news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Fenomena Masuknya Anime dalam Khalayak

Rezki Pamungkas
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
29 Desember 2020 13:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rezki Pamungkas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam masyarakat berkembang sebuah budaya yang bukan berasal dari adat setempat ataupun keturunan, yaitu budaya populer. Budaya populer merupakan produk masyarakat industrial, kegiatan pemaknaan dan hasil kebudayaan ditampilkan dalam jumlah besar, kerap dengan bantuan teknologi produksi, distribusi, dan penggandaan massal, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat (Heryanto: 2012). Dari definisi tersebut tidak heran jika budaya populer dapat merambah ke wilayah luas sampai seluruh dunia. Dapat dikatakan juga bahwa budaya populer merupakan kesukaan masyarakat banyak yang kemudian dikonstruksi menjadi sebuah budaya baru.
ADVERTISEMENT
Budaya populer sering juga disebut dengan budaya massa, menurut Venus dan Helmi (2010 hlm 73) yang mengatkan: Disisi lain budaya populer (seringkali disamakan dengan budaya massa) jauh lebih menyebar dan mudah diakses oleh semua orang. Kepentingan pokok dari budaya populer ini adalah untuk hiburan dan wujudnya didominasi oleh musik rekaman, komik, film, olah raga dan gaya berpakaian. Lalu menurut Hidetoshi Kato dalam bukunya yang berjudul Handbook of Japanese Populer Culture memberikan penjelasan mengenai budaya populer Jepang. Menurutnya, istilah budaya populer dalam bahasa Jepang lebih tepat disebut sebagai taishuu bunka atau “budaya massa”. Selain istilah taishuu bunka, juga terdapat istilah minshuu bunka atau budaya rakyat dan minzoku bunka atau budaya bangsa. Budaya massa berarti sebuah bentuk budaya yang banyak disukai oleh masyarakat, tidak hanya masyarakat Jepang saja tetapi juga disukai oleh masyarakat dari negara-negara lain. Inilah yang disebut disukai secara massa yang menyebabkan budaya populer tersebut juga diproduksi secara massa.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1990 Indonesia mulai menayangkan kartun kartun dari Jepang melalui televisi. Kartun yang ditayangkan adalah Naruto, Detective Conan, Crayon Shinchan, Dragon Ball, dan lainnya, kartun ini bukan lain berasal dari Negara Matahari Terbit atau Jepang. Alur cerita, penggambaran karakter, dan, kemudahan akses menjadi beberapa faktor yang membuat film kartun jepang tersebut mudah di terima masyarakat Indonesia. Pada era globalisasi seperti sekarang adanya teknologi informasi dan komunikasi, film kartun jepang ini menjadi sangat mudah menyebar melalui Internet, seperti website, Instagram, twitter, youtube, dan lainnya.
Film kartun jepang tersebut bisa juga disebut dengan Anime, sebuah budaya populer Jepang yang menjadi budaya populer juga di Indonesia. Menurut Gilles Poltras ada dua pengertian tentang Anime, yang pertama adalah kata yang digunakan oleh orang Jepang untuk menyebut film animasi apa pun tanpa memperhatikan darimana asal anime tersebut. Kedua, penggunaan kata anime di luar Jepang adalah film animasi yang berasal dari Jepang, jadi pengertian anime terdapat dua pandangan, yaitu pandangan dari orang Jepang dan pandangan dari luar orang Jepang. Jadi orang jepang menyebut semua film kartun adalah anime, sedangkan warga negara lain hanya menyebut film kartun jepang sebagai Anime.
ADVERTISEMENT
Anime dapat dengan mudah diterima dan menjadi perhatian oleh khalayak di Indonesia mulai dari kalangan anak-anak sampai dewasa karena beberapa faktor. Berikut beberapa faktornya :
Sebagai budaya populer Anime sangat bergantung pada media massa untuk bisa sampai kepada khalayak. Pada awalnya Anime masuk ke Indonesia melalui televisi lalu sekarang menyebar melalui jaringan internet secara cepat. Penyebaran berkaitan dengan proses difusi. Difusi (diffusion) adalah proses penyebaran kebudayaan-kebudayaan secara geografi, terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi (Koentjaraningrat: 2002).
Saat Anime tayang di televisi, anime membawakan citra positif ini berupa pesan yang terkandung dalam anime, seperti sikap pemberani, pantang menyerah, cinta, maupun persahabatan. Hal tersebut yang menjadikan anime menarik dan membuat penggemar merasa kagum dan mudah menerima.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat anime sangat mudah untuk menyebar di Indonesia dan seluruh Negara di dunia. Adanya internet menjadi kemajuan pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi untuk menyebarluaskan informasi di seluruh Negara di dunia.
Website ini menjadi salah satu sarana menyebarnya anime di Indonesia, terdapat banyak website untuk mengunduh, menonton, dan berbelanja segala hal tentang anime. Contoh website yang sering digunakan oleh penggemar Anime adalah samehadaku.vip, anoboy.us, meownime.com, oploverz.in dan lainnya.
Saat seorang pengggemar anime berkumpul dengan temannya maka dia akan menceritakan sisi menyenangkan dari anime, hal itu juga dapat membuat banyak orang menjadi penggemar anime.
ADVERTISEMENT
Dengan menonton melalui televisi atau mengunduh dari website yang hanya bermodalkan internet, khalayak sudah bisa menikmati konten Anime.
Di Indonesia Anime sering distereotipkan sebagai tontonan anak kecil, padahal tidak. Terdapat banyak genre dalam Anime seperti fantasy, sci-fi, shounen, harem, hentai, ecchi , dan masih banyak lagi yang tidak semua bisa dipertontonkan kepada anak-anak. Hanya kebetulan saja Anime yang masuk ke Indonesia pada awalnya bergenre yang cocok untuk anak anak
Penggambaran karakter dalam Anime yang ciamik membuat khalayak menjadi semakin tertarik untuk menikmati Anime. Contohnya manusai bersayap, naga yang dapat ditunggangi, dan pribadi karakter yang misterius.
Bahkan mereka tidak jarang menganggap karakter-karakter tersebut lebih dari sekedar gambar dan merujuk pada fanatisme. Fanatisme menurut Kamus Sosiologi menyebutkan sikap antusiame yang berlebihan dan tidak rasional untuk, atau pengabdi kepada, suatu teori, keyakinan, atau garis tindakan, yang menentukan sikap yang sangat emosional (Ahmadi: 2004).
ADVERTISEMENT
Dari fanatisme ini dapat melahirkan istilah baru yaitu Wibu, yang merupakan istilah untuk menyebut seseorang yang sangat fanatik terhadap Anime mulai dari cara berbicara sampai gaya berpakaian.
Pakaian yang khas dan keren dapat menjadi faktor bertambahnya penggemar dari khalayak, seperti jubah, jaket, dan ikat kepala.
Ingin mirip dan menjadi pahlawan seperti di Anime menbuat sebagian dari khalayak membeli pakaian atau barang yang mirip dengan karakter yang disukainya.
Jalan cerita dalam Anime yang menarik dan sulit ditebak menjadi alasan khalayak untuk menonton Anime. Misalnya pada genre sci-fi dimana seorang tokoh dalam Anime dapat kembali ke masa lalu ataupun ke masa depan. Alur yang telihat tidak realistis tapi dapat diterima oleh khalayak.
ADVERTISEMENT
Pembuat Anime biasanya mengambil tempat tempat yang memang ada di dunia nyata sebagai latar sebuah cerita di Anime. Misalnya tangga dengan pengangan berwarna merah yang ada di Kuil Suga, Yotsuya pada Anime Kimi no Nawa (Your Name)