Pro dan Kontra Diberlakukan WFH, Haruskah Sistem Kerja Hybrid Diadakan Lagi?

Reva Zaskya
Saya mahasiswa dari jurusan Marketing Communication di BINUS University.
Konten dari Pengguna
15 Januari 2023 10:15 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Reva Zaskya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sedang ramai diperbincangkan mengenai lebih dari 12 ribu orang setuju terhadap petisi mengenai diberlakukan kembali sistem Work From Home (WFH).
ADVERTISEMENT
Petisi yang dibuat memiliki alasan bahwa kegiatan Work From Office (WFO) menyebabkan banyak dampak, seperti polusi, kemacetan, dan iklim yang berubah-ubah.
Banyak pro dan kontra yang muncul akibat adanya petisi ini. Kamu sendiri termasuk ke dalam golongan yang pro atau kontra? Artikel ini akan menjabarkan keuntungan dan kekurangan dari sistem hybrid yang bisa dilaksanakan.
Petisi dengan judul "Kembalikan WFH sebab Jalanan Lebih Macet, Polusi, dan Bikin Tidak Produktif "yang dimulai oleh Riwaty Sidabutar dalam laman change.org sudah menyentuh lebih dari 17.098 orang yang telah menandatangani petisi tersebut.
Ilustrasi working from home (WFH). Foto: Getty Images
“Dua tahun bisa kerja dari rumah, ketika harus ke kantor lagi rasanya malah bikin tambah stres,” kata Riwaty Sidabutar, seperti yang tertulis dalam petisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Khalayak publik menjadikan petisi ini sebagai perdebatan. Pihak pro dan kontra mulai berdebat mengenai sistem hybrid yang diminta untuk digelar kembali.
WFH sempat muncul karena pandemi COVID-19. Pada masa pandemi, WFH diberlakukan untuk mengurangi interaksi agar berkurangnya penyebaran virus tersebut.
Namun, seiring dengan angka COVID-19 yang turun, pemerintah mulai memperbolehkan kegiatan WFO.
Ilustrasi kemacetan. Sumber: Pixabay.
Pihak pro membeberkan beberapa alasan mengapa sistem hybrid harus kembali digelar, seperti stres karena harus kembali bekerja di kantor dan berkutat dengan macetnya jalanan ditambah dengan musim yang sedang kurang mendukung seperti hujan serta badai.
Khususnya di Ibu Kota DKI Jakarta, kemacetan merupakan hal yang sering terjadi apalagi ketika hujan melanda. Hujan yang deras akan menciptakan kemacetan yang makin parah sehingga memakan waktu yang cukup banyak untuk pergi atau pulang dari kantor. Alasan lainnya berupa teknologi mutakhir pada saat ini dapat memfasilitasi kegiatan pekerjaan secara WFH.
ADVERTISEMENT
Kemudian, alasan yang diberikan dari kelompok kontra berupa adanya keterbatasan dan kekurangan jika diberlakukan WFH, misalnya kegiatan diskusi secara daring akan berdampak pada kinerja karyawan sehingga kurang efisien dan kurang efektif.
Kelompok kontra menganggap bahwa WFH merupakan pilihan yang kurang tepat dalam bekerja. Selain itu, jika WFH kembali diberlakukan akan memberikan dampak yang terkesan rugi.
Ilustrasi working from home (WFH). Foto: Getty Images
Kegiatan WFH pastinya membutuhkan jaringan internet dan fasilitas lainnya untuk memadai pekerjaan agar berjalan seperti biasanya. Akan tetapi, penggunaan internet tidak selamanya berjalan dengan lancar. Adanya gangguan internet dapat menyebabkan pekerjaan menjadi tidak efektif.
Maka dari itu, perusahaan atau kantor harus memiliki kebijakan yang tegas dan juga bantuan seperti biaya operasional untuk membantu karyawan jika WFH diberlakukan kembali.
ADVERTISEMENT
Pendapat mengenai pro dan kontra dari beberapa masyarakat tergantung dengan pekerjaan apa yang mereka lakukan. Apakah pekerjaan tersebut merupakan kegiatan yang dapat dilaksanakan dari rumah atau harus turun langsung ke lapangan?
Ilustrasi Work From Home. Foto: Shutter Stock
Jenis pekerjaan dibagi menjadi tiga sektor, yaitu sektor kritikal, esensial, dan non esensial. Perbedaan tersebut dapat dijadikan pertimbangan oleh pemerintah mengenai kebijakan WFH seperti pada masa pandemi.
Tidak semua pekerjaan dapat dilakukan secara WFH, contohnya seperti di bidang kesehatan dan keamanan masyarakat yang pekerjanya harus beroperasi di lapangan sebanyak 100% tanpa adanya pengecualian apa pun.
Kedua hal tersebut merupakan hal yang berperan penting dan tidak bisa dikecualikan. Sedangkan sektor lainnya dapat dilakukan secara hybrid.
Survei Pribadi. Sumber: Dokumen Pribadi
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh penulis, terdapat lima dari delapan orang yang setuju jika WFH diberlakukan kembali. Alasan yang diberikan juga cukup beragam sehingga hal tersebut bisa dijadikan pertimbangan kembali oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
Namun, karyawan atau pekerja dengan perusahaan harus bisa berkomitmen atas aturan dan tugas-tugas yang diberikan sehingga WFH akan menjadi optimal dan efektif seperti WFO.
Sistem Kerja Hybrid
Ilustrasi perempuan WFH. Foto: Shutter Stock
Sejak pandemi, hampir semua jenis pekerjaan menjadi bersifat jarak jauh atau dilaksanakan secara daring. Seiring berjalannya waktu, pandemi mulai mereda sehingga pemerintah memberlakukan sistem hybrid bagi perkantoran dan perusahaan.
Hybrid merupakan sistem campuran yang di mana dapat dilakukan secara offline maupun online. Sistem hybrid diberlakukan melihat angka positif COVID-19 yang mulai menurun.
Namun, ketentuan awal yang diberikan oleh pemerintah yaitu hanya 30% pekerja yang diperbolehkan untuk WFO dan 70% bekerja secara WFH.
Makin meredanya pandemi seiring berjalannya waktu, pemerintah memperbolehkan untuk 50% pekerja yang bekerja secara WFO dan 50% bekerja secara WFH.
ADVERTISEMENT
Sistem bekerja hybrid dapat dikatakan cukup efektif karena sistem bekerja ini juga memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan bagi pekerja dan pemerintah. Adapun beberapa keunggulan yang dimiliki dari sistem hybrid ini adalah sebagai berikut:

