Konten dari Pengguna

Struktur Organisasi: Pengertian Dan Elemen Kunci Organisasi Yang Efektif

Rhaisa Salsabilla
Seorang mahasiswi Manajemen dengan konsentrasi Manajemen Berkelanjutan di Universitas Nusa Putra, Sukabumi. Dikenal sebagai pribadi yang disiplin dan aktif.
13 Januari 2025 11:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rhaisa Salsabilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Struktur Organisasi | Sumber: https://www.shutterstock.com/image-photo/organization-chart-team-concept-networking-2060784536
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Struktur Organisasi | Sumber: https://www.shutterstock.com/image-photo/organization-chart-team-concept-networking-2060784536
ADVERTISEMENT
Pengertian Struktur Organisasi
Dikutip di buku Stephen P. Robbins | Timothy A. Judge, Struktur organisasi mendefinisikan bagaimana tugas tugas pekerjaan secara formal dibagi, dikelompokkan, dan terkoordinasi. Manajer harus mengatasi tujuh elemen kunci ketika merancang struktur organisasi seperti, Work Specialization (Spesialisasi Pekerjaan), Departmentalization (Departemenalisasi), Chain of Command (Rantai Komando), Span of Control (Rentang kendali), Centralization and Decentralization (Sentralisasi dan Desentralisasi), Formalization (formalisasi), dan Boundary Spanning (Rentang Batas).
ADVERTISEMENT
Tujuh Elemen Kunci Merancang Struktur Organisasi
1. Work Specialization (Spesialisasi Pekerjaan)
Spesialisasi kerja adalah membagi pekerjaan menjadi beberapa langkah, yang masing-masing diselesaikan oleh individu yang terpisah. Semakin tinggi spesialisasi pekerjaan, produktivitas awalnya akan meningkat. Ini karena karyawan menjadi lebih ahli dalam tugas tertentu, pekerjaan lebih efisien, dan waktu untuk beralih tugas berkurang. Namun, jika spesialisasi terlalu tinggi dan melewati batas optimal, produktivitas malah bisa menurun. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk menemukan keseimbangan agar spesialisasi kerja tetap memberikan manfaat tanpa menyebabkan dampak negatif pada karyawan.
2. Departmentalization (Departemenalisasi)
Departementalisasi adalah mengelompokkan pekerjaan agar tugas–tugas umum dapat dikoordinasikan. Salah satu cara untuk mengelompokkan aktivitas adalah berdasarkan:
ADVERTISEMENT
3. Chain of Command (Rantai Komando)
Rantai komando adalah jalur wewenang yang jelas dan terus berlanjut dari tingkat tertinggi dalam organisasi hingga ke tingkat paling rendah, yang menunjukkan siapa yang bertanggung jawab kepada siapa. Prinsip ini menyatakan bahwa seseorang harus memiliki satu dan hanya satu atasan yang secara langsung bertanggung jawab kepadanya.
4. Span of Control (Rentang Kendali)
Rentang kendali (span of control) adalah jumlah karyawan yang diawasi oleh seorang manajer di sebuah organisasi. Semakin besar rentang kendali, semakin sedikit tingkat manajerial, semakin banyak karyawan yang diawasi di setiap tingkat, dan organisasi menjadi lebih efisien. Rentang kendali yang sempit memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
ADVERTISEMENT
5. Centralization and Decentralization (Sentralisasi dan Desentralisasi)
Sentralisasi mengacu pada sejauh mana pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik dalam organisasi. Konsep sentralisasi hanya mencakup otoritas formal yaitu hak yang melekat pada suatu posisi. Pada Desentralisasi, sering kali diperlukan bagi perusahaan dengan Lokasi di luar negeri karena pengambilan keputusan yang di lokalkan diperlukan untuk menanggapi peluang keuntungan masing-masing wilayah, basis klien, dan hukum tertentu, sementara pengawasan terpusat diperlukan untuk meminta pertanggung jawaban manajer regional.
6. Formalization (Formalisasi)
Formalisasi mengacu pada sejauh mana pekerjaan dalam organisasi distandarisasi. Jika suatu pekerjaan sangat formal, maka karyawan tersebut mempunyai jumlah yang minimal kebijaksanaan atas apa yang harus dilakukan dan kapan serta bagaimana melakukannya, sehingga menghasilkan konsistensi. Sebaliknya, ketika formalisasi rendah, perilaku kerja relatif tidak terprogram dan karyawan mempunyai: banyak kebebasan untuk menerapkan kebijaksanaan dalam pekerjaan mereka.
ADVERTISEMENT
7. Boundary Spanning (Rentang Batas)
Dalam satu organisasi, rentang batas terjadi ketika individu membentuk hubungan dengan orang-orang di luar kelompok yang ditugaskan secara formal. Sistem ini membantu pengendalian dan koordinasi dalam melaksanakan tugas tertentu. Namun, jika organisasi terlalu terpecah menjadi banyak bagian, koordinasi antar kelompok bisa menjadi sangat sulit. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menciptakan peran khusus yang dapat menjembatani atau menghubungkan berbagai kelompok, sehingga manfaat dari struktur organisasi tetap terjaga.
Sumber buku: Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2019). Organizational behavior (18th ed.). Pearson Education. ISBN 978-0-13-472932-9.
Rhaisa Salsabilla, Mahasiswi Manajemen Universitas Nusa Putra