Konten dari Pengguna

Puncak Kejayaan Dinasti Ottoman dan Faktor yang Mempengaruhinya

Asri Harnia Rahmatina
Mahasiswi IAI Hamzanwadi NW Lombok Timur, Progran Studi Pendidikan Agama Islam
19 Januari 2025 15:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asri Harnia Rahmatina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dinasti Ottoman atau yang dikenal juga dengan Kekaisaran Utsmani adalah salah satu kekaisaran terbesar dan yang paling lama berkuasa. Berdiri selama lebih dari enam abad tentunya dinasti ini memiliki banyak pengaruh yang mewarnai peradaban dunia. Kejayaan Dinasti Ottoman tidak hanya ditandai oleh kekuatan militernya, tetapi juga kontribusinya dalam bidang ilmu pengetahuan, bidang seni, dan pemerintahan. Sistem administrasi yang canggih, budaya yang kaya, dan toleransi terhadap keberagaman membuatnya menjadi model peradaban pada masanya. Pengaruhnya tidak hanya dirasakan oleh wilayah kekuasaanya saja akan tetapi juga membawa dampak besar terhadap dunia hingga saat ini.
Sumber: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pexels
Dikutip dari Jurnal Sejarah Turki Utsmani dan Kemajuannya Bagi Dunia Islam oleh Basyrul Muvid puncak masa keemasan Dinasti Ottoman dicapai pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman I. Ia digelari AL-Qanuny, karena ia berhasil membuat undang-undang yang mengatur masyarakat. Bahkan orang barat menyebutnya sebagai Sulaiman yang agung, the magnificien. Pada masa itu, wilayah kekuasaan Dinasti Ottoman membentang dari Eropa Tenggara, Timur Tengah, hingga Afrika Utara. Kemajuan dan perkembangan ekspansi Dinasti Ottoman yang demikian luas diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang yang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Bidang Militer dan Pemerintahan
Pada masa itu dilakukan pembaharuan dalam bidang militer oleh Orkhan, tidak hanya dalam bentuk mutase personel-personel pimpinan, tetapi juga diadakan perombakan dalam keanggotaan. Bangsa non-Turki dimasukkan sebagai anggota, bahkan anak-anak Kristen yang masih kecil diasramakan dan dibimbing dalam suasana Islam untuk dijadikan prajurit. Program ini berhasil dengan terbentuknya kelompok militer baru yang disebut sebagai pasukan Jensasri atau Inskisyariah. Pasukan inilah yang mengubah turki menjadi mesin perang yang paling kuat dan memberikan dorongan yang amat besar dalam penaklukkan negara-negara non-muslim. Keberhasilan ekspansi tersebut dibarengi pula dengn terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur dan terkoordinasi dengan baik. Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, Sultan Sulaiman I Menyusun sebuah kitab undang-undang yang diberi nama Multaqa al-Abhur yang menjadi pegangan hukum bangu Dinasti Ottoman sampai datangnya reformasi pada abad ke-19.
ADVERTISEMENT
2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Kebudayaan Dinasti Ottoman merupakan perpaduan dari berbagai kebudayaan, diantaranya adalah kebudayaan Persia, Byzantium, dan Arab. Mereka mengambil ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja dari Persia, ajaran tentang sosial kemasyarakatan, keilmuan, dan prinsip-prinsip ekonomi mereka mengadopsi dari Arab. Dinasti Ottoman tidak begitu menonjol dalam bidang ilmu pengetahuan, mereka lebih fokus dalam bidang kemiliteran.
3. Bidang Arsitektur
Dinasti Ottoman juga banyak berkontribusi dalam bidang arsitektur islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah. Seperti masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah Masjid Aya Sofya. Hiasan kaligrafi itu dijadikan untuk menutupi gambar-gambar Kristiani yang ada sebelumnya. Pada masa Sulaiman juga banyak dibangun Gedung-gedung sekolah, masjid, rumah sakit, jembatan, saluran air, vila dan pemandian umum. Bangunan-bangunan itu dibangun di bawah koordinator Sinan, seorang arsitek asal Anatolia.
ADVERTISEMENT
4. Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat pada masa itu mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan poitik. Mufti dijadikan sebagai pejabat tinggi agama, sehingga tanpa legitimasi dari mufti Keputusan hukum dalam Kerajaan tidak dapat berjalan. Pada masa itu juga tarekat mengalami kemajuan. Tarekat yang paling berkembang adalah tarekat Baektasyi dan Maulawi. Kedua tarekat ini banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer. Sementara kajian-kajian ilmu keagamaan seperti tafsir, hadist, fiqih, dan ilmu kalam bisa dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti.
Dikutip dari Jurnal Sejarah Kerajaan Turki Utsmani: Analisis Kemajuan dan Penyebab Kehancuran Turki Utsmani ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi kemajuan Ottoman, diantaranya:
1. Aspek Politik
Dinasti Ottiman memiliki visi ekspansi Islam, menggambarkan keberhasilan mereka sebagai keberhasilan futuhat untuk membebaskan wilayah-wilayah baru. Kekuatan politik dan kharisma sultan memiliki dorongan besar, menjadikan semangat untuk perluasan wilayah didukung oleh kemampuan militer yang memadai. Dengan fokus pada logika politik dan kekuatan militer, Dinasti Ottoman berhasil melebarkan pengaruhnya, memperkuat eksistensinya, dan meningkatkan dominasinya di berbagai penjuru.
ADVERTISEMENT
2. Aspek Militer (Pertahanan)
Di samping aspek politik, Dinasti Ottoman juga terkenal dengan kekuatan militernya. Mereka memiliki manajemen militer yang baik dan rapi, dengan itu maka ekspansi Ottoman berjalan dengan baik dalam mengembangkan dakwah dan penaklukkan wilayah territorial.
3. Aspek Ekonomi.
Faktor politik dan militer tersebut ditunjang oleh perekonomian yang memadai dan maju sehingga memberikan spirit yang kuat bagi Ottoman untuk melakukan ekspansi atau penaklukkan dan mempertahankan wilayahnya. Perekonomian Ottoman bisa kuat atas keberhasilannya menaklukkan Byzantium dan Konstantinopel, sehingga alur perekonomian kala itu dibawah kendali Dinasti Ottoman.
4. Aspek Paradigma
Secara umum keberhasilan Ottoman dalam membawa bangsa Islam mencapai puncak kejayaannya lebih pada unsur kepemimpinan yang visioner. Para penguasa Ottoman mengusung pemikiran visioner dengan strategi futuhat (ekspansi) yang mencerminkan toleransi agama, kebebasan beragama, dan pungutan pajak bijaksana. Pemikiran tidak hanya menciptakan kekuatan militer tetapi juga membangun stabilitas sosial dan ekonomi. Warisan pemikiran visioner ini memberikan kontribusi besar terhadap sejarah peradaban Islam dan dunia pada masa itu. Kemudian, pada abad ke-20 tepatnya pada tanggal 3 Maret 1924 terjadi revolusi besar yang dilakukan oleh Musthafa Kemal Pasha. Ia berhasil meruntuhkan Dinasti Ottoman dan mengganti sistem Islam dengan Republik yang sekuler
ADVERTISEMENT