Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
AI untuk Pelestarian Lingkungan
13 Oktober 2024 10:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Rexzy Febriano Chasan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bayangkan sebuah dunia di mana AI (Artificial Intelligence ) juga teknologi lainnya dan alam berjalan beriringan, saling mendukung satu sama lain. Kedengarannya seperti mimpi, kan? Tapi tunggu dulu, jangan buru-buru menganggapnya sebagai khayalan belaka. Kenyataannya, kita sedang berada di ambang era baru di mana kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) mulai memainkan peran penting dalam upaya pelestarian lingkungan. Yap, teknologi canggih ini tidak hanya untuk membuat asisten virtual yang bisa menjawab pertanyaan kita atau mengalahkan manusia dalam permainan catur. AI kini menjadi sekutu tak terduga dalam perjuangan kita melawan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
ADVERTISEMENT
AI Mempunyai Mata dan Telinga
Coba bayangkan sebuah drone yang terbang di atas hutan Amazon, memindai setiap sudut untuk mendeteksi penebangan pohon liar. Atau sensor pintar yang tersebar di lautan, menganalisis tingkat polusi dan pergerakan ikan dengan akurasi tinggi. Keren, bukan? Ini bukan cuma angan-angan lho, tapi sudah jadi kenyataan berkat AI. Teknologi ini memberi kita "mata dan telinga" tambahan untuk memantau kesehatan planet kita dengan detail yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Dr. Lucas Joppa, Chief Environmental Officer di Microsoft, menambahkan, "AI membuat kita untuk dapat menganalisis data lingkungan dalam skala dan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini membuka pintu bagi pemahaman yang lebih dalam tentang ekosistem kita dan cara terbaik untuk melindunginya."
ADVERTISEMENT
AI Memprediksi Cuaca
Tapi AI bukan hanya soal mengumpulkan data. Dia juga jagoan dalam mengolah informasi rumit menjadi wawasan yang bisa ditindaklanjuti. Misalnya, AI bisa memprediksi pola cuaca ekstrem dengan lebih akurat, membantu kita lebih siap menghadapi bencana alam. Studi yang diterbitkan di "Environmental Modelling & Software" mendemonstrasikan bagaimana model AI dapat meningkatkan akurasi prediksi curah hujan ekstrem hingga 30% dibandingkan metode tradisional. Atau AI yang bisa merancang bangunan super efisien energi, membantu kita mengurangi jejak karbon tanpa mengorbankan kenyamanan hidup.
Selain kemampuannya dalam menganalisis data dan memprediksi pola, AI juga berperan sebagai katalisator untuk inovasi hijau di berbagai sektor. Misalnya, dalam bidang pertanian, AI membantu petani mengoptimalkan penggunaan air dan pupuk, mengurangi limbah, dan meningkatkan hasil panen secara berkelanjutan. Di sektor energi, AI digunakan untuk mengoptimalkan jaringan listrik pintar (smart grids), memaksimalkan efisiensi pembangkit listrik tenaga surya dan angin, serta memprediksi permintaan energi dengan lebih akurat.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, seperti halnya teknologi lain, AI juga punya tantangannya sendiri. Ada kekhawatiran soal privasi data, atau kemungkinan AI membuat keputusan yang malah merugikan lingkungan jika tidak diprogram dengan benar. Belum lagi, energi yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem AI itu sendiri bisa jadi cukup besar. Sebuah studi di "Science of The Total Environment" mengungkapkan bahwa pusat data AI dapat mengonsumsi energi setara dengan kota kecil [5]. Tapi hey, bukankah setiap solusi besar selalu datang dengan tantangan? Yang penting adalah bagaimana kita menyikapinya.
Kesimpulan
Jadi, apa kesimpulannya? AI untuk pelestarian lingkungan bukanlah tongkat ajaib yang bisa menyelesaikan semua masalah lingkungan dalam sekejap. Tapi, ia adalah alat yang sangat potensial yang bisa membantu kita mengambil langkah besar dalam menjaga kelestarian bumi. Dengan AI di sisi kita, kita punya kesempatan lebih baik untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Tantangannya sekarang adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan potensi AI ini dengan bijak, sambil tetap menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pelestarian alam.
ADVERTISEMENT
Ingat, teknologi sekeren apapun tetap butuh tangan manusia untuk mengarahkannya. Jadi, mari kita sambut AI sebagai sekutu dalam perjuangan melestarikan lingkungan, tapi tetap ingat bahwa tanggung jawab utama tetap ada di pundak kita semua.
Daftar Pustaka
Joppa, L. N. (2017). The case for technology investments in the environment. Nature, 325-328.
Scher, S., & Messori, G. (2018). Predicting weather forecast uncertainty with machine learning. Diva-portal, 144(717), 2830-2841.