Konten dari Pengguna

Mie Ayam Terbang Legenda, Masih Bertahan hingga Sekarang!

Revieta Melati
Seorang mahasiswi ilmu komunikasi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2 Desember 2022 22:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Revieta Melati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mie ayam terbang ((kamis(10/11/2022)). Sumber : dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Mie ayam terbang ((kamis(10/11/2022)). Sumber : dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Kota Yogyakarta menjadi destinasi kota wisata favorit banyak orang. Selain menawarkan tempat wisata bersejarah, Yogyakarta juga memiliki banyak kuliner yang beragam dan enak, dari yang tradisional hingga kekinian.
ADVERTISEMENT
Selain kulinernya yang enak, Yogyakarta pun dikenal sebagai kota yang menawarkan kuliner dengan harga yang terjangkau dan bahkan terkadang dengan harga yang dianggap murahnya tidak masuk akal.
Tak selalu bakpia, gudeg, tengkleng, oseng mercon, dan sebagainya, tapi ada banyak makanan di Yogyakarta lainnya yang bisa kamu coba seperti mie ayam.
Mungkin semua orang sudah tidak asing dengan makanan ini. Mie ayam merupakan salah satu kuliner Indonesia yang disukai banyak orang. Cita rasanya gurih yang menjadikan mie ini banyak dinikmati semua orang. Penjual mie ayam pun dapat kalian temukan dimana-mana salah satunya mie ayam lempar terbang.
Baru-baru ini penulis tidak sengaja berbincang dengan penjual mie ayam lempar terbang ini yang letaknya berada di Jl. Kolonel Sugiyono tepatnya dekat Taman Siswa. Sebut saja Pak Ali, Ali Fauzi yang membuka usaha mie ayam ini dari tahun 1990.
ADVERTISEMENT
“Saya membuka usaha ini sekitar dari tahun 1990,” Pak Ali, pria paruh baya yang saat ini tinggal di Kelurahan Sorosutan, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta tetapi masih kuat untuk usaha mie ayam ini yang sudah terbilang cukup lama.
"Sekitar tahun 1990-an pindah ke Yogyakarta agar lebih dekat dengan orang tua istri saya. Lalu saya melihat bisnis mie ayam di Yogyakarta tidak terlalu banyak. Pada waktu itu kuliner yang sedang terkenal adalah mie ayam pangsit yang jauh sebelumnya baru terkenal di Jakarta dan Jawa Barat," Pak ali menambahkan.
Pak Ali ini memiliki cara memasak yang sangat unik yaitu dengan melemparkan mie ke udara. Biasanya ketika sebelum melempar mie, penjual akan mengetukkan sumpit pada panci dua kali atau tiga kali sebagai kode agar tidak ada yang berjalan di belakangnya pada saat mie dilempar. Selain itu, mie ayam ini buka malam hari pada jam yang tidak menentu.
ADVERTISEMENT
“Saya selalu kesini dan rasanya benar-benar tidak berubah dari dulu, rasanya yang gurih membuat saya ketagihan ingin kesini lagi,” Ujar Hasan, salah satu pembeli.
Kepopuleran warung pinggir jalan yang sederhana ini bukan hanya karena status warungnya yang melegenda. Namun, pecinta kuliner rela mengantri karena rasanya tidak pernah berubah. Teksturnya tetap lembut dan membuat lidah terus bergerak. Ukuran porsinya tidak sedikit, sehingga makan malam di sini cukup puas.
Harganya yang murah salah satu incaran kebanyakan masyarakat, dan cita rasanya yang memuaskan. Dalam sehari Pak Ali mampu menghabiskan sekitar 25 kg mie atau sekitar ratusan porsi mie ayam.
Mie ayam ini pun dijual hanya dengan harga Rp 10 ribu sudah mendapatkan semangkuk mie ayam dengan potongan ayam melimpah disertai pangsit kering yang membuat cita rasa mie ayam tersebut semakin lengkap.
Mie ayam lempar terbang. Sumber : dokumen pribadi