Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Big Data: Garis Terdepan untuk Inovasi, Kompetisi, dan Produktivitas
14 November 2017 12:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Rhesa Rudiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
gambar : sini
SUMBER : MCKINSEY
Jumlah data di dunia ini telah melonjak tajam, dan menaganalisa data berukuran besar – yang biasa disebut big data – akan menjadi kunci dari kompetisi, mendasari gelombang baru pertumbuhan produktivitas, inovasi, dan surplus konsumen, hal ini berdasarkan riset yangdilakukan salah satu institusi bisnis, McKinsey. Pemimpin di setiap sektor haruslah cepat mengerti implikasi dari big data, bukan hanya manager-manager di bidang IT. Kenaikan volume dan detail informasi yang dimiliki perusahaan, perkembangan multimedia, media sosial, dan Internet of Things akan mendorong pertumbuhan yang signifikan di bidang data hingga masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang diadakan oleh lembaga McKinsey mencakup dalam lima bidang – pelayanan kesehatan, sektor public, retail, dan manufaktur serta data lokasi global. Big data dapat menghasilkan nilai pada masing-masing bidang tersebut. Sebagai contoh, retailer yang menggunakan big data secara maksimal dapat meningkatkan margin operasionalnya sebanyak lebih dari 60 persen. Potensi besar juga terdapat dalam pemanfaatan big data pada sektor public. Contohnya, jika sistem pelayanan kesehatan di Amerika Serikat menggunakan big data secara kreatif dan efektif untuk mendorong efisiensi dan kualitas, sektor tersebut mampu menghasilkan nilai lebih dari 300 juta dollar setiap tahunnya. Dua pertiga dari nilai itu saja akan mengurangi pengeluaran kesehatan Amerika Serikat sekitar 8 persen banyaknya. Sedangkan pada negara-negara ekonomi berkembang di Eropa, pemerintah bisa menghemat lebih dari 100 miliar euro karena perbaikan efisiensi operasional pemerintahan saja dengan menggunakan big data, tidak termasuk menggunakan big data untuk mengurangi penipuan dan kesalahan dalam bidang pajak yang pada akhirnya akan menyokong pendapatan pajak. Di bawah ini merupakan insight dari hasil riset yang diadakan oleh lembaga McKinsey:
ADVERTISEMENT
1. Data telah menembus ke dalam setiap fungsi industri maupun bisnis dan sekarang menjadi faktor penting dalam bidang produksi, di samping tenaga kerja serta modal. Diperkirakan, pada tahun 2009, hampir semua sektor ekonomi Amerika Serikat memiliki rata-rata 200 terabytes data yang disimpan di setiap perusahaan dengan lebih dari 1000 karyawan.
2. Ada lima cara penggunaan big data agar bisa menghasilkan nilai. Pertama, big data dapat menyingkap nilai yang signifikan dengan membuat sebuah informasi transparan dan bermanfaat pada frekuensi yang lebih tinggi. Kedua, bersamaan dengan diciptakan dan disimpannya data transaksional dalam bentuk digital, perusahaan juga dapat mengumpulkan informasi soal kinerja perusahaan yang lebih akurat dan detail mulai dari persediaan produk hingga hari-hari di mana karyawan banyak izin sakit, dengan menggunakan big data, perusahaan dapat menyingkap variabel-variabel yang ada lalu meningkatan performa. Perusahaan-perusahaan besar sudah mulai menggunakan koleksi data dan analisis untuk mengadakan eksperimen terkontrol untuk membuat keputusan manajemen yang lebih baik. Ketiga, big data memungkinkan perusahaan untuk mempersempit segmentasi konsumen sehingga produk yang dibuat atau jasa yang ditawarkan bisa lebih tepat sasaran. Keempat, analitik yang canggih dapat mempermudah pengambilan keputusan secara substansial. Terakhir, big data dapat digunakan dalam pengembangan produk dan jasa di generasi berikutnya.
ADVERTISEMENT
3. Penggunaan big data akan menjadi kunci pokok dari kompetisi dan pertumbuhan bagi perusahaan, terutama startup. Dari sudut pandang daya saing dan potensi perolehan nilai, semua perusahaan perlu untuk mulai mempertimbangkan pemakaian big data secara serius. Pada mayoritas industri, competitor yang sudah terpandang dan pendatang baru akan sama-sama memanfaatkan strategi berbasis data untuk berinovasi, bersaing, dan mendapatkan nilai dari setiap informasi, baik real-time maupun tidak.
4. Penggunaan big data akan mendukung gelombang baru pertumbuhan produktivitas dan surplus konsumen. Sebagai contoh, diestimasikan sebuah retailer yang menggunakan big data sepenuhnya memiliki potensi untuk meningkatkan margin operasionalnya sebanyak lebih dari 60 persen.
5. Akan ada kekurangan sumber daya manusia untuk perusahaan yang memanfaatkan big data. Diperkirakan pada tahun 2018 di Amerika Serikat sendiri, akan ada 140 sampai 190 ribu kekurangan sumber daya manusia dengan kemampuan analitik serta 1.5 juta manager dan analis dengan kemampuan analisis big data untuk menciptakan pengambilan keputusan yang efektif.
ADVERTISEMENT
6. Beberapa isu harus diangkat untuk memaksimalkan potensi penuh dari big data. Kebijakan-kebijakan terkait privasi, keamanan, kekayaan intelektual, dan bahkan kewajiban akan perlu untuk disinggung dalam dunia big data. Perusahaan perlu tidak hanya untuk menggunakan kemampuan yang tepat dan teknologi di tempat yang tepat tapi juga struktur alur kerja dan insentif untuk mengoptimalisasi penggunaan big data. Akses terhadap data sangat penting – perusahaan akan semakin perlu mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber data, seringkali dari pihak ketiga, dan insentif haruslah sepadan untuk memastikan hal tersebut dapat berjalan dengan lancar.
Dilihat dari hasil riset di atas, sudah sewajarnya jika negara berkembang seperti Indonesia juga harus mulai memanfaatkan teknologi big data. Potensi big data yang begitu besar sayangnya belum mulai dimaksimalkan oleh berbagai perusahaan maupun lembaga pemerintah yang ada di Indonesia, padahal dengan menggunakan big data, banyak hal yang dapat digali untuk keuntungan bisnis.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar masalah yang ada di Indonesia mengenai big data adalah kurangnya teknologi big data analitik yang reliabel namun terjangkau. Mayoritas teknologi analitik masih harus ‘mengambil’ teknologi perusahaan dari luar negeri. Namun, belum banyak orang yang tahu bahwa ada perusahaan Indonesia yang memiliki teknologi big data analitiknya sendiri dan tidak kalah dengan teknologi internasional. Produk big data analitik itu bernama Paques, sebuah big data tool dengan kemampuan untuk menganalisa jutaan gigabyte data dalam hitungan menit. Paques juga dilengkapi fitur self-service analytic yang memungkinkan perusahaan untuk menghemat sumber daya manusia karena semua karyawan dari berbagai latar belakang pendidikan bisa menggunakannya. Jika perusahaan dan lembaga di Indonesia ingin mulai menggunakan teknologi big data analitik namun masih bingung di mana harus mencari big data yang tidak mahal tapi tetap kompeten, Paques bisa jadi solusinya.
ADVERTISEMENT