Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Pendidikan di Era Soeharto vs. Pendidikan di Era Digital: Warisan dan Tantangan
4 November 2024 14:51 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Reva Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendidikan adalah pilar utama dalam pembangunan bangsa, karna berperan untuk membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas. Pada era Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto (1966-1998) sistem pendidikan telah mengalami perubahan yang besar hingga era digital saat ini. Meskipun tujuan akhirnya sama, yaitu menciptakan generasi yang cerdas dan mampu bersaing, pendekatan dan tantangan yang dihadapi pada kedua era ini sangat berbeda.
ADVERTISEMENT
Pada era Soeharto, pendidikan sangat terstuktur dan terpusat, dengan kurikulum yang dikelola oleh pemerintah pusat. Fokus utamanya adalah menciptakan stabilitas dan kesatuan nasional melalui pendidikan. Di sisi lain, era digital saat ini membawa berbagai perubahan pesat di dunia pendidikan, seperti digitalisasi, teknologi informasi, dan pembelajaran daring. Di artikel ini, saya akan membahas perbedaan antara pendidikan di era Soeharto dan era digital.
Ada beberapa ciri khas pendidikan pada masa Orde Baru, yaitu penekanan pada Nasionalisme dan Pancasila yang menjadi salah satu tujuan utama pendidikan di era Orde Baru. Disiplin dan Otoritarianisme, dimasa Orde Baru cenderung disipilin dan otoritarian, dimana kritik dan diskusi kurang diakomodasi. Siswa diharapkan mengikuti peraturan dan menerima pengetahuan yang diberikan tanpa banyak bertanya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di era digital membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Metode pembelajaran kini menjadi lebih fleksibel, adaptif, dan terhubung secara global karna adanya teknologi informasi yang semakin canggih. Adapun karakteristik pendidikan di era digital, yaitu Kurikulum yang lebih fleksibel dan beragam, saat ini kurikulum lebih fleksibel dengan berbagai pilihan metode belajar dan mata pelajaran yang menyesuaikan kebutuhan zaman. Seperti kurikulum merdeka yang diterapkan oleh Kementrian Pendidikan, memberikan lebih banyak otonomi bagi sekolah untuk merancang pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. Integrasi teknologi dan pembelajaran jarak jauh, menjadi lebih umum terutama selama pandemi COVID-19. Platform digital, aplikasi pembelajaran, membantu siswa belajar kapan saja dan di mana saja. Hal ini dapat memperluas akses pendidikan, terutama didaerah yang sulit dijangkau.
ADVERTISEMENT
Meskipun era Soeharto dan era digital memiliki pendekatan yang berbeda, ada beberapa warisan dari pendidikan Orde Baru yang masih terasa hingga saat ini, yaitu ketergantungan pada teknologi dan kesenjangan digital. Teknologi membuka akses pendidikan yang luas, ketergantungan pada teknologi juga menghadirkan tantangan. Tidak semua siswa memiliki akses internet dan perangkat yang memadai, sehingga menciptakan kesenjangan digital antara siswa perkotaan dan pedesaan.
Pendidikan di era Soeharto dan era digital memberikan perspektif yang berbeda dalam mencapai tujuan pendidikan. Di satu sisi, masa Orde Baru membawa stabilitas, kesatuan, dan nasionalisme yang menjadi fondasi penting bagi Indonesia. Di sisi lain, era digital membuka peluang besar dengan fleksibilitas, akses global, dan inovasi teknologi yang luas, meskipun juga diiringi dengan tantangan baru.
ADVERTISEMENT
Belajar dari masa lalu dan beradaptasi dengan perubahan masa kini, pendidikan Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi lebih inklutif, inovatif, dan relevan dengan perkembangan zaman. Dengan memperhatikan warisan dan tantangan dari kedua era ini, Indonesia dapat membangun sistem pendidikan yang tidak hanya kuat dalam menilai kebangsaan tetapi juga siap menghadapi tuntutan dunia modern.