Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Bahaya Sampah Plastik yang Sering Diabaikan
31 Desember 2022 11:40 WIB
Tulisan dari REVITA NINDIA AGUSTIN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi sampah plastik (sumber : https://www.pexels.com)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gnf1sfe9hg19ehz55kvth6rv.jpg)
ADVERTISEMENT
Sampah plastik merupakan masalah yang sedang berkembang di seluruh dunia. Bahkan di negara maju, sampah plastik telah menjadi masalah lingkungan yang serius. Plastik sendiri merupakan sampah berbahaya yang sangat sulit dihancurkan. Seperti yang diketahui, hampir setiap orang saat ini memiliki plastik, baik dalam bentuk kaleng, botol, sendok, atau yang paling sering digunakan adalah kantong plastik. Diperlukan waktu beberapa tahun, bahkan mungkin satu setengah tahun untuk membuat satu kantong plastik dapat terurai dengan sempurna. Ini karena plastik tidak dapat terurai oleh bakteri, sehingga bertahan dalam lingkungan dengan waktu yang cukup lama.
ADVERTISEMENT
Sampah plastik dapat membahayakan kesehatan manusia karena mereka mengandung zat beracun. Banyak zat beracun yang dapat terkumpul dalam sampah plastik, termasuk timbal dan fosfat. Ini berarti bahwa ketika orang menghirup udara atau konsumsi makanan yang telah tercemar dengan sampah plastik, mereka dapat menderita keracunan.
Mayoritas masyarakat Indonesia membuang atau memusnahkan sampah plastik dengan cara dibakar dan dibuang ke sungai, hal ini merupakan sebuah kebiasaan fatal, karena ketika sampah plastik dibakar, maka akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakarannya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai zat dioksin, senyawa ini sangat berbahaya jika terhirup manusia. Dampaknya akan memicu penyakit kanker, hepatitis, gangguan sistem saraf, dan memicu depresi. Sampah plastik juga bisa menyebabkan banjir, karena dapat membuat saluran air menjadi terhambat. Sehingga menyebabkan banjir dan bahkan dapat merusak turbin waduk.
ADVERTISEMENT
Plastik menyumbang hampir setengah dari semua sampah yang dibuang ke laut dan mengakibatkan kerusakan ekologis yang besar. Jumlah plastik yang dibuang secara tidak sengaja ke laut berpotensi mencapai 14 juta ton per tahun, dan ini menyebabkan polusi laut yang luas dan membawa dampak negatif yang luas pada ekosistem laut. Menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2016 oleh Sekretariat Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati , sampah di lautan telah membahayakan lebih dari 800 spesies. Dari 800 spesies tersebut, 40% di antaranya adalah spesies mamalia laut, dan 44% adalah spesies burung laut. Kemudian diumumkan pada Konferensi PBB pada tahun 2017 bahwa plastik di lautan telah membunuh 1 juta burung laut, 100 ribu mamalia laut, kura-kura laut, dan ikan-ikan dalam jumlah besar setiap tahun. Hal ini sangat membahayakan populasi hewan laut.
ADVERTISEMENT
Kerusakan ekologis yang disebabkan oleh sampah plastik sangat berbahaya. Plastik dapat menghalangi nutrisi yang dibutuhkan oleh organisme laut untuk bertahan hidup. Plastik juga dapat merusak habitat laut.
Menurut laporan terbaru dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan bangsa-bangsa pada selasa, 7 Desember 2021, menyebut bahwa jumlah polusi mikroplastik di dalam tanah lebih besar dibandingkan di lautan.
Tanah merupakan tempat utama untuk menampung sampah plastik dan diketahui mengandung mikroplastik dalam jumlah yang lebih banyak daripada lautan pada umumnya. Mikroplastik dapat digunakan dalam penyimpanan makanan, dapat membantu ketahanan dan keamanan pangan, serta berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Sampah plastik dapat menutupi lahan pertanian, menyebabkan kerugian ekonomi, dan mengurangi ketersediaan makanan.
Sampah plastik juga dapat menyebabkan polusi udara. Ketika sampah plastik terbakar, berbagai zat beracun yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius dapat dilepaskan ke udara. Ini dapat menyebabkan asma, batuk, infeksi paru-paru, dan bahkan kanker.
ADVERTISEMENT
Proses pembakaran plastik akan menghasilkan asap yang mengandung gas yang mudah terbakar, seperti hidrogen sianida dan metil monoksida. Hidrogen sianida adalah polimer yang berbahan dasar senyawa anorganik, sedangkan karbon monoksida merupakan hasil proses pembakaran yang kurang murni. Inilah yang menyebabkan plastik menjadi penyebab utama pencemaran udara dan merusak efek pemanasan global pada lapisan ozon.
Menurut studi dari University of Leeds, mengungkapkan bahwa jika tidak ada perubahan signifikan pada aksi daur ulang sampah plastik, maka diperkirakan Bumi akan memiliki 1,3 miliar ton sampah plastik pada 2040.
Untuk mengurangi dampak sampah plastik, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah mengurangi penggunaan plastik sampai serendah mungkin. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan, di antaranya :
ADVERTISEMENT