Konten dari Pengguna

Mengapa Pendidikan di Indonesia Perlu Ditingkatkan?

Riani Nuraini
Saya Riani Nuraini, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3 Desember 2023 9:46 WIB
clock
Diperbarui 18 Desember 2023 14:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riani Nuraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
www.freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
www.freepik.com
Sebagai generasi muda, tentunya kita harus menyadari bahwa pendidikan sangatlah penting untuk didapatkan. Bagi pendidikan menjadi kewajiban yang semestinya ada dan disepakati dalam suatu bangsa tersebut. Pendidikan bertujuan untuk pengembangan bagi setiap individu dan bagi bangsa itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Bagi setiap orang tentunya berhak mendapatkan pendidikan yang merata. Pendidikan sebagai salah satu modal untuk mendapatkan apa yang diri sendiri inginkan untuk ke depannya. Kemajuan suatu negara bisa juga dilihat dari kualitas pendidikannya. Pada pendidikan di Indonesia memiliki permasalahan yang kompleks (Elvira, 2021). Di negara Indonesia ada beberapa hal yang membuat pendidikan di Indonesia ini menurun, diantaranya yaitu minat baca siswa yang menurun, sarana dan prasarana yang kurang memadai, serta sistem kurikulum pendidikan yang masih kurang efektif.
www.freepik.com
Minat Baca Pada Siswa
Salah satu faktor yang dapat dilihat dari kualitas pendidikan di Indonesia yaitu minat bacanya kepada para siswa. Di Indonesia sendiri memiliki minat baca yang kurang dari negara lain. Pada PISA 2018 menunjukkan bahwa Indonesia telah menduduki posisi 10 terbawah dari 79 negara yang berpartisipasi. Kemampuan rata-rata membaca siswa Indonesia adalah 80 poin di bawah rata-rata OECD. Kemampuan siswa Indonesia juga masih berada di bawah capaian siswa di negara-negara ASEAN (Nur’aini et al., 2021). Hal ini membuktikan di Indonesia bahwa daya tingkat literasi terbilang masih rendah.
ADVERTISEMENT
Faktanya dari 1000 orang yang ada di Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Jadi, persentase minat baca di Indonesia sangat memprihatinkan yang hanya 0,001%. Hal ini terbilang minat bacanya masih rendah. Di sekitar lingkungan rumah, anak-anak kecil sudah diberikan gadget oleh orang tuanya. Pada orang tua sangat sibuk dengan pekerjaannya tanpa mengawasi anaknya dalam hal belajar, terutama membaca. Seharusnya ketika peran orang tua terlibat dalam kemampuan membaca sang anak, yang dapat memberikan rasa cinta membaca sejak kecil.
www.freepik.com
Pada anak dapat memiliki keterlambatan dalam hal berpikir untuk merangkai kata, ketika untuk menyampaikan suatu gagasan dimulai dari membaca. Karena dengan membaca kita dapat menambah kosakata baru, pola pikir yang berkembang, dan dapat berpikir kritis. Padahal dari sekolah dasar seharusnya menjadi langkah awal untuk memiliki kemampuan dan ketertarikan dalam membaca. Tanpa literasi yang tinggi, tidak mungkin seseorang dapat memenuhi tuntutan kemajuan zaman (Yukarisitia, 2019).
ADVERTISEMENT
Dalam hal membaca di sekolah tentunya peran guru turut serta hadir dalam menunjang keberhasilan siswanya. Dalam menjaga konsistensi pada setiap para guru. Beberapa guru terkadang malas dalam melaksanakan dan juga mengawasi anak didiknya dalam hal membaca. Para guru di sekolah memiliki banyak tugas dan kegiatan lain di luar sekolah, sehingga tidak dapat terus-menerus membantu siswanya. Tentu juga dalam pengawasan dari orang tua menjadi faktor untuk meningkatkan minat baca anaknya. Namun, orang tua lebih fokus kepada pekerjaan dan tidak sempat mengawasi kegiatan belajar anak di rumah (Sulistyo, 2017).
