Tahun Baru Islam 1443 H: Hikmah dan Amalan yang Dilakukan

Rezi Rahmat
Saya seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 32 Solok Selatan, Kab. Solok Selatan, Sumbar. Saya memiliki minat dan hobi di bidang kepenulisan dan bidang sosial keumatan.
Konten dari Pengguna
9 Agustus 2021 19:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rezi Rahmat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi peringatan Tahun Baru Islam. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peringatan Tahun Baru Islam. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Umat Islam menyambut tahun baru Islam 1443 H dengan suka cita. Tahun baru Islam diawali dengan 1 Muharram yang jatuh pada Selasa (10/8) besok. Tahun baru kedua yang diperingati umat muslim di masa pandemi covid-19. Tahun. Tentu banyak suka duka yang dialami oleh umat muslim. Ada yang terpapar virus covid-19, ada yang meninggal, terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), ekonomi macet, dan lain sebagainya. Namun semua hal itu tidak mengurangi makna peringatan tahun baru Islam 1443 H.
ADVERTISEMENT
Muharram merupakan bulan pertama dalam kalendar Hijriah. Dalam kalendar Hijriah terdapat 12 bulan, yaitu: Muharram, Safar, Rabiul awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadan, Syawal, Zulkaidah dan Zulhijjah. Allah Swt juga menjelaskan tentang dalam satu tahun itu ada 12 bulan, hal ini terdapat dalam al-Qur’an surah At-Taubah ayat 36: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan. (Q.S At-Taubah/9: 36)
Muharram adalah salah satu bulan haram. Bulan haram artinya bulan yang diharamkan melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang agama. Sebab bulan haram merupakan bulan yang dimuliakan dari bulan-bulan yang lainnya. Dalam kalendar Hijriah terdapat empat bulan haram. Perhatikan firman Allah swt berikut: “..Dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus. Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Q.S At-Taubah/9: 36)
ADVERTISEMENT
Bulan yang empat itu adalah bulan Muharram, Rajab, Zulkaidah dan Zulhijjah. Dalam bulan-bulan haram segala perbuatan baik yang dilakukan akan mendapatkan balasan yang lebih dari Allah swt. begitupun sebaliknya, jika seseorang melakukan perbuatan buruk atau berbuat jahat, maka konsekuensinya adalah mendapatkan balasan dosa yang lebih besar dibandingkan bulan-bulan lainnya. Oleh sebab itu, umat muslim mesti memperbanyak amal saleh dan mengurangi perbuatan yang tidak bermanfaat.
Amalan yang Dilakukan dalam Bulan Muharram
1. Puasa
Ilustrasi buah kurma sebagai salah satu menu saat berbuka puasa. Foto: Pixabay
Puasa adalah amalan yang dianjurkan di bulan Muharram. Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah saw bersabda: “Puasa paling utama sesudah Ramadan adalah puasa pada bulan Allah (Muharram).” (H.R Muslim). Umat Islam bisa melakukan puasa Asyura dan Tasu’a. Puasa Asyura dilakukan pada tanggal 10 Muharram, sedangkan puasa Tasu’a dikerjakan pada tanggal 9 Muharram. Dua ibadah puasa sunnah ini sangat dianjurkan oleh Rasullah saw kepada umat muslim. Sebagaimana disebutkan dalam dari dari Abu Qatadah, Rasulullah saw pernah ditanya tentang puasa Asyura, lalu beliau menjawab, “Puasa asyura itu dapat menghapus dosa setahun yang telah berlalu.” (H.R Muslim)
ADVERTISEMENT
Awali tahun baru dengan sesuatu yang baik. Puasa sunah yang dilakukan di bulan Muharram pada hakikatnya adalah mengawali tahun baru dengan yang baik. Tidak hanya awal tahun, Rasulullah saw pun mengajarkan setiap muslim untuk melakukan puasa sunah di akhir tahun. Sebab segala sesuatu itu mesti diawali dengan yang baik dan diakhiri pula dengan sesuatu yang baik.
2. Memperbanyak sedekah.
Ilustrasi seseorang yang sedang memberikan sedekah kepada orang lain. Foto: Pixabay
Suasana pandemi seperti sekarang, uluran tangan dari orang-orang dermawan sangat dibutuhkan. Sedekah setidaknya bisa membantu meringankan kebutuhan saudara-saudara kita di masa pandemi. Sedekah menumbuhkan rasa empati yang menjadikan kita lebih peka dengan keadaan sekitar. Disamping melahirkan rasa empati, sedekah di bulan haram mendapatkan balasan pahala yang berlipat dari Allah swt.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya sedekah, kita bisa melakukan perbuatan baik yang bisa membantu sesama. Bantuan yang diberikan tidak melulu soal uang, wajah berseri pun bisa jadi bantuan dan obat untuk orang lain. Bisa juga dengan membagikan konten-konten baik, berupa video dan kata-kata motivasi di media sosial yang membangkitkan semangat di masa pandemi saat ini.
3. Muhasabah Diri
Ilustrasi seseorang yang sedang berdoa memuhasabah diri. Foto: Pixabay
Peringatan tahun baru Islam bukan sekadar seremonial saja. Setiap pergantian tahun mesti dibarengi dengan muhasabah diri atau intropeksi diri. Apa yang sudah dilakukan selama setahun yang lalu. Apakah di tahun kemarin banyak diisi dengan hal-hal yang bermanfaat atau malah banyak melakukan perbuatan yang merugikan diri sendiri, ataupun orang lain. Hal ini harus menjadi tanda tanya dalam masing-masing diri.
ADVERTISEMENT
Muhasabah sebagai bahan rujukan untuk memperbaiki diri. Sebab, hidup tak selamanya. Oleh sebab itu, ketika ruh masih berada dalam jasad, maka perbanyak melakukan amal saleh. Jangan sampai tahun berganti, tapi kita tetap saja sama, tidak ada perubahan. Bahkan lebih buruk dari tahun-tahun sebelumnya. Karena orang yang hari ini sama dengan hari kemarin adalah orang yang merugi. Orang yang hari ini lebih buruk dari yang kemarin adalah orang yang bodoh dan orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung. Manusia bebas memilih, ingin menjadi orang bodoh, rugi ataupun beruntung. Tergantung bagaimana manusia menggunakan hari dan kesempatan yang ada. Semoga tahun baru ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya dan pandemi segera berakhir. Aamiin.
ADVERTISEMENT
#TahunbaruIslam1443H
#Berbagiituindah
#Puasasunah