Konten dari Pengguna

Meugang dan Pelestarian Warisan Budaya Aceh

Reza Sastra Wijaya
profesi sebagai Dosen tetap di kampus Institut Seni Budaya Iindonesia Aceh
24 November 2024 14:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Reza Sastra Wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

“Peran generasi muda dalam mempertahankan identitas Aceh”

Provinsi aceh secara Geografis terletak antara 01 derjat 58’ 37,2” – 06 derjat 04’ 33,6” lintang utara dan 94 derjat 57’ 57,6” – 98 derajat 17’ 13,2” bujur timur dengan ketinggian rata-rata 125 Meter di atas permukaan laut. Aceh dikenal di mata dunia karena keunikan tradisi dan nilai religiusnya yang kental. Berbagai warisan budaya yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Aceh menjadi cerminan dari keistimewaan daerah ini. Salah satunya adalah tradisi Meugang.
Ibu-ibu mencincang daging sapi sebelum dimasak Foto: ike saputri
Meugang adalah tradisi khas Aceh yang dirayakan dengan memasak dan menyantap daging bersama keluarga besar serta tetangga. Tradisi ini menjadi salah satu wujud identitas budaya Aceh yang sarat akan makna dalam konteks sosial maupun secara nilai-nilai religius yang di anut oleh masyarakat aceh.
ADVERTISEMENT
Meugang tidak hanya sekadar makan bersama, tetapi juga merupakan perayaan penuh makna. Tradisi ini menjadi simbol rasa syukur kepada Allah SWT atas rezeki yang diberikan, sekaligus momen untuk berbagi kebahagiaan menjelang hari besar Islam seperti Ramadan, Idul fitri, atau Idul adha.
Tradisi Meugang diyakini sudah berlangsung sejak zaman Kesultanan Aceh. Pada masa itu, Sultan menyediakan daging secara gratis kepada rakyatnya untuk dimasak dan dinikmati bersama. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian penguasa terhadap kesejahteraan masyarakat, sekaligus menciptakan suasana sukacita menjelang hari besar keagamaan. Meugang juga mencerminkan nilai-nilai keislaman sebagai bentuk rasa syukur, solidaritas sosial, dan berbagi kepada sesama masyarakat dan umat beragama. Hingga saat ini, tradisi Meugang tetap menjadi bagian dari identitas budaya Aceh yang terus dijaga oleh masyarakatnya. Disetiap daerah, masakan daging ini berbeda-beda sesuai dengan khas daerahnya masing-masing. Di Daerah pidie, bireun, aceh utara dan beberapa daerah lain mereka lebih suka memasak kari dan sop daging. Di aceh besar, mereka lebih terkesan apabila hari meugang tersebut, memasak daging asam keueng dan si reuboh daging yang dimasak dengan cuka.
ADVERTISEMENT
Ditengah derasnya gempuran budaya global para tokoh masyarakat Aceh senantiasa mewariskan budaya meugang ini kepada generasi milenial agar tradisi ini mampu bertahan sepanjang masa. Di tengah arus modernisasi, Meugang menjadi kewajiban seluruh lapisan masyarakat agar tetap dipertahankan sebagai tradisi yang mempererat hubungan sosial dan menjaga harmoni masyarakat. Tidak hanya menjadi momen kebersamaan, Meugang juga merupakan pengingat akan pentingnya rasa syukur dan berbagi, terutama kepada mereka yang kurang mampu.
memasak daging sapi untuk dibagikan ke masyarakat . foto: ike saputri
Namun, pelestarian tradisi ini menghadapi tantangan globalisasi dan perubahan gaya hidup modern membuat generasi muda terkadang kurang memahami nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Meugang. Oleh karena itu, diperlukan upaya aktif untuk memastikan bahwa tradisi ini tetap hidup di tengah perubahan zaman.
ADVERTISEMENT
peran generasi muda dalam pelestarian meugang
Generasi muda memiliki peran penting dalam mempertahankan tradisi yang ada di aceh salah satunya Meugang sebagai bagian dari identitas Aceh. Anak muda tidak hanya berfungsi sebagai pewaris, tetapi juga sebagai penjaga budaya yang memastikan nilai-nilai luhur ini tetap terjaga dan relevan di era modern.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan generasi muda untuk melestarikan tradisi Meugang adalah:
1. Mempelajari Sejarah dan Makna Tradisi
Pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan nilai-nilai Meugang akan membantu generasi muda mengapresiasi tradisi ini secara lebih utuh.
2. Mengajarkan Tradisi ke Generasi Berikutnya
Generasi muda dapat mengambil peran aktif dalam mengajarkan tradisi ini kepada anak-anak atau anggota keluarga yang lebih muda, sehingga nilai-nilai Meugang terus diwariskan.
ADVERTISEMENT
3. Mengintegrasikan Tradisi ke Dalam Kehidupan Modern
Meugang dapat diadaptasi agar lebih relevan, seperti berbagi daging melalui komunitas atau kegiatan amal yang memanfaatkan teknologi dan media sosial.
4. Meningkatkan Kesadaran Lewat Media
Generasi muda yang akrab dengan teknologi dapat mempromosikan tradisi Meugang melalui mading sekolah, platform media sosial, Maupun media Online sehingga dikenal lebih luas, tidak hanya di Aceh tetapi juga di luar daerah.
Tradisi Meugang adalah bagian dari warisan budaya Aceh yang mencerminkan nilai-nilai luhur seperti syukur, kebersamaan, dan solidaritas sosial. Tradisi ini tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Aceh, tetapi juga merupakan kekayaan budaya Nusantara yang patut dilestarikan. Generasi muda memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan tradisi ini tetap hidup. Dengan memahami, menghargai, dan meneruskan nilai-nilai Meugang, generasi muda berkontribusi pada pelestarian identitas Aceh yang kaya akan budaya dan nilai religius. Meugang bukan sekadar tradisi, melainkan cerminan jiwa masyarakat Aceh yang saling berbagi dan menjaga harmoni bersama. (ike saputri, Khatifa Bilbrina, Sari Ananda, Sintia Maulida)
ADVERTISEMENT