Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mungkinkah Terjadi Tsunami di Danau?
25 Juli 2019 14:13 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Atourin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tsunami yang kita kenal umumnya sering terjadi di laut. Tetapi beberapa ilmuwan dan kesaksian masyarakat mengatakan, sebuah tsunami bisa terjadi di danau. Umumnya tsunami terjadi di danau tektonik dan dipicu oleh longsor atau gempa bumi yang berpusat di danau.
ADVERTISEMENT
Tsunami di danau menjadi semakin penting untuk diingat dan dipelajari sebagai potensi bahaya, karena semakin populernya penggunaan danau untuk pariwisata, dan meningkatnya populasi manusia yang mendiami tepi danau. Penyebab tsunami di danau dan mitigasinya lebih rinci dibahas di bawah ini:
Tsunami Danau Akibat Gempa Bumi dan Longsor
Danau yang terbentuk karena proses tektonik umumnya sering mengalami gempa bumi. Titik gempa biasanya berada di dasar danau. Gempa bumi yang disebabkan oleh Sesar Naik (Thrust Fault) atau Sesar Turun (Normal Fault) di danau, dengan kekuatan besar atau sedang (umumnya lebih dari M=5) dapat memindahkan air danau dan menyebabkan tsunami.
Sementara, gempa bumi akibat Sesar Geser (strike-slip fault) tidak menyebabkan tsunami, karena tidak ada perpindahan vertikal dalam gerakan patahan. Yang ada hanya gerakan lateral yang tidak mengakibatkan perpindahan air. Namun gempa bumi akibat Sesar Geser dapat menimbulkan longsor, yang kemudian bisa memicu tsunami di danau.
ADVERTISEMENT
Danau Lindu, Sulawesi Tengah, adalah contoh danau di Indonesia, yang berdasarkan sains, sejarah, dan kesaksian warga pernah mengalami tsunami. Dalam Bahasa Suku Kaili, kata Lindu berarti Gempa (mirip seperti Bahasa Jawa). Berdasarkan laporan Abendanon (1917), kejadian gempa bumi tahun 1909 memicu terjadinya gelombang air besar (tsunami) di Danau Lindu.
Gempa bumi 1909 menghasilkan goncangan-goncangan, yang terasa mulai dari bulan Februari hingga akhir Juli 1909. Goncangan paling kuat terjadi pada bulan Februari 1909. Goncangan di bulan Juli terasa hingga ke Donggala pada 18 Maret 1909, pukul 6:30 pagi. Gempa bumi kuat terjadi antara wilyah Kulawi hingga Gimpu.
Gempa bumi 1909 menghancurkan rumah-rumah. Di Danau Lindu terjadi gelombang air besar, hingga air sampai ke daratan. Buah kelapa muda dan daun-daunnya jatuh ke tanah. Gempa bumi ini memunculkan banyak mata air panas baru, dan menghilangkan mata air panas yang telah ada sebelumnya di antara Kulawi hingga Gimpu.
ADVERTISEMENT
Di Desa Lemo hingga Bolapapoe, hampir seluruh rumah roboh. Kerusakan yang ditimbulkan sangat parah dan menyebabkan desa-desa itu ditinggalkan. Desa-desa yang ditinggalkan mati dan hilang perlahan-lahan, tertutupi oleh tanaman hingga tak berbekas.
Tsunami Danau dalam Kearifan Lokal
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat, yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal (local wisdom) biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi, melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal ada di dalam cerita rakyat, lagu, dan permainan. Kearifan lokal merupakan sebuah pengetahuan, yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman, dan dihubungkan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.
Di Indonesia, peristiwa alam hingga bencana masa lampau sering ditemui dalam bentuk kearifan lokal seperti dongeng, lagu, hingga memori kolektif orang tua di suatu daerah tertentu. Sebagai contoh di Danau Matano, Sulawesi Tengah, yang juga merupakan danau tektonik, terdapat memori kolektif secara turun-temurun dari orang tua zaman dahulu tentang istilah 'lolowi' (daerah yang tenggelam ke danau dan menimbulkan gelombang air besar). Kemudian juga ditemukan cerita rakyat tentang 'Kisah Lenyapnya Kampung Pontadaa' akibat tersapu oleh air dan tenggelam.
Mitigasi Bencana Tsunami di Danau
Mitigasi bencana tsunami di danau sangat penting dalam pelestarian kehidupan, infrastruktur, dan properti. Agar pengelolaan mitigasi tsunami di danau berfungsi dengan kapasitas penuh, ada dua aspek yang perlu diseimbangkan dan dikaitkan satu sama lain, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Kesiapan (kesiapan untuk tsunami di danau)
2. Reduksi (rencana untuk mengurangi dampak tsunami)