Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ikhlas, Mudah Diucapkan tapi Sulit Dilaksanakan
17 April 2023 6:35 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari S Retna Pangesti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ikhlas, kata yang mudah diucapkan namun dibutuhkan perjuangan untuk melaksanakannya.
ADVERTISEMENT
Ikhlas berasal dari bahasa Arab “khalasha” yang berarti murni, bersih, dan terbebas dari segala sesuatu yang mencampuri dan mengotorinya (Sharbini, 2012). Mam al-Qusyayri mengatakan bahwa ikhlas adalah sungguh-sungguh mengesakan Allah dalam ketaatan.
Dengan kata lain, ikhlas berarti hanya berharap ketaatan dengan mendekatkan pada Allah dan bukan pada hal lain, seperti kepura-puraan di hadapan makhluk, upaya mendapatkan kemuliaan di tengah manusia, cinta pujian dari makhluk, atau hal lain selain mendekatkan diri pada Allah (Al-Ghazali).
Kita tidak bisa menilai tingkat keikhlasan seseorang kecuali hanya keikhlasan diri kita sendiri. Dalam Hadis Qudsi dikatakan bahwa ikhlas adalah satu rahasia dari rahasia-Ku yang Aku letakkan ke dalam hati orang yang Aku cintai dari hamba-Ku (Warjana dan Rudiansyah, 2008).
ADVERTISEMENT
Untuk memahami ikhlas lebih jauh, perlu melihat ciri-cirinya. Ciri-ciri sifat ikhlas yang dikutip oleh Mahmud Ahmad Mustafa (2009) antara lain tidak terpengaruh oleh pujian dan hinaan orang lain, tidak marah atau kecewa bila orang lain tidak membalas budi baik kita, sama amalnya dalam kesendirian atau keramaian, tidak berbangga diri di hadapan orang lain, suka beramal secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi, dan tidak merasa paling benar dan fanatik terhadap golongannya sendiri (Syarbini, 2012).
Dasar utama untuk mengawali perbuatan menuju keikhlasan adalah niat. Amal kita dinilai berdasarkan niatnya. Niat merupakan syarat diterimanya semua amalan kita. Sentanu (2007) mengatakan, ketika manusia benar-benar ikhlas, saat itulah doa dan niatnya berkolaborasi dengan vibrasi quanta sehingga melalui kuantum yang tak terlihat, kekuasaan dan kekuatan Allah yang sedang bekerja. Jika sudah demikian, siapakah yang akan menghalangi-Nya?
ADVERTISEMENT
Seperti diriwayatkan Imam Ja’far dalam kitab al-Bihar, apabila seorang hamba berkata, “tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah”, maka Allah menjawab, "hai para malaikat, hamba-Ku telah berpasrah diri, maka bantulah dia dan sampaikan (penuhi) hajatnya". Keikhlasan akan membawa seorang hamba memurnikan ketaatannya kepada Allah.
Ikhlas adalah inti ibadah bagi jiwa manusia. Tidak mungkin ketaatan pada Allah akan diterima tanpa disertai keikhlasan, karena ikhlas adalah hakikat ketaatan yang sesungguhnya. Amal yang berasal dari hati yang ikhlas laksana tanaman yang sehat, akan tumbuh berbuah pahala dan karunia Allah (Aryo).
Banyak sekali manfaat dan keutamaan ketika manusia ikhlas dalam berbuat. Salah satunya adalah dalam hal kesehatan. Ikhlas termasuk obat yang setiap kali dikenakan pada bagian yang sakit, insyaallah pulih kembali. Bila kita sedang dirundung sakit, bersedekahlah sebanding dengan apa yang kita miliki. Jadikan sedekah kita benar-benar dilandasi keikhlasan menggapai ridho Allah. Meniatkan sedekah untuk kesembuhan, insya Allah tidak meniadakan eksistensi keikhlasan karena Allah.
Ada empat hal yang harus kita perhatikan/hindari agar sedekah menjadi barokah, yaitu suka menyebut-nyebut pemberiannya, menyakiti perasaan si penerima sedekah, pamer dengan sedekah yang dikeluarkan, dan tidak dilandasi dengan keimanan pada Allah dan hari akhir (Albani, 2007).
ADVERTISEMENT
Niat Ketika pikiran Anda merasa tenang dan bahagia, hemisfer otak bergerak sinkron, harmonis, dan konheren. Urusan akan terasa lancar karena Anda merasa rela, mampu, dan ikhlas untuk menghadapi apa pun yang perlu Anda lakukan. Di sini Anda sedang menyaksikan mekanisme kegagalan dan keberhasilan dalam hidup (Sentanu, 2007).
Ikhlas menjadi faktor utama agar seseorang terhindar dari stres sehingga kualitas hidupnya, baik secara fisiologis maupun psikologis, bakal meningkat. Mengingat Allah sepanjang waktu dalam hidup dan berserah diri pada kehendak-Nya adalah sikap dasar yang dapat mengobati segala masalah kehidupan yang menyebabkan stres. Ikhlas akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh seseorang karena dengan ikhlas produksi hormon kortisol dalam tubuh akan berjalan normal (Aryo).
Niat ikhlas seseorang perlu selalu dijaga dan dipertahankan . Otak memancarkan gelombang sesuai kondisi jiwa seseorang. Gelombang Alfa (8–13,9 Hz) terpancar pada orang yang sedang rileks. Melamun atau berkhayal berada pada frekuensi ini. Inilah tombol ikhlas yang kita cari. Kondisi ini merupakan pintu masuk atau akses ke perasaan bawah sadar sehingga otak akan bekerja lebih optimal (Sentanu, 2007).
Niat ikhlas kita harus selalu dievaluasi, Kalau niat ikhlas seseorang dalam beramal telah selamat dari tipu daya setan hingga selesai amalnya, ingatlah bahwa setan tidak putus asa. Setan mulai menggoda orang tersebut untuk menceritakan amal kebaikannya pada manusia dan akhirnya terjebaklah orang tersebut untuk mengungkapkan kebaikan kebaikannnya di hadapan manusia. Bisa jadi orang itu menceritakan kebaikannya tersebut karena riya (pamer), yang akan merusak pahala amalnya (Andirja, 2011).
ADVERTISEMENT
Syekh al-Harits al Muhasibi menuturkan bahwa sering orang beramal menganggap dirinya tulus padahal ketulusannya tidak pernah jelas kecuali setelah sepuluh atau bahkan lima puluh tahun kemudian. Seperti seorang ahli ibadah, ia melihat dirinya sebagai orang yang tulus dalam beribadah serta tidak pernah menginginkan balasan dan ucapan terima kasih. Suatu ketika, penyakit tumbuh dalam jiwanya.
Orang-orang mencatat nama-nama kaum saleh, tetapi mereka tidak menulis namanya atau menulisnya di deretan akhir. Mereka mendahulukan orang-orang yang tidak sepertinya dalam ibadah, maka dalam hati ia mengingkari hal itu. Akhirnya antara ketulusan dan pamrih dalam ibadah semakin nyata perbedaannya. Terbukti dengan jelas bahwa orang tersebut menginginkan balasan dan apresiasi.
Dengan demikian, hanya orang yang beruntunglah yang selalu memperhatikan gerak-gerik hatinya dengan selalu memperhatikan niatnya, agar menjadi orang yang tidak lalai dari niat yang ikhlas.
ADVERTISEMENT
------------------------------------------------------------------------
Penulis : Dra. Suprihatiningsih Retna Pangesti, M.Si., Psikolog
Psikolog Klinis di SLB Autisma Dian Amanah, Sleman , DIY.