Kenapa Harga Saham Bisa Naik dan Turun

Reza Saefullah
Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
2 Maret 2022 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Reza Saefullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi dari shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi dari shutterstock.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Transaksi dipasar saham itu apabila ada pembeli dan penjual yang sepakat, untuk jual beli saham tertentu di harga yang sama. Konsepnya sama dengan transaksi jual beli dipasar tradisional yakni adanya penjual dan pembeli. Penjual ingin menjual barangnya dengan harga tinggi, sementara pembeli ingin membeli barang dengan harga yang murah.
ADVERTISEMENT
Misalkan ada dua kelompok, ada kelompok yang ingin membeli saham Bank BRI serta ada juga kelompok penjual yang ingin menjual saham Bank BRI, kelompok pembeli ingin membeli sahamnya seharga Rp3.600 sedangkan kelompok penjual ingin menjual sahamnya di harga Rp3.610. Dalam keadaan ini belum ada transaksi jual beli saham, karena belum adanya kesepakatan harga antara pembeli dan penjual.
Pergerakan lahir dari kekuatan beli atau biasa disebut buying power dan kekuatan jual atau selling power dari para pembeli dan penjual yang ada dipasar saham. Seandainya buying power disuatu saham itu lebih tinggi dibanding selling power nya berarti lagi ada banyak permintaan pembelian untuk saham tersebut. Jika ada dorongan kuat untuk membeli saham tertentu meskipun penjual memasang harga diatas, tetap saja para pembeli akan membeli tawaran jual tersebut transaksi hal ini yang mendorong harga saham untuk terus naik begitu juga sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham yakni kinerja perusahaan, sentiment industri, aksi korporasi, kondisi ekonomi.
Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang dilaporkan oleh perusahaan setiap kuartil atau setiap tahun. Pada laporan keuangan kita bisa melihat kinerja perusahaan yang tercermin pada financial statement, balance sheet, dan cash flow statement, terbitnya laporan keuangan sering sentiment positif dan negatif. Sentimen ini lah yang akan mendorong perubahan harga saham.
Sentiment Industri
Sentiment industri ini biasanya di picu dengan kondisi eksternal atau kebijakan tertentu yang bisa mempengaruhi kinerja bisnis dari sekor tertentu mulai dari harga bahan baku, nilai tukar rupiah, harga jual komoditas, sampai dengan tingkat suku bunga acuan. Misalnya tentang kenaikan atau keturunan suku bunga acuan, suku bunga ini sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
ADVERTISEMENT