Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Nilai-nilai Islam dan Pengembangan Potensi Remaja
17 Desember 2020 6:30 WIB
Tulisan dari Rhedinanda Cartini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang 10-18 tahun, dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Masa remaja adalah masa peralihan atau masa trnasisi dari anak menuju masa dewasa. Pada masa ini begitu pesat mengalam pertumbuhan dan perkembangan, baik itu fisik maupun mental. Jika kita perhatikan perilaku remaja di Indonesia terbagi dua haluan, yaitu segi positif dan negatifnya. Gambaran perilaku remaja positif dan negatif dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu dan faktor dari luar individu. Dari sisi remaja yang mempunyai perilaku positif, mereka cenderung taat akan peraturan, menyibukkan diri dengan hal-hal positif termasuk menjadi bagian dari komunitas sosial, dengan cara yang berbeda akan tetapi dengan misi yang sama, yaitu memberdayakan anak muda Indonesia agar dapat berkontribusi secara positif di Indonesia. Bahkan ada yang telah merintis bisnis skala kecil. Sekarang kita putar pengamatan terhadap remaja berperilaku negatif. Selain narkoba dan HIV/AIDS,masalah utama remaja Indonesia adalah seks bebas. Kementrian Kesehatan pada tahun 2009 pernah merilis perilaku seks bebas remaja dari hasil penelitian di empat kota: Jakarta Pusat, Medan, Bandung, dan Surabaya. Hasilnya, sebanyak 35,9% remaja yang pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Bahkan, 6,9% responden telah melakukan hubungan seksual pranikah.
ADVERTISEMENT
Bersumber dari buku “ Lead or Leave it” karangan dari Jazak Yus Afriansyah sangat bagus dibaca untuk kaum milenial. Karena ada 4 cara menagani potensi remaja untuk kemajuan bangsa.
1. Bangkitkan mereka dengan cara encouraging ideas atau mendorong mereka menyampaikan ide-ide kreatif dan inovatifnya. Ini terbukti secara efektif akan meningkatkan potensi, karena mereka merasa sangat dihargai dan sangat dilibatkan.
2.Berikan sentuhan modifying ideas atau modifikasi ide-ide mereka. Karena, meskipun generasi milenial ini sangat kreatif dan inovatif jelas tidak semua ide-ide mereka bisa dilaksanakan. Ada kalanya ide mereka belum realistis dan belum tentu cocok dengan kondisi yang ada. Cara ini sangat penting, tapi jangan sampai anda membuang semua ide-idenya atau menghina idenya, karena akan menghancurkan motivasi mereka.
ADVERTISEMENT
3. Providing feedback atau menghadirkan umpan balik bagi mereka, cambukan ini begitu berdaya guna memastikan para generasi muda ini terus membara dengan memotivasinya yang tinggi, sehingga semangatnya Kembali lagi. Cara ini sangat bermanfaat untuk menggantikan teguran, cacian atau bahkan amarah yang selama ini digunakan oleh generasi X dan Y, jika menemukan para milenial itu tidak becus melaksanakan tugas.
4. give alternative and limited direction atau beri mereka alternatif dan arahan atau perintah yang terbatas. Cara ini bisa digunakan jika ketiga cambukan diatas ternyata belum mampu membangkitkan potensi, dengan kata lain mereka masih saja bermalas-malasan.
Nilai-nilai Islam pada hakikatnya adalah kumpulan dari prinsip-prinsip hidup, ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya didunia ini yang satu prinsip dengan lainnya. Saling terkait membentuk satu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan. Jadi pada dasarnya Islam merupakan satu sistem,satu paket, paket nilai yang saling terkait satu sama lain. Terdapat dalil tentang nilai-nilai Islam pada surah An-Nisa:59
ADVERTISEMENT
يآ أيّها الذين أمنوا أطيع الله وأطيع الرسول وأولى الأمر منكم فإن تنزعتم فى شيء فردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليومالآخر ذلك خير وّأحسن تأويلا
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Seperti pada dalil diatas, nilai-nilai Islam adalah seperangkat ajaran nilai-nilai luhur yang ditransfer dan diadopsi kedalam diri untuk mengetahui cara menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai dengan perintah-perinyahNya dalam membentuk kepribadian yang utuh. Oleh karena itu, seberapa banyak dan seberapa jauh nilai-nilai agama Islam bisa mempengaruhi dan membentuk suatu karakter seseorang sangat tergantung dari seberapa nilai-nilai agama yang terinternalisasi pada dirinya. Semakin dalam nilai-nilai Islam yang terinternalisasi dalam diri seseorang, maka kepribadian dan sikap religiusnya akan muncul dan terbentuk.
