Konten dari Pengguna

Transaksi Gas Rusia Menggunakan Rubel: Bagaimana Nasib Integrasi Uni Eropa?

Reza Santika
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Andalas
2 Juni 2022 18:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Reza Santika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Mata Uang Rubel. (Foto: Pexels.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mata Uang Rubel. (Foto: Pexels.com)
ADVERTISEMENT
Persoalan energi merupakan isu yang mulai dipertimbangkan, hal ini dikarenakan kebutuhan energi menjadi penting terutama bagi negara-negara Eropa untuk menjalankan roda industrinya. Sampai saat ini Rusia merupakan negara produsen energi gas alam maupun minyak bumi terbesar dan telah lama menjadi mitra ekonomi Uni Eropa, yang mana perusahaan energi multinasionalnya yaitu Gazprom menjadi perpanjangan tangan Rusia dalam kegiatan produksi dan distribusi perdagangan gas tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada 24 Februari 2022, ketika Rusia melakukan invasi ke Ukraina, negara-negara Uni Eropa dan negara Barat lainnya memberikan sanksi terhadap Rusia atas tindakannya tersebut. Melansir dari website Resmi Uni Eropa, dijelaskan beberapa sanksi yang diterapkan Uni Eropa terhadap Rusia mencakup sanksi dari sektor keuangan, pinjaman, energi, transportasi, teknologi, visa, dan media. Melihat sanksi yang diberikan dan ketegangan yang berlangsung membuat ekonomi Rusia terpukul diantaranya mempengaruhi nilai mata uang Rusia yaitu rubel. Melansir dari aljazeraa.com, mata uang Rusia sempat anjlok dan berada di posisi terendah terhadap Dolar, hal ini menyebabkan para investor yang berada di Rusia banyak yang memindahkan ke mata uang aman Seperti Dolar dan Yen.
Respon dari Rusia terhadap banyaknya sanksi diantaranya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden mengenai prosedur khusus bagi pembeli asing dalam memenuhi kewajiban mereka kepada pemasok gas alam Rusia yang berlaku pada 1 April 2022. Melansir dari Kremlin.ru website resmi Presiden Federasi Rusia, Keputusan yang telah ditandatangani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan skema pembayaran baru dalam transaksi gas alam mengharuskan penggunaan Rubel terhadap negara-negara asing yang melakukan “tindakan tidak bersahabat” dan Gazprombank yang merupakan bank resmi untuk tujuan Perintah Eksekutif ini, ditujukan untuk pembeli asing yang harus membuka akun Rubel tipe “K” dan akun mata uang tipe “K” dalam transaksi gas alam Rusia.
ADVERTISEMENT
Negara-negara anggota Uni Eropa merupakan konsumen dari sebagian besar pasokan gas Gazprom Rusia yang mana hubungan keduanya berada dibawah Long Term Supply Contracts (LTSCs). Dengan dikeluarkannya keputusan skema pembayaran baru dengan menggunakan rubel tentu akan memunculkan dilema bagi Uni Eropa, karena mekanisme baru berpotensi bertentangan dengan sanksi yang diberikan terhadap Rusia. Ditambah lagi keputusan ini tidak hanya sekedar gertakan semata dari Rusia, kenyataannya pada 27 April 2022 Gazprom telah menangguhkan pasokan gas ke beberapa negara anggota Uni Eropa yang menolak untuk melakukan transaksi sesuai dengan skema pembayaran baru menggunakan Rubel diantaranya Polandia dengan Perusahaan PGNiG dan Bulgaria dengan Perusahaan Bulgargaz.
Komisi Uni Eropa merespon mengenai permasalahan skema pembayaran ini, Melansir dari Sambutan Pembukaan Komisaris Simson Pada Konferensi Dewan Energi Luar Biasa 2 Mei 2022 dijelaskan bahwa Komisi Eropa telah memberikan panduan kepada negara anggota untuk menghadapi masalah pembayaran dalam rubel, dan mengenai penangguhan yang di alami Polandia dan Bulgaria, pasokan gas kedua negara akan dikirim dengan rute alternatif Yunani dan Jerman.
