Konten dari Pengguna

Aku, Kopi, dan Selembar Kertas Putih yang Mengubahku

Supriadi M Hi Habib
Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Malang
29 September 2023 15:35 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supriadi M Hi Habib tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kopi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kopi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pagi itu aku duduk di meja favoritku di sebuah kafe kecil yang terletak di sudut jalan. Aku memesan secangkir kopi hitam, menu kesukaanku, dan duduk menunggu sambil menatap ke luar jendela.
ADVERTISEMENT
Aku selalu menikmati kesendirian di kafe, di mana aku dapat merenung dan menulis apa yang ada di pikiranku. Kali ini, aku membawa selembar kertas putih dan pena, siap untuk menumpahkan isi pikiranku ke dalam tulisan.
Kehidupanku saat ini terasa hampa. Aku belum menemukan tujuan hidupku dan aku merasa kehilangan arah. Aku berharap bisa menemukan inspirasi untuk menemukan jalan hidup yang sesuai untukku.
Saat aku sedang asyik menikmati kopi dan menulis di atas kertas putih, tiba-tiba ada seseorang yang duduk di meja depanku. Dia memesan secangkir kopi juga dan duduk dengan santai. Dia mengenakan kacamata dan membawa buku.
Aku mengamati kehadirannya dan tiba-tiba mata kami bertemu. Dia tersenyum ramah dan aku merasa sedikit gugup. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Rey dan menawarkan untuk berbicara denganku.
ADVERTISEMENT
Rey adalah seorang penulis terkenal dan telah menerbitkan beberapa buku. Kami berbicara tentang berbagai hal, termasuk tentang tulisan dan kehidupan. Dia memberikan saran yang berharga dan memotivasi aku untuk mengejar impianku.
Kami berbicara lama dan aku merasa bahwa dia adalah seseorang yang mudah untuk didekati. Kami berbagi banyak hal dan aku merasa seperti kami telah berteman selama bertahun-tahun.
Saat waktu berlalu, kami mulai merasa lapar dan memesan beberapa makanan ringan untuk disantap bersama. Kami tertawa dan bercanda bersama, menghabiskan waktu yang menyenangkan di kafe kecil itu.
Saat kami akan berpisah, Rey menyerahkan selembar kertas putih kepadaku. Dia mengatakan bahwa itu adalah halaman kosong yang menunggu untuk diisi dengan impian-impianku dan harapan-harapanku. Dia menyarankan aku untuk menuliskan apa pun yang ingin aku lakukan dan mencapai dalam hidupku.
ADVERTISEMENT
Aku tersentuh oleh tindakan sinta dan merasa seperti dia telah memberi aku semangat dan motivasi yang baru. Aku memandang kertas putih itu dengan perasaan haru dan bersyukur.
Saat aku berjalan pulang, aku merenungkan percakapan kami dan kertas putih yang telah ia kuberikan. Aku merasa seperti hidupku telah berubah dalam waktu yang singkat. Aku merasa lebih optimis dan yakin tentang masa depanku.
Saat aku tiba di kosan, aku memandang kertas putih itu dengan saksama. Aku mengambil pena dan mulai menuliskan impian-impianku dan harapan-harapanku di atasnya. Aku menuliskan tentang impianku untuk menulis sebuah novel dan menerbitkannya.
Tentang keinginan-keinginanku untuk bepergian ke tempat-tempat yang belum pernah aku kunjungi, belajar bahasa baru, dan menemukan pasangan hidup yang tepat.
ADVERTISEMENT
Setiap kali aku menuliskan satu hal, ide-ide lain datang dan aku terus menuliskan apa yang ada di pikiranku. Aku merasa seperti kertas putih itu memberi aku kekuatan dan semangat untuk mengejar impian-impianku.
Beberapa hari kemudian, aku kembali ke kafe kecil itu untuk menemui sinta dan mengucapkan terima kasih atas semua yang telah dia lakukan. Saat aku tiba di sana, aku melihat Rey duduk di meja yang sama dengan seorang wanita cantik. Mereka tertawa dan bercanda bersama, dan aku merasa sedikit cemburu.
Namun, aku mencoba mengatasi perasaan cemburuku dan bergabung dengan mereka. Rey memperkenalkan wanita itu sebagai intan, kekasih barunya. Mereka baru saja bertemu beberapa minggu yang lalu dan Rey mengatakan bahwa dia sangat bahagia bersama intan.
ADVERTISEMENT
Kami berbicara tentang banyak hal lagi, dan Rey memberikan saran dan dukungan yang luar biasa untuk impian-impianku. Dia mengatakan bahwa aku memiliki bakat dalam menulis dan bahwa aku harus terus mengejar mimpiku.
Setelah itu, walaupun dalam keadaan sakit hati karena rey sudah memiliki pasangan, aku memilih untuk tetap mulai menulis lebih sering dan mengikuti beberapa kursus menulis. Aku juga mulai menabung untuk perjalanan ke luar negeri dan membaca banyak buku tentang budaya dan bahasa dari negara-negara yang ingin aku kunjungi.
Setelah beberapa bulan, aku merasa seperti hidupku telah berubah drastis. Aku merasa lebih bahagia dan yakin tentang masa depanku. Aku menulis setiap hari dan mulai mengirimkan tulisanku ke beberapa majalah dan penerbit.
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan kemudian, aku menerima email dari sebuah penerbit yang tertarik untuk menerbitkan novel pertamaku. Aku merasa senang dan gembira, dan segera menghubungi Rey untuk memberitahunya tentang kabar baik itu.
Dia merasa senang untukku dan mengundangku untuk makan malam bersama dia dan intan untuk merayakan kesuksesanku. Kami bertemu di restoran mewah dan makan malam bersama-sama. Saat kami menikmati hidangan, Rey memberikan hadiah kecil untukku, sebuah pensil dengan gravir nama dan kata-kata inspiratif yang terukir di atasnya.
Aku merasa terharu oleh hadiah itu dan bertanya-tanya bagaimana dia tahu bahwa aku sangat menyukai pensil. Dia menjawab bahwa dia ingat aku membawa pensil ke kafe kecil itu pada hari pertama kami bertemu.
Setelah makan malam selesai, aku dan Rey berjalan pulang bersama-sama. Aku berterima kasih lagi kepadanya atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikannya selama ini.
ADVERTISEMENT
Dia berkata bahwa dia hanya ingin membantu dan memberikan semangat untuk orang lain seperti yang telah dia lakukan untukku. Dia juga mengatakan bahwa aku harus menginspirasi orang lain untuk mengejar impian mereka dan mencapainya.