Membandingkan Penempatan Iklan Produk pada Sinetron dan Drama Korea

Review Drakor
Review drama dan film Korea, annyeong~
Konten dari Pengguna
29 Agustus 2020 15:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Review Drakor tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Samsung Galaxy Z Flip. Foto: Reuters/Stephen Lam
zoom-in-whitePerbesar
Samsung Galaxy Z Flip. Foto: Reuters/Stephen Lam
ADVERTISEMENT
Selain jalan cerita dan pemerannya, hal lain yang mencuri perhatian penonton dari drama Korea adalah penempatan iklannya atau yang dalam bahasa ekonominya disebut product placement.
ADVERTISEMENT
Dalam drama Korea, pihak produksi memiliki cara tersendiri untuk menaruh iklan produk dalam jalan ceritanya. Misalnya saja dengan memberikan model ponsel terbaru untuk digunakan oleh pemeran utamanya.
Dalam drama 'Was It Love?' para penonton akan melihat Song Ji Hyo yang menggunakan produk Samsung Galaxy Z Flip. Sejak awal episode 'Was It Love?' tokoh Noh Ae Jung yang diperankan Song Ji Hyo memang sudah menggunakan Samsung Galaxy Z Flip yang merupakan sponsor dari drama tersebut.
Salah satu drama Korea yang memiliki banyak iklan dalam jalan ceritanya adalah 'Goblin'. Dalam drama yang dibintangi oleh Gong Yoo ini penonton pastinya bisa menyadari beberapa produk yang diiklankan.
Misalnya saja saat Sungjae yang mengajari Gong Yoo dan Lee Dong Wook menggunakan smartphone. Dalam beberapa adegan tampak anggota BTOB tersebut menjelaskan spesifikasi ponsel tanpa menyesor brand Samsung.
ADVERTISEMENT
Adegan ini sama sekali tak merusak jalan cerita yang tengah ditampilkan. Justru sebaliknya, hal ini makin menguatkan persepsi kalau tokoh yang diperankan oleh Gong Yoo dan Lee Dong Wook yang hidup ratusan tahun memang tak paham mengenai teknologi terkini.
Atau saat Lee Dong Wook yang sedang mabuk cinta jadi selalu membeli ayam goreng untuk makan malam. Penonton akan melihat bagaimana pihak produksi sengaja memperlihatkan kemasan ayam goreng yang memiliki brand.
Lalu adegan saat Kim Go Eun sedang kencan dengan Jung Hae In di Baskin-Robbins. Atau saat Kim Go Eun diterima sebagai mahasiswa dan mendapat hadiah berupa kamera Canon tebaru.
Meski iklan yang ditampilkan sangat banyak, jalan cerita dalam drama goblin tidaklah terganggu karena product placement sangat halus. Karena penyisipan produk disesuaikan dengan jalan cerita sehingga terasa begitu menyatu tanpa merusak emosi penonton.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana dengan iklan di sinetron?
Tak jauh berbeda dengan drama Korea, sinetron juga menampilkan banyak iklan dalam jalan ceritanya. Bedanya, iklan dalam sinetron justru terkadang tak masuk akal dan sangat mengganggu penonton yang sedang fokus mengikuti jalan ceritanya.
Dalam beberapa kasus, tokoh utama dalam sinetron tiba-tiba menyanyikan jargon dari produk yang diiklan. Hal ini justru sangat aneh dan bikin heran karena sebelumnya kedua tokoh dalam sinetron tersebut sedang mendiskusikan hal berbeda.
Kalau dalam drama Korea, sang tokoh utama hanya menampilkan produknya dan mereknya lalu mengkonsumsinya. Sedangkan di sinetron, akan dijelaskan kandungan produk, harga, hingga di mana barang bisa dibeli. Jadinya untuk iklan saja bisa memakan waktu hingga dua menit.
ADVERTISEMENT
Atau kamu pasti sudah enggak asing lagi dengan editan baliho di tempat yang tak masuk akal. Di hutan, di taman, di pinggir jalan, atau di mana saja sesuka hati yang produksi sinetron. Entah apa yang dipikirkan mereka.
Belum lagi saat salah tokohnya membawa produk yang diiklankan dalam jumlah yang berlebihan. Berasa kayak lihat sales yang sedang jelasin produk di TV.
Untuk sebagian besar penonton, penempatan iklan ini justru sangat mengganggu. Bukannya jadi pengin beli, tak jarang saat adegan iklan dalam sinetron ditampilkan, penonton lebih memilih untuk mengganti channel.
Seandainya merek, logo, atau identifikasi produk lainnya secara cermat dimasukkan ke dalam alur cerita, mungkin saja penonton dapat terpapar dan terpengaruh ingin membeli sebelum mereka sempat berpindah ke saluran televisi lainnya
ADVERTISEMENT