ADVERTISEMENT
Dalam proses pengembangan potensi seseorang, sangat diperlukannya nilai-nilai Islam. Kesempurnaan ajaran Islam terlihat pada keselarasan nilai-nilai ajarannya dengan fitrah manusia. Penanaman nilai-nilai Islam sebagai pondasi hidup yang sesuai dengan arah perkembangan potensinya. Untuk mengembangkan potensi seseorang, tiap-tiap pribadi pasti memiliki kepercayaan, meskipun bentuk dan pengungkapannya berbeda. Manusia memang membutuhkan kepercayaan untuk dapat menemukan potensi atau jati dirinya dan akan membentuk sikap dan pandangan hidup seseorang. Jika manusia mempunyai kepercayaan atau nilai-nilai keimanan, maka ia dapat mengenalkan pada Tuhannya, bagaimana ia bersikap pada Tuhannya dan apa yang harus diperbuat di dunia ini. Inilah yang dapat kita sebut nilai-nilai Aqidah. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Luqman: 13
وإذقال لقمان لإبنه وهو يعظه يبنيّ لاتشرك بالله إنّ الشرك لظلم عظيم
ADVERTISEMENT
Artinya: “ Dan (ingatlah) Ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “ Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezholiman yang besar”.
Pembentukan keyakinan kepada Allah yang diharapkan dapat melandasi sikap, tingkah laku dan kepribadian seseorang. Adapun penanaman nilai-nilai akhlaq yan tercantum dala Al-Quran surat Al-Qalam: 4
وإنّك لعلى خلق عظيم
Artinya: “ Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
Akhlak menurut ajaran Islam meliputi hubugan dengan Allah dan hubungan sesama makhluk yaitu kehidupan individu, rumah tangga, masyarakat, bangsa. Dengan makhluk lainnya seperti hewan, tumbuhan dan alam semesta. Dengan ajaran akhlak merupakan indikator kuat bahwa prinsip-prinsip ajaran Islam sudah mencakup semua aspek dan segi kehidupan manusia lahir maupun batin dan mencakup semua bentuk komunikasi, vertikal dan horizontal. Penanaman akhlak adalah suatu proses pembinaan dan pengajaran pada manusia.
ADVERTISEMENT
Dalam menerapi nilai-nilai Islam dalam meningkatkan potensi remaja berilah pemahaman agama disekolah, keluarga, ataupun masyarakat sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan pertmbuhan kepribadian anak khususnya kaum remaja, agar tidak terseret dengan budaya-budaya yang tidak sesuai. Menumbuhkan afiliasi serta ketertarikan emosi para remaja dengan agama dan umatnya. Menumbuhkan semangat dan militansi juang kaum remaja denganmembekali mereka dengan pemahaman terhadap kondisi dan tantangan yang dihadapi umat dan bangga yang ada ditangan kaum pemuda atau remaja. Membiasakan para remaja dengan akhlak dan adab-adab Islami, baik itu dengan pengajaran langsung maupun lewat teladan dari orang tua, guru, masyarakat dan pemerintah. Menanamkan nilai-nilai luhur, kecendikiawanan dan etos kerja yang islami sejak kepada peserta didik.
Tujuan penerapan nilai-nilai islam adalah mengarah kepada pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual, dan sosial. Atau diorientasikan pada pembinaan warga negara, muslim yang baik, yang percaya kepada Tuhan dan agamanya, berpegang teguh pada ajaran agamanya, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia yang kemudian aka mampu membuahkan kebaikan (hasanah) diakhirat kelak.
ADVERTISEMENT
Pada masa ini remaja paling banyak menghabiskan waktu mereka di luar rumah Bersama dengan teman sebaya mereka, sehingga bisa dipahami apabila teman sebaya sangat berpengaruh terhadap sikap, cara bicara, minat, penampilan, dan perilaku remaja. Perubahan dalam sosial terlihat dengan adanya perubaha dalam sikap dan perilaku, yang antara lain dapat menjadi hambatan dan tantangan yang keras terhadap perubahan sikap dan perilaku keagamaan serta moral. Wallahu a’lam bi shawab.