Konten dari Pengguna

Mengupas Unsur Intrinsik pada Novel "Dilarang Mencintai Bunga-bunga (1974)"

Reva Zahra Salwa
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
25 Juli 2024 10:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Reva Zahra Salwa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber: Foto ini dari prinadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Foto ini dari prinadi
Novel Dilarang Mencintai Bunga-bunga karya Kuntowijoyo ini dianalisis melalui unsur intrinsik menurut teori Burhanuddin. Unsur-unsur intrinsik dalam novel mencakup alur, karakter, latar, tema, dan amanat. Melalui analisis ini, kita dapat memahami bagaimana aspek-aspek tersebut membentuk struktur dan makna dalam novel, serta bagaimana mereka mencerminkan konteks sosial dan politik pada masa itu.
ADVERTISEMENT

Alur

Alur dalam novel Dilarang Mencintai Bunga-bunga karya Kuntowijoyo menggunakan alur maju, yang membawa pembaca dari awal, tengah, hingga akhir cerita dengan urutan kronologis. Alur cerita dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Bagian Awal

Pada bagian awal, kita diperkenalkan dengan tokoh Buyung yang merasa penasaran terhadap kakek tua yang tinggal di sebelah rumahnya. Buyung yang selalu ingin tahu memutuskan untuk mengintip rumah kakek tersebut, dan rasa penasaran itu menimbulkan konflik internal dalam dirinya. Rasa takut bercampur dengan keingintahuan mengarahkan Buyung untuk terus mendekati kakek tersebut.

b. Bagian Tengah

Pada bagian tengah, konflik semakin memuncak ketika Buyung mulai akrab dengan kakek tua itu dan menerima bunga ungu darinya. Konflik sosial mulai muncul ketika ayah Buyung menentang keakraban tersebut dan melarang Buyung untuk berhubungan dengan kakek itu. Ayah Buyung menganggap bahwa laki-laki tidak perlu bunga dan harus fokus pada pekerjaan. Ini mencerminkan pertentangan antara nilai-nilai tradisional dan modern.
ADVERTISEMENT

c. Bagian Akhir

Pada bagian akhir, konflik mencapai puncaknya ketika Buyung memutuskan untuk melepaskan bunga-bunga itu dan fokus pada tugas-tugasnya sebagai laki-laki, sesuai dengan harapan ayahnya. Keputusan ini menggambarkan penyerahan diri Buyung terhadap nilai-nilai yang dianut ayahnya dan masyarakat sekitarnya. Akhir cerita menunjukkan bahwa Buyung akhirnya menerima peran yang ditetapkan oleh norma sosial, meskipun dengan perasaan kehilangan.

Karakter

Karakter dalam novel Dilarang Mencintai Bunga-bunga karya Kuntowijoyo dipaparkan sebagai berikut:

a. Buyung

Tokoh utama yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi dan bersikap kritis. Buyung selalu bertanya-tanya tentang hal-hal yang tidak dipahaminya dan berusaha menemukan jawabannya sendiri, meskipun harus menghadapi konflik dengan ayahnya.

b. Ayah Buyung

Digambarkan sebagai sosok yang tegas dan keras dalam mendidik anaknya. Ayah Buyung mewakili pandangan tradisional yang menekankan pentingnya kerja keras dan disiplin bagi seorang laki-laki. Ia menolak segala hal yang dianggapnya tidak berguna, seperti bunga-bunga yang dibawa oleh Buyung.
ADVERTISEMENT

c. Ibu Buyung

Sosok yang lembut dan penuh pengertian. Ibu Buyung sering menjadi penengah dalam konflik antara Buyung dan ayahnya. Ia memberikan dukungan emosional kepada Buyung dan berusaha memahami perasaannya.

d. Kakek Tua

Karakter yang misterius namun ramah. Kakek tua ini memberikan bunga-bunga kepada Buyung, yang kemudian menjadi simbol kebebasan dan ketenangan jiwa. Ia mewakili nilai-nilai yang berbeda dari pandangan ayah Buyung, yakni keindahan dan makna hidup yang lebih mendalam.

Latar

Latar dalam novel Dilarang Mencintai Bunga-bunga karya Kuntowijoyo dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Latar Tempat

Latar tempat utama adalah lingkungan rumah Buyung dan rumah kakek tua di sebelahnya. Lingkungan ini menggambarkan kehidupan pedesaan di Jawa dengan suasana yang sederhana namun penuh dengan nilai-nilai sosial dan budaya.

b. Latar Waktu

Latar waktu dalam novel ini adalah periode setelah kemerdekaan Indonesia, di mana masyarakat masih dalam proses penyesuaian diri dengan perubahan sosial dan politik. Waktu tersebut mempengaruhi pandangan dan sikap karakter-karakternya.
ADVERTISEMENT

c. Latar Sosial

Latar sosial menggambarkan kehidupan masyarakat pedesaan Jawa yang masih kuat memegang nilai-nilai tradisional. Konflik antara nilai-nilai modern dan tradisional menjadi tema sentral dalam novel ini.

Tema

Tema utama dalam novel Dilarang Mencintai Bunga-bunga adalah konflik antara kebebasan individu dan tekanan sosial. Tema ini diungkapkan melalui pergolakan batin Buyung yang harus memilih antara mengikuti keinginannya sendiri atau menuruti harapan ayahnya dan norma-norma sosial yang ada.

Amanat

Amanat yang disampaikan dalam novel ini adalah pentingnya keseimbangan antara kebebasan individu dan tanggung jawab sosial. Novel ini juga menyoroti bagaimana tekanan sosial dapat mempengaruhi keputusan dan kebahagiaan individu, serta pentingnya memahami dan menghargai perbedaan pandangan dalam masyarakat.