan sebagian pendapatannya untuk membantu orangtua.
Dari sinilah Indra Bekti terus mengasah kemampuannya. Setelah mendapat pekerjaan sebagai seorang dubber, Indra mencoba peruntungannya untuk menjadi seorang ‘artis’ dengan mengikuti berbagai lomba fashion show. Bekti juga sempat mencoba mengikuti sejumlah casting untuk film. Namun, saat itu ia lebih banyak ditolak.
"Setelah itu aku ikutan casting, kadang-kadang pas casting aku masih dilihat sebelah mata karena kan masih kurus, masih cungkring. Tapi aku beraniin diri aja aku ikutan lomba fashion show dan Alhamdulilah menang. Pernah dapat iklan, tapi ternyata cuma figuran di ujung enggak kelihatan," katanya seraya tertawa.
ADVERTISEMENT
Waktu berlalu, dan Indra masih memupuk mimpinya sambil melanjutkan pendidikan ke dunia perkuliahan. Tahun 1996, Indra ikut Lenong Bocah. Di Tahun yang sama, dia berpartisipasi dalam kegiatan lomba akting bernama ‘Cipta Bintang Sinetron’.
“Alhamdulillah aku menang juara 1 dan itu disiarin di 6 TV swasta,” ucapnya bangga.
Indra Bekti (tengah) ikut Cipta Bintang Sinetron  (Foto: dok. pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Indra Bekti (tengah) ikut Cipta Bintang Sinetron (Foto: dok. pribadi)
Saat mengikuti Abang None (Indra menang di wilayah, tapi tersingkir saat masuk level DKI), Indra bertemu Nadia Laras, wanita yang kemudian menjadi sahabatnya. Saking dekatnya dengan Nadia, dia sampai dianggap anak oleh keluarga Nadia.
Indra ingat saat itu, sekitar tahun ’97, dia punya pekerjaan sampingan di restoran milik keluarga Nadia bernama New York Cafe. “Itu di kawasan Taman Ria Senayan.”
“Aku ikutan GRO, Guest Relation Officer. Itu nungguin orang di depan pintu kayak ngucapin " Selamat datang… Silakan mau pilih tempat di mana?” Sampai akhirnya aku dapet kerjaan lagi jadi dubber di Indosiar itu pada tahun ’97 sampai ’98.”
ADVERTISEMENT
Jalan Indra menggapai mimpi mulai terang benderang ketika ikut casting ‘Tralala Trilili’ bareng Agnes Monica. Simak cerita selanjutnya di kumparan!