Konten dari Pengguna

Anidoc, Kategori Film Dokumenter Baru Kegemaran Anak Muda

Rhema Melodi Indah Di Jiwa
Mahasiswa Ilmu Komunikasi '21 Universitas Atma Jaya Yogyakarta
31 Oktober 2024 18:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rhema Melodi Indah Di Jiwa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Hasil edit pribadi menggunakan fitur AI)
zoom-in-whitePerbesar
(Hasil edit pribadi menggunakan fitur AI)
ADVERTISEMENT
Film dokumenter, realitas sesungguhnya yang dituangkan ke dalam bentuk visual. Pendekatan audio visual pada karya dokumenter dinilai lebih beragam dalam hal representasi realitas dibandingkan film fiksi pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Perbedaan yang tipis antara film dokumenter dengan film fiksi secara garis besar dapat ditemukan pada isi atau alur cerita yang tertuang di dalamnya. Film fiksi terbentuk dari setting adegan yang telah dirancang sedemikian rupa. Sederhananya, film fiksi dapat disebut sebagai interpretasi imajinatif. Dokumenter mengungkap representasi realitas melalui “aktor-aktor sosial” yang terlibat dengan peristiwa di lapangan secara langsung (Gerzon, 2008). Film rekaan mengandung visualisasi dramatik dan pengadeganan menggunakan perwakilan karakter aktor/aktris, sehingga memiliki peluang lebih kecil untuk menyentuh aspek emosional para penonton.
Mengapa kita sebagai penonton dapat merasakan bentuk empati maupun simpati lebih mudah saat menyaksikan film dokumenter? Aktor-aktor yang ditayangkan pada film dokumenter merupakan karakter asli yang terlibat pada peristiwa di film tersebut. Kehadiran aktor sosial pada film mampu memunculkan rasa kesetaraan di mata penonton. Gambaran kehidupan yang ditunjukkan dirasa lebih relate dengan keseharian alami para penonton.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi Seni Audio-Visual Melalui Dokumenter
Proses Pra-produksi Film Dokumenter. Sumber: Dok. pribadi
Dokumenter memiliki kemampuan untuk memanjakan indra manusia melalui sajian visual, efek suara yang tajam, serta permainan emosional bagi penonton melalui narasi film. Film dokumenter diibaratkan sebagai gambaran bentuk asli kehidupan sehari-hari manusia yang dipercantik dengan olahan visual dan narasi sederhana, sehingga aspek psikologis manusia mampu muncul secara alami.
Film dokumenter tidak hanya disajikan dalam bentuk pengadeganan sederhana yang melibatkan subjek-subjek film. Mulai banyak sineas-sineas muda yang memproduksi film dokumenter berbasis animasi atau biasa disebut Anidoc, Animated Documentary. Salah satu film dokumenter animasi berjudul ‘A Daughter’s Memory’ karya Kartika Pratiwi yang memenangkan kategori “Film Terbaik” dan “Animasi Terbaik” dalam kompetisi Australia-Indonesia Short Film Competition 2019. Film tersebut menceritakan tentang kisah sejarah kelam tahun 1965 yang dibalut menggunakan animasi berwarna. Tragedi kekerasan 1965-1966 ditinjau dari sudut pandang anak yang kehilangan ayahnya saat peristiwa tersebut terjadi. Tak hanya itu, film dokumenter animasi produksi Indonesia berjudul ‘Homebound’ karya Ismail Fahmi Lubis juga dapat menjadi rekomendasi tontonan bagi peminat film dokumenter. Homebound (2022), berasal dari realitas sosial pekerja migran Indonesia di Taiwan. Film tersebut membahas tentang ironi pekerja migran yang tak terpenuhi haknya dan kekurangan perlindungan dari negara.
ADVERTISEMENT
Kedua film dokumenter animasi di atas memiliki kesamaan dalam hal penyampaian narasi subjek film kepada penonton meskipun tidak pernah berada dalam situasi di film. Munculnya empati dari penonton menunjukkan bukti bahwa bentuk empati sederhana dapat dirasakan melalui film dokumenter semata.
Daftar Pustaka
Ayawaila, Gerzon R. (2008). Dokumenter Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta: FFTV-IKJ Press.
R.A. Vita. N.P. Astuti. Ph.D. (2022). Buku Ajar Filmologi Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press.