Keunggulan Diberlakukannya Sistem Hybrid?

Ilustrasi working from home (WFH). Foto: Getty Images
1. Fleksibel
Dengan sistem hybrid kamu dapat melakukan pekerjaan di mana pun berdasarkan kenyamanan pribadi sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan tenang dan maksimal. Para pekerja bisa menciptakan suasana yang diinginkan oleh pribadi masing-masing.
2. Produktif
Ketika melakukan pekerjaan di luar kantor, kamu akan merasa lebih produktif karena dapat melakukan aktivitas-aktivitas lainnya selain pekerjaan dari kantor. Contohnya, ketika bekerja dari rumah kamu dapat melakukan hal lain seperti membersihkan rumah dan berolahraga ringan.
3. Menghemat Biaya dan Waktu Perjalanan
ADVERTISEMENT
Pergi ke tempat bekerja pastinya membutuhkan kendaraan untuk tiba. Bagi yang menggunakan fasilitas umum maupun kendaraan pribadi memerlukan biaya untuk pergi ke kantor. Menggunakan fasilitas umum, berarti harus mengeluarkan biaya pulang dan pergi apalagi jika situasi di jalanan hujan dan macet, pastinya kamu akan memerlukan waktu yang lebih lama. Untuk beberapa fasilitas umum seperti ojek online memerlukan biaya yang ekstra. Selain itu, menggunakan kendaraan pribadi juga memerlukan biaya untuk bahan bakar kendaraan.
4. Mengurangi Polusi Udara
Pencemaran udara yaitu polusi memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Jika sistem bekerja dilakukan secara hybrid maka dapat mengurangi polusi yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Melalui sistem hybrid hanya beberapa pekerja saja yang pergi ke kantor, sedangkan pekerja lainnya dapat melakukan pekerjaan di rumah saja.
ADVERTISEMENT

Apa Kelemahan Diberlakukannya Sistem Hybrid?

Ilustrasi susah sinyal di kendaraan. Foto: Wilson Amplifiers/Flickr
1. Komunikasi yang Kurang Optimal
Komunikasi yang dilakukan kurang maksimal karena komunikasi dilakukan melalui media digital. Beberapa karyawan mungkin cepat tanggap dalam menjawab pesan, tetapi banyak juga karyawan yang kurang cepat tanggap dalam menjawab pesan secara daring.
Hal tersebut yang mengganggu komunikasi sehingga terkadang pekerjaan yang dilakukan terhambat. Ketika jam kerja, kamu sebaiknya aktif dan responsif sehingga hambatan berkurang dan pekerjaan dapat selesai dengan cepat dan maksimal.
2. Teknologi dan Fasilitas yang Kurang Memadai
Dalam bekerja jarak jauh, diperlukan keahlian dalam menggunakan teknologi. Keahlian yang dibutuhkan yaitu berupa basic skill mengenai komputer berdasarkan pekerjaan yang dimiliki sehingga kamu tidak kebingungan dalam menggunakan teknologi.
ADVERTISEMENT
Fasilitas juga merupakan hal yang penting untuk bekerja jarak jauh, sebab jika karyawan tidak memiliki fasilitas untuk bekerja dapat menciptakan sebuah hambatan sehingga pekerjaan sulit untuk diselesaikan.
3. Banyaknya Gangguan di Luar Pekerjaan
Distraction atau gangguan yang terjadi ketika sedang bekerja memiliki banyak macam, salah satunya adalah distraksi suara ketika kamu sedang melakukan diskusi secara virtual.
Hal tersebut membuat suaramu tidak terdengar jelas sehingga pesan yang disampaikan tidak diterima dengan baik.
4. Tidak Semua Pekerjaan Dapat Dilakukan
Sistem bekerja hybrid tidak dapat dilakukan oleh semua jenis pekerjaan karena jenis pekerjaan memiliki sifat dan cara bekerja yang berbeda-beda. Contohnya, seperti tenaga kesehatan dan keamanan yang harus bekerja secara langsung.
Survei Pribadi. Sumber: Dokumen Pribadi
Berdasarkan survei yang sudah dilakukan penulis, enam dari delapan responden menyatakan bahwa sistem bekerja yang baik dan produktif yaitu dengan dilakukannya hybrid.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, dua dari delapan responden setuju bahwa bekerja secara WFO lebih baik dan lebih produktif. Adapun beberapa alasan yang diberikan mengapa hybrid lebih baik dan lebih produktif.
“Dapat mendorong produktivitas pegawai, mengapa? Karena perusahaan sudah memberikan atau menawarkan bekerja secara fleksibel bagi pegawai dapat memanfaatkan waktu bekerja lebih baik, efektif, dan efisien,” kata Diana.
“Karena bisa hemat waktu, biaya ongkos, makan, terhindar macet yang membuat telat, macet membuat polusi, dan terhindar dari wabah Covid-19 karena padatnya tempat umum,” pungkas Fia.