Joni, Pahlawan Kecil dari Atambua

Reza Reflusmen Jr
Diplomat. Pernah bertugas di Karachi, Pakistan dan Bucharest, Rumania. Gemar berita olahraga. Sesdilu ke-61. Tidak sabar menanti Asian Games 2018.
Konten dari Pengguna
17 Agustus 2018 22:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Reza Reflusmen Jr tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Joni, Pahlawan Kecil dari Atambua (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Joni, Pahlawan Kecil dari Atambua (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Aksi heroik terjadi di lapangan upacara Desa Silawen, Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur pada Jumat, 17 Agustus 2018. Seorang anak bernama Johannes Abekalla, siswa kelas VII SMP Negeri 1 Silawen beraksi memanjat tiang bendera untuk mengambil ujung tali yang terputus agar Sang Saka Merah Putih dapat berkibar pada upacara pagi tersebut.
ADVERTISEMENT
Upacara yang dipimpin oleh Wakil Bupati Belu, JT Ose Luan, awalnya berjalan lancar. Peserta upacara yang berlangsung di lapangan Desa Silawen yang berlokasi di pinggir pantai mulai mendatangi lokasi sekira pukul 08.00-09.00 WITA.
Peserta upacara terdiri dari murid, SD, SMP, SMA, aparatur sipil negara (ASN), dan prajurit TNI yang bertugas di lokasi yang tak jauh dari perbatasan Republik Indonesia-Timor Leste atau dikenal dengan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain.
Setelah sejumlah prosesi upacara dijalankan seperti pembacaan teks Proklamasi, mengheningkan cipta, dan pembacaan doa, lalu tibalah saat penaikan bendera Sang Merah Putih. Pasukan pengibar bendera lantas berbaris dan memasuki lapangan dengan formasi berbaris yang tentunya telah mereka latih jauh-jauh hari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Namun saat tiba bendera Merah Putih dibentangkan tim pengibar bendera, ujung tali yang mengikat bagian merah bendera terlepas. Tali yang terlepas tersebut merangsek naik ke ujuang tiang karena tarikan pengibar bendera.
Sempat terasa kekalutan menyelimuti semua yang terlibat upacara tersebut, termasuk penulis yang hadir di lokasi sebagai bagian dari peserta Diklat Sesdilu Angkatan ke-61, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang berada di Atambua untuk melakukan kegiatan pelayanan masyarakat dan belajar mengenai wilayah perbatasan RI-Timor Leste.
Di tengah suasana yang terasa ganjil penulis rasakan, lalu seorang anak berbaju SMP muncul ke tengah lapangan dengan bertelanjang kaki. Ia menuju tiang bendera dan memanjatnya untuk meraih ujung tali yang lepas.
Joni bocah pemanjat tiang bendera (Foto: Dok, Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (SESDILU))
zoom-in-whitePerbesar
Joni bocah pemanjat tiang bendera (Foto: Dok, Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (SESDILU))
“Pak Camat saya lihat berusaha mencari siapa yang bisa membantu mengambil ujung tali,” ujar M. Aji Surya, Direktur Sesdilu Kemlu yang duduk dengan Camat Silawen di belakang posisi berdirinya Wakil Bupati Belu.
ADVERTISEMENT
Jelas sekali keyakinan anak tersebut, yang kemudian diketahui bernama Johannes atau dipanggil Joni, memanjat tiang bendera. Ia sangat percaya diri. Banyak yang berteriak agar ia membatalkan niatnya. Namun Joni terus memanjat. Sekilas penulis melihat senyum Joni saat ia berhenti di tengah tiang, seperti tengah menarik napas dan menghimpun tenaga.
Ia terus memanjat hingga meraih ujung tali. Ujung tali lantas ia gigit dan Joni turun dengan membawa ujung tali tersebut. Sejumlah panitia dan petugas yang sudah menjaga tiang agar tetap stabil saat dipanjat lalu membantu Joni turun ke tanah dan memperbaiki ikatan tali ke bendera.
Pasukan pengibar bendera selanjutnya berhasil mengerek Sang Merah Putih sehingga dapat berkibar pada upacara tersebut.
Joni, Pahlawan Kecil dari Atambua (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Joni, Pahlawan Kecil dari Atambua (Foto: Istimewa)
Selanjutnya, saat tiba kesempatan Wakil Bupati Belu memberikan pidato, ia lebih dulu meminta Joni untuk berdiri di sisinya. JT Ose Luan menyampaikan terima kasih pada Joni seraya menekankan agar peristiwa yang baru terjadi tidak dimaknai dengan pendapat-pendapat negatif.
ADVERTISEMENT
“Saya tahu pasti akan banyak ini di Facebook. Ini hanya sedikit hal kecil. Justru ini meningkatkan keyakinan bahwa kita merdeka melalui perjuangan. Sekali merdeka tetap merdeka dan kita tidak akan pernah melangkah mundur satu jengkal pun,” ujarnya.
Peristiwa unik ini sempat diabadikan oleh rekan Diklat Sesdilu, antara lain Ika Silalahi dan Saud Ringo. Beberapa potongan foto aksi Joni juga dapat dilihat di akun Instagram penulis @r.r.junior.
Kejadian ini mewarnai perjalanan belajar dan melayani masyarakat oleh 32 orang diplomat muda Kemlu di Atambua, Kebupaten Belu, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 14-18 Agustus 2018.
Selain mengikuti upacara, para diplomat muda juga berbagi pengalaman kepada siswa SD Wirasakti Atambua, SMPN 1 Atambua, SMA Katolik Surya, dan IISIP Fajar Timur di Atambua.
ADVERTISEMENT
Selain itu peserta diklat juga berkesempatan bertemu dengan sekitar 150 kepala sekolah dan guru yang ada di Belu pada pertemuan di kantor Dinas Pendidikan Belu.
Peristiwa yang disaksikan merupakan contoh semangat dan pengorbanan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai kepahlawanan telah muncul di diri Joni, yang meskipun bertubuh kecil tapi tak kenal takut demi berkibarnya Sang Merah Putih.
Dirgahayu Indonesia ke-73 dan Salam Kemerdekaan dari Atambua.
Joni, Pahlawan Kecil dari Atambua (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Joni, Pahlawan Kecil dari Atambua (Foto: Istimewa)