Inspiratif, Taman Baca di Tengah Ripuhnya Kota Yogyakarta

Reza Saputra
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY
Konten dari Pengguna
29 November 2022 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Reza Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Dusun Kanoman, Sleman, Yogyakarta ada komunitas yang lahir dari keresahan sekumpulan pemuda tentang kesenjangan pengetahuan dan akses buku yang kurang merata di masyarakat Jogja, mereka menamai diri mereka dengan nama Rumah Baca Komunitas (RBK)
Agenda Rutin RBK di Alun-Alun Kidul Ygyakarta (sumber foto: hasil foto penulis)
“Berawal dari kontarakkan teman-teman IPM dan LAPSI IPM melihat kesenjangan pengetahuan dan akses buku tidak merata, sehingga kemudian dikontrakkan ada beberapa buku mereka berpikir bagaimana buku-buku ini bisa diakses banyak orang. Kemudian dari sanalah mereka berpikir untuk membentuk suatu komunitas literasi, Kemudian lahirlah RBK ini,” ujar Dani selaku Kurator di Website RBK.
ADVERTISEMENT
RBK ini sering mengadakan agenda-agenda rutin, salah satunya adalah ROTS (RBK On The Street). Agenda rutin ini dilakukan setiap hari minggu di Alun-Alun Kidul Yogyakarta. Agenda ini lahir dari obrolan biasa para anggota yang berpikir jika hanya bertempat di sekre saja RBK tidak banyak yang mengenal dan bagaimana cara menggerakkan buku ini ke ruang-ruang publik.
Agenda rutin RBK On The Street di Alun-Alun Kidul Yogyakarta (sumber foto: hasil foto penulis)
ROTS ini adalah aksi nyata dari RBK dalam upaya mendekatkan buku kepada ibu kandungnya itu sendiri yaitu pembaca. Dalam agenda ini masyarakat bisa membaca dan meminjamnya. Jenis buku yang telah disediakan juga bervariasi mulai dari sosial, politik, kesehatan, novel, sejarah, buku anak-anak, buku panduan seperti memasak, menanam, dan masih banyak lagi.
Uniknya lagi si pembaca bisa meminjam buku tanpa adanya syarat dan bisa dikembalikan kapanpun. Lalu apakah mereka tidak takut jika buku itu tidak dikembalikan, Komunitas ini percaya bahwa dalam urusan literasi ketika buku itu pergi berarti buku itu sudah menemukan pembacanya.
ADVERTISEMENT
“RBK punya semacam prinsip bahwa buku itu bisa merubah takdir orang, serta orang tersebut dapat merubah takdir buku. Artinya ketika buku bergerak maka kemudian menemukan pembacanya, ketika dibaca dengan serius maka orang tersebut sedikit banyak pengetahuan baru dari buku itu, maka itu dapat merubah takdirnya,” jelas Dani.
Dani juga menambahkan, jika kita berbicara tentang indeks literasi, indeksnya sendiri di Indonesia itu sangat rendah, mungkin buku atau akses pengetahuan itu kurang dekat dengan manusianya jadi perlu didekatkan dengan menghadirkan buku-buku diruang publik. Dengan cara ini diharapkan mampu mendorong minat baca masyarakat Yogyakarta.