Konten dari Pengguna

Benarkah Organisasi Mahasiswa Kini Makin Toxic?

Reza Athabi Zayeed
Fresh Graduate Program Studi Manajemen SDM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
21 November 2023 17:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Reza Athabi Zayeed tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Organisasi mahasiswa dari BEM Seluruh Indonesia membawa bendera mereka saat gelar aksi unjuk rasa di depan kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Senin (28/3/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Organisasi mahasiswa dari BEM Seluruh Indonesia membawa bendera mereka saat gelar aksi unjuk rasa di depan kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Senin (28/3/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belakangan ini isu seputar menurunnya minat mahasiswa dalam berorganisasi semakin ramai diperbincangkan di sosial media. Disinyalir penyebab terkuat dari makin menurunnya minat mahasiswa dalam berorganisasi adalah karena lingkungan dan iklim organisasi yang toxic. Beberapa hal yang dapat menggambarkan ketoxican tersebut adalah seperti rapat hingga larut malam, keterlambatan dalam sebuah acara hingga berjam-jam, sampai pergantian kepengurusan yang hingga berminggu-minggu.
ADVERTISEMENT
Nampaknya ketoxican tersebut mendatangkan perkara besar yang sekarang dihadapi oleh organisasi-organisasi mahasiswa. Indikasinya adalah dilihat dari makin berkurangnya jumlah pendaftar organisasi mahasiswa setiap tahunnya. Tidak cukup sampai di situ, para anggota atau kader dari organisasi mahasiswa pun mulai berkurang minatnya dalam mengikuti setiap agenda dan kegiatan yang diadakan.
Ketoxican tersebut nampaknya memberi pengaruh secara mental psikologis kepada para anggota atau kader dari setiap organisasi. Dampak tersebut dapat dilihat dari makin acuh dan lunturnya komitmen para anggota atau kader kepada organisasi yang diikutinya.
Fenomena tersebut merupakan suatu cara untuk menghindar dari ketoxican yang ada. Jika dilihat berdasarkan aspek demografi, rata-rata usia anggota organisasi mahasiswa berkisar dua puluhan tahun yang lahir dari tahun 2000-an. Artinya secara generasi termasuk kategori Gen-Z. Gen-Z seperti kata Prof Renald Khasali merupakan generasi strawberry.
ADVERTISEMENT
Strawberry merupakan buah yang manis tetapi lembek. Kiranya seperti itulah permisalan yang dapat menggambarkan karakteristik Gen-Z. Salah satu karakteristik Gen-Z yang paling unik menurut saya adalah tingkat kreativitas dan keakraban dengan teknologi yang cukup tinggi tetapi di sisi lain tidak cukup kuat untuk menahan segala bentuk tekanan dan stres yang bersinggungan dengan ranah emosionalnya.
Hal itu akan memberikan dampak yang kurang baik terhadap ketahanan dan kesehatan mental yang dialaminya. Maka tidak heran jika fenomena sekarang yang terjadi pada rata-rata organisasi mahasiswa adalah para anggota cenderung menjauhi setiap agenda dan kegiatan yang berpotensi memberikan dampak toxic terhadap kesehatan mentalnya.
Apalagi belakangan ini, isu mengenai kesehatan mental juga sedang booming di sosial media. Masyarakat sudah mulai teredukasi dengan hadirnya berbagai macam konten mengenai mental health di jagad maya. Hal itu juga turut membentuk pola pikir dan cara pandang mahasiswa zaman sekarang dalam menjaga kesehatan mentalnya.
ADVERTISEMENT
Mereka mulai sadar dan peduli mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental. Hal-hal yang menurut mereka dapat menyebabkan mentalnya terganggu, mereka tinggalkan. Termasuk setiap aktivitas dan kegiatan organisasi yang menurut mereka “Toxic”.
Terlepas dari fenomena yang terjadi, apa pun persoalannya, kesehatan mental merupakan suatu hal yang harus kita jaga karena sehat secara mental akan menjaga kesehatan secara fisik. Hal ini merujuk apa yang dipikirkan oleh Sigmund Freud, seorang bapak psikologi modern dengan psikonalisisnya. Menurut beliau, aktivitas sadar seorang manusia hampir seluruhnya bergantung dari alam bawah sadarnya.
Alam bawah sadar yang dimaksud berkaitan erat dengan dimensi kejiwaan manusia. Bentuk ekspresi dari kondisi jiwa manusia terlihat dari aktivitas mentalnya. Artinya semakin sehat mentalnya, semakin sehat pula jiwanya dan kesehatan mental tersebutlah yang dapat menjaga kesehatan fisiknya.
ADVERTISEMENT
Beberapa hal yang dapat dicoba untuk menjaga kesehatan dan ketahanan mental dari berbagai macam tekanan atau stres yang mengganggu adalah dengan memiliki abundance mindset. Abundance mindset adalah suatu pola pikir yang berkecukupan, selalu merasa cukup dengan apa yang ia punya.
Tidak mencari-cari kekurangan yang tidak penting, tapi malah selalu berusaha bersyukur atas apa yang dialaminya. Seseorang yang memiliki mindset ini dapat selalu menyerap dan menebarkan energi positif di sekelilingnya. Energi-energi positif perlu ditebarkan untuk memberikan kenyamanan dan ketentraman jiwa.
Salah satu cara membentuk energi positif di lingkungan sekitar adalah dengan pola pikir yang positif, selalu bersyukur dan sabar atas segala hal yang dihadapi. Seseorang yang dalam dirinya telah tertanam kuat mindset ini akan dengan tenang menerima segala apa yang dialaminya.
ADVERTISEMENT
Baik itu hal yang mendatangkan kebaikan atau tidak. Karena orang dengan mindset ini telah mencapai level kecintaan tertinggi pada setiap aspek dalam kehidupannya, yaitu cinta tanpa syarat. Artinya tidak perlu syarat untuk mencintai segala hal yang dilaluinya dalam hidup.
Maka yang perlu menjadi perhatian bersama di tengah persoalan ketoxican organisasi mahasiswa masa kini adalah dimulai dari membenahi dan memperkuat pola pikir para anggotanya terlebih dahulu. Dengan menanamkan pola pikir tersebut pada setiap diri masing-masing anggota organisasi diharapkan muncul suatu kesadaran untuk tidak melakukan hal-hal yang sia-sia yang justru malah dapat menimbulkan ketoxican di lingkungan organisasi.
Tetapi justru menimbulkan kesadaran untuk selalu menebarkan energi dan pola pikir yang positif pada lingkungan organisasi. Dengan rasa syukur, sabar, dan ikhlas serta ditambah kekuatan dari abundance mindset akan memberikan angin segar bagi permasalahan yang sekarang sedang terjadi.
ADVERTISEMENT