Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Lady Bird, Masa Remaja yang Dilalui sampai Khatam
30 Januari 2018 19:30 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
Tulisan dari Review Sinema tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Christine McPherson adalah nama asli Lady Bird. Ia datang dari keluarga sederhana. Rumahnya bukan rumah idaman. Di tengah film, ayahnya dipecat, dan menjadi pengangguran.
ADVERTISEMENT
Berkali-kali Lady Bird diingatkan soal hal ini oleh ibunya. Ia dipaksa untuk melihat kenyataan bahwa tidak semua hal bisa ia peroleh.
Lady Bird tak peduli. Ia tetap ngotot mengejar angan-angan. Meskipun, tidak cukup ia sadari, bahwa ia pun tidak benar-benar tahu apa yang ia inginkan.
Lady Bird juga suka mencoba hal-hal baru. Saat ia ulang tahun ke 18, saat itu juga ia mengetahui rasanya membeli rokok dan majalah porno secara legal.
Kesukaannya akan hal-hal baru (yang menurutnya keren) juga terjadi dalam hal pertemanan. Lewat kebohongan demi kebohongan, Lady Bird menjadi seorang tukang panjat sosial ulung.
Pokoknya, cara Lady Bird merayakan kehidupan adalah dengan bertindak semaunya. Seaneh apapun tindakannya, selama membuatnya senang, akan ia lakukan.
ADVERTISEMENT
Film karya Greta Gerwig ini bertutur dengan cara yang amat sederhana. Fokus terpaku di Lady Bird, yang diperankan oleh Saoirse Ronan. Alur cerita bergerak maju, mengikuti setiap langkah yang Lady Bird ambil.
Perpindahan dari adegan ke adegan berjalan cepat. Progres cerita begitu natural; waktu nyaris tidak terasa.
Walaupun, lewat gips pink yang sempat Lady Bird pakai (dan lepaskan setelahnya), serta perubahan pada diri kakak dan ayahnya Lady Bird, kita tahu bahwa sebuah kehidupan sedang berlangsung.
Dalam tuturnya yang sederhana itu, penopang utama Lady Bird mungkin memang ada pada karakter-karakternya. Dari orang tua, kakak, teman, guru, hingga pacar Lady Bird, semua mempunyai kedalamannya masing-masing. Mereka berperan besar dalam masa perjalanan Lady Bird menuju dewasa.
ADVERTISEMENT
Proses pendewasaannya Lady Bird bukan dipicu oleh satu peristiwa saja. Lady Bird menjadi dewasa justru setelah melihat kehidupan banyak orang. Lewat berbagai pertemuan, ia sadar siapa dia, dan di mana seharusnya ia berada.
Di awal, Lady Bird mungkin tak ubahnya seorang alay yang menentukan sendiri namanya. Segenap pertimbangannya juga selalu berpusat kepada dirinya sendiri. Namun, di akhir, kita tahu bahwa ia telah berubah. Di New York, Lady Bird kembali menjadi Christine McPherson--dengan jiwa seorang Lady Bird.
Akhirnya, dunia remaja dalam Lady Bird hanyalah sebuah fase pelik, tanpa momen pamungkas apapun. Semua ada untuk dilalui sampai khatam. Bukan untuk diromantisir atau diindah-indahkan.
"Lady Bird, singing in the dead of night. Take these broken wings and learn to fly. All your life, you were only waiting for this moment to arise."
ADVERTISEMENT