Asam Cuka sebagai Pengganti Formalin dalam Pengawetan Makanan

R Fatahillah
Mahasiswa Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
16 April 2022 20:03 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari R Fatahillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Asam Cuka Sebagai Pengganti Formalin (Sumber : shutterstock.com)
zoom-in-whitePerbesar
Asam Cuka Sebagai Pengganti Formalin (Sumber : shutterstock.com)
ADVERTISEMENT
Sebagian besar dari kita sering mendengar kata formalin. Formalin merupakan zat kimia turunan alkana, tepatnya golongan aldehid dengan rumus kimia CH2O yang lazim digunakan untuk mengawetkan mayat. Akan tetapi, formalin saat ini marak digunakan untuk mengawetkan makanan. Cara kerja bahan pengawet seperti formalin ini yaitu dengan mencegah atau menghambat proses pembusukan, pengasaman, atau penguraian pada makanan oleh mikroorganisme sehingga makanan tidak mudah membusuk. Adanya kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh dapat menimbulkan keracunan akibat dari matinya sel-sel dalam tubuh. Selain itu, formalin juga bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan mutagen.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana cara mengawetkan makanan selain menggunakan formalin? Solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi hal ini yaitu dengan mengganti formalin dengan asam asetat atau sering disebut juga asam cuka. Asam cuka merupakan senyawa kimia dari golongan asam karboksilat yang dapat menggantikan formalin dalam pengawetan makanan. Sebenarnya, masih banyak asam organik lain yang bisa digunakan agar makanan tidak cepat membusuk, seperti asam laktat, asam propionat, asam fumarat, asam tartarat, dan asam sitrat. Akan tetapi, mayoritas masyarakat lebih mengenal asam asetat (cuka pasar) daripada asam organik lainnya tersebut.
Penggunaan asam cuka untuk mengawetkan makanan mudah dilakukan. Jika diaplikasikan dalam skala industri, sebelum makanan didistribusikan ke pedagang, contohnya daging ayam yang memiliki waktu simpan relatif pendek, maka dapat dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan asam cuka. Sementara itu, untuk skala rumah tangga biasa, makanan yang sudah dibeli bisa dicuci dengan larutan asam cuka agar waktu penyimpanan semakin lama. Berdasarkan hasil penelitian, larutan yang mengandung cuka 4% dapat mengurangi bakteri penyebab pembusukan serta bakteri patogen seperti Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella sp.
ADVERTISEMENT
Keunggulan asam cuka daripada asam organik lainnya yaitu tidak adanya batasan dalam penggunaannya untuk makanan karena dapat dikeluarkan oleh tubuh melalui proses metabolisme. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan yaitu cita rasa makanan yang akan berubah menjadi asam jika konsentrasi asam cuka tinggi sehingga lebih baik penggunaannya tidak terlalu berlebihan.
Penulis: R. Fatahillah (Mahasiswa Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga)
Referensi:
(1)Andriani. (2006). ASAM ASETAT PENGGANTI FORMALIN UNTUK MENGAWETKAN DAGING AYAM. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 28(5), 12.
(2)Hasrianti, Nururrahmah, & Nurasia. (2016). PEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG MERAH DAN ASAM ASETAT SEBAGAI PENGAWET ALAMI BAKSO. Jurnal Dinamika, 7(1), 9-30.
(3)Maulidani, N. I., Swastawati, F., & Slamet Suharto. (2020). PENGARUH PERENDAMAN LARUTAN CUKA (ASAM ASETAT) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP RESIDU FORMALIN PADA UDANG VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI). Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan, 2(2), 50-56.
ADVERTISEMENT