Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Tanah Belu Tak Akan Terlupa
18 Agustus 2018 12:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Reza Reflusmen Jr tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Sabtu 18 Agustus 2018, usai sudah petualangan di Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tanah Belu yang berarti tanah sahabat memberikan kesan mendalam kepada diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
ADVERTISEMENT
Sebagai peserta Diklat Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan ke-61 Kemlu, perjalanan ke Kabupaten Belu dan sekitarnya dimulai pada 14 Agustus 2018 lalu, menorehkan banyak pengalaman yang penting. Pengalaman itu dapat menjadi modal dalam melaksanakan tugas-tugas diplomasi di masa depan.
32 diplomat muda yang rata-rata telah bertugas 10-11 tahun ini melihat langsung tantangan di wilayah perbatasan. Tak hanya tantangan, inspirasi, dan semangat masyarakat juga melekat diingatan kami.
Di awal kunjungan, Dansa Tebe kami coba dengan riang di pendopo rumah Dinas Bupati Belu, Willybrodus Lay. Bupati ramah ini membukakan pintunya menerima kedatangan kami sembari bercerita kekayaan tenun setempat. "Mudah-mudahan tenun Belu bisa dibawa para diplomat ke internasional," ujar bupati putra daerah Atambua ini.
ADVERTISEMENT
Berdiri di depan kelas pun telah dirasakan. Disambut meriah siswa siswi dan pengajar SMPN 1 Atambua membuat kami haru. Sambutan meriah membuat kami tertegun di sekolah yang halaman masuknya masih berbatu-batu.
Kunjungan ke SD Wirasakti, SMA Katolik Surya dan IISIP Fajar Timur untuk berbagi pengalaman, malah membuat kami terinspirasi. Siswa-siswi yang kami temui ternyata menyimpan intelegensi luar biasa.

Bersama Siswa Kelas XI IPS SMAK Surya, Atambua, 15 Agustus 2018
Begitupula pertemuan dengan kepala sekolah dan guru di Dinas Pendidikan Belu. Ternyata pertemuan ini membuat kami paham mengapa pelajar di Belu memiliki semangat NKRI yang kuat, kegigihan belajar, dan inspirasi kuat. Ternyata para guru inilah penyuntiknya.
Di tengah terbatasnya fasilitas belajar, jumlah buku ajar, dan rendahnya upah guru komite, mereka tetap semangat dalam memberikan mimpi kepada para siswanya. Karena sasa sayang pada murid, mimpi para guru ini pun tak jauh dari memberikan yang terbaik bagi para siswa.
ADVERTISEMENT
Mereka mendambakan hal-hal seperti fasilitas internet, ketersediaan buku, sampai kesetaraan ijazah murid-murid mereka asal Timor Leste.

Pertemuan dengan Kepala Sekolah dan Guru Kabupaten Belu, 16 Agustus 2018
Meski beda negara, mereka tak tutup mata nasib murid negara sebelah. Fasilitas internet meskipun sudah tersedia, namun belum merata ke sekolah-sekolah yang agak jauh dari pusat kabupaten.
Kunjungan juga terasa wow atas aksi heroik Yohanes Marchal Lau alias Joni. Joni memanjat tiang bendera agar Sang Merah Putih dapat berkibar di lapangan upacara Desa Silawen yang terletak di batas RI - Timor Leste. Aksi Joni viral di media sosial.

Joni memanjat tiang bendera di Desa Silawan, Belu, 17 Agustus 2018
Selain siswa, guru, dan Joni, banyak lagi sosok hebat yang kami jumpai. Para petugas ASN di PLBN Motaain, jajaran ASN Pemkab Belu, pelayan di hotel Matahari hingga kernet dan supir bus sewaan. Semua selalu ringan tangan dan membantu dengan senyum.
ADVERTISEMENT
Pengalaman makin lengkap dengan renungan suci di Taman Makam Pahlawan Seroja. Semoga doa-doa yang kami dengarkan di Belu disambut oleh Tuhan Yang Maha Kuasa karena kemuliaan masyarakatnya.

(Pusara Para Pahlawan di TMP Seroja Atambua, 17 Agustus 2018)
Hari ini kami meninggalkan Belu, namun kita masih akan terus bersama-sama. Seperti kisah di lagu Oras Loro Malirin dalam bahasa Tetun yang berkali-kali kami senandungkan di Belu.
Terima kasih Rai Belu, tanah sahabat.
Lirik lagu
ORAS LORO MALIRIN (Lagu Rakyat Belu)
Ciptaan NN
oras loro malirin,
teu tanis lakateu tanis,
tanis na'ak nian ina, ro sina sa'e ro sina.
Taka sela ba kuda,
lun turu bete lun turu, bete keta lun turu,
mai kikar ba mai kikar
ADVERTISEMENT
ohin kala serani
ai ida mutu ai ida
autan ami ain foho
ain tasi ami ain tasi
oras loro malirin,
teu tanis lakateu tanis,
tanis na'ak nian ina, ro sina sa'e ro sina
Terjemahannya.
Waktu surya terbenam
menangislah burung merpati
sedih tertinggal induknya
yang menghilang di bawa kapal.
pasang pelana kuda
air mata gadis bercucuran
janganlah gadis menangis
kupergi dan akan kembali
malam ini berkumpul
kita masih bersama sama
besok kamikan ke gunung
kamu akan menuju laut
Sumber lirik: grimuk.blogspot.com