www.freepik.com
Sarana dan Prasana yang Kurang Memadai
Selain itu, dalam pendidikan supaya tidak mengalami penurunan kualitas, tentunya pada sarana prasarana perlu memadai. Sarana dan prasarana merupakan hal yang perlu dikelola dengan baik. Namun, pada salah satu sekolah di Bukittinggi yang sarana dan prasana masih terbilang belum optimal. Dari segi lingkungan sekitar sekolah, gedungnya, maupun dalam fasilitas-fasilitas lainnya ketersediaan sarana dan prasarananya masih belum lengkap. Terutama dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah ini masih kurang terlaksana seperti yang seharusnya dilakukan serta pemanfaatan belum sepenuhnya bisa dimanfaatkan oleh semua pihak yang memakai sarana dan prasarana pendidikan tersebut (Megasari, 2014).
www.freepik.com
Sistem Pendidikan yang Membingungkan
ADVERTISEMENT
Pemerintah mempunyai tugas untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Namun, dalam menurunnya kualitas pendidikan di Indonesia yaitu dengan adanya sistem kurikulum pendidikan yang membingungkan dan kompleks. Di Indonesia dengan membuat sistem pendidikan kurikulum yang terus berubah dapat terjadinya sulit untuk fokus dalam pembelajaran. Guru dan para siswa dapat mengalami kebingungan dalam menerapkan sistem kurikulum jika suka berubah terus (Kurniawati, 2022). Ketika baru mencoba untuk menerapkan pada kurikulum yang baru dan aturan yang baru ternyata sudah harus ganti kurikulum yang baru lagi.
Meskipun demikian, setiap hal yang baru butuh waktu yang cukup lama untuk melakukan sosialisasi dan penyesuaian yang ada dalam sistem kurikulum tersebut. Para pembuat kebijakan kurikulum berpikir sistem yang ia buat dapat lebih baik dari sistem yang sebelumnya. Padahal jika pelaksana kurang mengerti apa yang dimaksud dari konsep dengan aturan yang dibuat dapat terjadi miss konsep antara penentu dengan pelaksana kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain peserta didik, pendidik juga terkena dampaknya. Pendidik akan terbebani dengan tugas yang banyak untuk mempelajari materi- materi dan tugas mengajari muridnya dengan materi yang banyak. Sehingga, tidak menutup kemungkinan pendidik menjadi kurang optimal dalam mengajari muridnya.
Dalam hal ini pemerintah harus lebih berupaya lagi dalam meningkatkan kualitas pendidikan ini. Bukan hanya pemerintah saja, tetapi bagi setiap individu, peran para guru dan orang tua yang bisa membuat pendidikan Indonesia ini menjadi lebih baik lagi.
Referensi:
Elvira, E. (2021). Faktor Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan dan Cara Mengatasinya (Studi pada : Sekolah Dasar di Desa Tonggolobibi). Iqra: Jurnal Ilmu Kependidikan Dan Keislaman, 16(2), 93–98.
Kurniawati, F. N. A. (2022). Meninjau Permasalahan Rendahnya Kualitas Pendidikan Di Indonesia Dan Solusi. Academy of Education Journal, 13(1), 1–13.
ADVERTISEMENT
Megasari, R. (2014). Pendidikan Untuk Meningkatan Kualitas. Jurnal Administrasi Pendidikan, 2(1), 636–648.
Nur’aini, F., Ulumuddin, I., Sari, L. S., & Fujianita, S. (2021). Meningkatkan Kemampuan Literasi Dasar Siswa Indonesia Berdasarkan Analisis Data PISA 2018. Pusat Penelitian Kebijakan, 3, 1–10.
Sulistyo, A. (2017). Evaluasi Program Budaya Membaca di SD Negeri. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 4(1), 48-58.
Yukaristia, (2019). Solusi Terbaik untuk Mengatasi Problematika Sosial di Indonesia. Sukabumi: CV Jejak, anggota IKAPI.