ADVERTISEMENT
Panduan yang diterbitkan Komisi Eropa dapat dikatakan tidak memberikan kepastian mengenai skema pembayaran baru apakah dapat melanggar sanksi Uni Eropa? Selain itu, Komisi Eropa tidak dapat menerima para perusahaan energi membuka rekening kedua dalam rubel seperti yang diminta Rusia dan panduan yang diberikan tidak secara eksplisit menjelaskan bahwa dengan membuka rekening baru dapat melanggar sanksi, melainkan hanya disebut sebagai “penghindaran sanksi”, hal ini di sampaikan oleh Eric Marmer pada Konferensi Pers 28 April 2022.
Penangguhan pasokan gas terhadap negara anggota Uni Eropa yang terbaru dialami oleh Finlandia. Melansir dari BBC News, Penolakan yang dilakukan Finlandia dalam menggunakan rubel untuk transaksi gas ke Rusia, menyebabkan Rusia memberhentikan pasokan gas ke Finlandia. Pemberhentian ini juga menyusul dengan pegumuman pengajuan Finlandia terhadap NATO. Meskipun beberapa negara-negara anggota Uni Eropa menolak, namun disisi lain juga masih banyak negara yang melakukan pembayaran ke Gazprom diantaranya Hungaria.
ADVERTISEMENT
Keputusan skema pembayaran baru yang di keluarkan Rusia dapat dilihat dari dua sisi. Bagi Rusia tentu dengan dikeluarkannya aturan baru yang mengharuskan transaksi gas menggunakan rubel dapat membantu menciptakan kestabilan keuangan Rusia dengan upaya peningkatan nilai mata uang rubel yang dulunya sempat anjlok dikarenakan pemberian sanksi-sanksi ekonomi oleh negara-negara Uni Eropa dan negara Barat.
Melansir dari CNBC.com, 7 maret 2022 rubel berada di level terendah yaitu 150 per dolar, namun pada 17 Mei 2022 level rubel 62 per dolar. Dapat dikatakan Rusia berhasil untuk memperbaiki nilai mata uang rubel dan strategi yang digunakan dalam transaksi gas alam tersebut selaras dengan kondisi negara-negara Eropa yang membutuhkan sumber energi seperti gas.
ADVERTISEMENT
Sedangkan disisi lain Uni Eropa mengalami dilema, meskipun selama invasi negara-negara Uni Eropa dapat membeli gas ke Rusia, namun sejak adanya keputusan skema pembayaran baru Komisi Eropa tidak secara eksplisit mengatakan adanya pelanggaran sanksi dan tidak memberikan solusi bagi tindakan negara-negara Uni Eropa yang membeli gas ke Rusia. Selain itu, seperti halnya Polandia setelah diberhentikan pasokan gas Rusia. Polandia tetap mendapatkan bantuan dari negara-negara Eropa lainnya, menyusul pemberhentian gas ke Bulgaria. Dapat dikatakan kebutuhan akan gas dari setiap negara anggota yang berbeda menjadi pemicu rusaknya integrasi bagi Uni Eropa, terdapat negara-negara anggota yang pasti untuk tidak menggunakan Rubel dalam transaksi gas seperti Polandia dan terdapat negara anggota yang membutuhkan gas Rusia dengan tetap melakukan transaksi.
ADVERTISEMENT
Sumber:
BBC News."Russia halts gas supplies to Finland", https://www.bbc.com/news/world-europe-61524933.
European Commission, "EU sanctions against Russia following the invasion of Ukraine",https://ec.europa.eu/info/strategy/priorities-2019-2024/stronger-europe-world/eu-solidarity-ukraine/eu-sanctions-against-russia-following-invasion-ukraine_en#:~:text=EU%20sanctions%20against%20Russia%20following%20the%20invasion%20of,actors.%20...%2010%20Belarus.%20...%20More%20items...%20.
European Commission,"Opening remarks of Commissioner Simson at the press conference of the Extraordinary Energy Council of 2 May 2022", https://ec.europa.eu/commission/presscorner/detail/en/SPEECH_22_2779.
President of Russia, "Executive order on special procedure to allow foreign buyers to meet their commitments to Russian natural gas suppliers", http://en.kremlin.ru/events/president/news/68094.
Smith Elliot,"As inflation slows and the ruble rallies, Russia is hoping to avoid a financial crisis", CNBC, https://www.cnbc.com/2022/05/18/as-inflation-slows-and-ruble-rallies-russia-is-hoping-to-avoid-a-crisis.html.
Yafimava Katja, "The EC guidance on the Russian ‘gas for rubles’ decree: all things to all people?", The Oxford Institute for Energy Studies.