Konten dari Pengguna

Resensi Buku The Old Man and The Sea

Reza Hafiz
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
3 Oktober 2022 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Reza Hafiz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Buku The Old Man And The Sea foto by reza hafiz
zoom-in-whitePerbesar
Buku The Old Man And The Sea foto by reza hafiz
ADVERTISEMENT
Buku The Old Man and The Sea adalah sebuah buku ditulis oleh penulis Ernest Hemingway dari Amerika, pada tahun 1951 daerah di Cayo Blanco (Kuba). Buku ini diterbitkan pada tahun 1952. Buku ini menjadi salah satu karya Ernest yang paling terkenal mengisahkan tentang Santiago, seorang nelayan Kuba yang berjuang untuk mendapatkan ikan marlin raksasa jauh di Gulf Stream di lepas pantai Kuba.
ADVERTISEMENT
Kisah The Old Man and The Sea ini sangat singkat, isinya mengisahkan perjalanan Santiago ketika menjalankan pekerjaannya saja sebagai nelayan. Tidak ada tokoh lain, dan banyak memuat monolog. Buku ini hanya memiliki total 162 halaman. Buku The Old Man and The Sea telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh beberapa penerbit buku, salah satunya adalah dari penerbit Narasi.
The Old Man and The Sea menjadi karya penting dalam sejarah kepenulisan Ernest Hemingway, karena buku ini karya utama masterpiece dari Ernest Hemingway yang banyak menyita perhatian di dunia. Karya ini berhasil memenangkan hadiah pada Pulitzer (1953), Award of Merit Medal for Novel dari American Academy of Letters tahun 1953, dan penghargaan Nobel Sastra tahun 1954 untuk keahlian luar biasa Ernest pada seni narasi, yang didemonstrasikan dalam The Old Man and The Sea, serta pengaruh atas gaya sastra yang kontemporer.
ADVERTISEMENT
Karya Ernest Hemingway memang dikenal selalu dramatik, memiliki narasi deskripsi yang kuat, dan mampu mengusung penggambaran situasi yang sempurna. Buku The Old Man and The Sea dituliskan dengan gaya penulisan yang tenang dan mengalir, jalan cerita yang teratur, sifat-sifat tokoh utama tergambar jelas dengan penuturan yang tidak terburu-buru. Fokus utama karya Ernest Hemingway ini adalah manusia yang berhasil mengatasi penderitaan dalam kesendiriannya. Banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa ditemukan dalam karya Ernest Hemingway ini.
Kelebihan Buku The Old Man and The Sea
Sebagai buku yang telah mendapatkan Penghargaan Nobel Sastra, buku The Old Man and The Sea memiliki sejumlah kelebihan. Tentunya Kelebihan yang pertama, yaitu dari premis kisah ini yang sangat sederhana. Ini adalah kisah tentang seorang kakek yaitu Santiago, nelayan tua yang mencoba menangkap ikan marlin raksasa. Kisah ini hanya berpusat kepada Santiago saja, dan menyajikan banyak monolog.
ADVERTISEMENT
Premis yang sangat sederhana ini membuat alur kisah ini sangat singkat. Namun, penulis Ernest Hemingway mampu membuat kisah yang singkat menjadi cukup kompleks dan menarik, sehingga kisah nelayan tua ini tidak lekang oleh waktu. Buku ini dinilai sebagai karya sastra yang klasik, dan tak heran jika dikatakan masterpiece.
Tokoh kakek Santiago mampu mencuri perhatian pembaca, dan ini membuat lelaki tua itu berdialog dengan dirinya sendiri, dengan ikan, dan burung, pembaca bisa menemukan makna yang mendalam.
Buku ini memberikan sejumlah pembelajaran bagi pembacanya. Seperti, bagaimana seseorang bisa menyemangati dirinya sendiri dan bagaimana seseorang bisa melawan dirinya sendiri. Bagaimana di suatu saat, seseorang bisa mengatakan “tidak” dan di saat yang lain mengatakan “ya, aku bisa”. Santiago bisa mengontrol dirinya sendiri di kala menghadapi kesulitan.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan The Old Man and The Sea adalah buku singkat yang sangat berkesan. Ini bukan hanya sekadar kisah seorang nelayan tua yang mencoba mendapatkan ikan. Ini adalah kisah yang penuh dengan makna. Buku ini sangat direkomendasikan bagi anda yang ingin membaca kisah sederhana, tetapi sarat akan makna.
Kekurangan Buku The Old Man and The Sea
Selain kelebihan, buku ini juga memiliki kekurangan yaitu terletak pada alur kisah yang berputar dalam setting yang sama saja, yang mungkin bisa membuat sejumlah orang merasa jenuh. Apalagi, kisah ini hanya berpusat pada satu tokoh. Namun, ini terkait dengan preferensi masing-masing pembacanya.
Pesan Moral Buku The Old Man and The Sea
Melalui kisah The Old Man and The Sea, kita dapat belajar bahwa tidak ada yang benar-benar dinamakan akhir di dunia ini. Setiap akhir adalah sebuah awal. Seperti kakek Santiago yang akhirnya berhasil menarik ikan besar itu, mungkin baginya itu adalah tujuan akhirnya. Namun, akhirnya terdapat sebuah awal perjuangan baru di mana para hiu mulai berdatangan untuk mengambil ikan itu. Di balik perjuangan barunya itu, kakek Santiago tidak kunjung menyerah, ia terus berusaha untuk mempertahankan ikan hasil pancingannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Buku The Old Man and The Sea mengajarkan kita untuk senantiasa sabar dan memiliki harapan bahwa akan ada kebaikan yang akan datang, meskipun peluangnya sangat kecil. Kisah ini juga mengajarkan kita arti dari perjuangan, memiliki tekad kuat, dan menjadi seseorang yang pemberani. Si nelayan tua memiliki pilihan untuk pulang saja. Namun, ia tidak mengambil pilihan tersebut.
Lalu, kisah ini mengingatkan kita bahwa setiap hari adalah hari yang baru. Ini berarti, setiap hari adalah sebuah harapan yang lebih baik daripada sekadar keberuntungan. kita perlu yakin akan hal itu, sehingga saat keberuntungan tiba, kamu akan siap untuk menerimanya.