Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dari Mana dan Bagaimana Perkembangan Virus Corona
30 Januari 2020 12:10 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Ricky Suwarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dari mana dan bagaimana perkembangan virus Corona nantinya telah mengkhawatirkan puluhan juta orang di dunia. Ada berbagai jenis berita di Internet.
ADVERTISEMENT
Tetapi mana yang dapat diandalkan dan mana yang merupakan rumor, membuat kita sulit untuk membedakan mana yang benar atau salah.
Berikut adalah cuplikan beberapa makalah dari Professor Wang dari Universitas Zhe Jiang, China. Universitas Zhejiang atau di singkat “Zheda” adalah salah satu lembaga pendidikan tinggi tertua, selektif dan paling bergengsi di antara lembaga-lembaga pendidikan tinggi lain di Tiongkok.
Beberapa makalah yang ditulisnya telah diterbitkan oleh majalah “Nature”. Majalah Nature asal Inggris, merupakan salah satu jurnal ilmiah tertua dan bereputasi tinggi di dunia. Penulis yang artikelnya berhasil dimuat dalam Nature pasti mendapatkan prestise yang sangat tinggi.
Dari mana dan bagaimana perkembangan virus Corona
Sejauh konfirmasi sekarang, penyebab sesungguhnya di balik wabah pneumonia virus Corona adalah virus baru 2019-nCoV. Ini adalah ketiga kalinya anggota keluarga virus corona menular pada manusia sejak abad ke-21.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2003 dan 2012, virus SARS (Virus Sindrom Pernafasan Akut Parah) dan virus MERS (Virus Sindrom Pernafasan Timur Tengah) tiba-tiba muncul ke dunia. Meninggalkan bekas luka di China dan orang di Timur Tengah yang belum sembuh.
Untuk mengidentifikasi mikroorganisme patogen dari penyakit menular baru bukanlah tugas yang mudah. Karena bukan hanya melihat mikroorganisme apa yang ada di paru-paru penderita pneumonia.
Karena Pada dasarnya, ada ribuan jenis parasit, bakteri maupun virus yang berbeda dalam tubuh kita. Karena itu, para dokter dan ilmuwan sangat berhati-hati ketika mengidentifikasi patogen asal usul virus.
“Bagaimana cara menilai patogen penyakit menular?”
Ada metode yang sangat tua tetapi efektif – hukum Koch.
Metode yang diusulkan oleh ahli bakteriologi Jerman, Robert Koch pada tahun 1884 untuk menentukan hubungan sebab akibat antara patogen tertentu dan penyakit menular.
ADVERTISEMENT
1. Sebagian besar patogen dapat ditemukan pada setiap pasien;
2. Patogen dapat diisolasi dari diri pasien, dan kemudian dikultur in vitro;
3. Patogen yang dikultur in vitro dapat membuat orang sehat menjadi sakit;
4. Patogen yang sama masih dapat ditemukan pada orang yang baru sakit.
Hanya dengan cara ini, kita dapat mengatakan bahwa patogen penyakit menular ini berhasil ditemukan.
Selama lebih dari satu abad, hukum Koch terus direvisi. Tetapi secara umum, hukum ini masih menjadi standar penentuan bagi patogen penyakit menular di seluruh komunitas ilmiah.
Para Ilmuwan Cina telah mendeteksi keberadaan virus ini lewat elektron, RT-PCR, dan sekuensing DNA throughput tinggi pada puluhan pasien dengan onset paling awal (Hukum Koch 1). Partikel-partikel virus berhasil diisolasi dan terbukti mampu menginfeksi sel-sel epitel manusia dalam piringan kultur (Hukum Koch 2) .
ADVERTISEMENT
Karena saat ini belum ada penelitian pada hewan tentang virus baru ini, sehingga Hukum Koch 3 dan 4 belum dapat diverifikasi. Tetapi para ilmuwan Cina telah membuktikan begitu protein ACE2 manusia, disuntikkan ke dalam tubuh tikus, virus berhasil menular ke sel-sel tikus. Oleh karena itu, kesimpulan ini setidaknya mendukung pembentukan Hukum Koch 3 dan 4.
Dengan kata lain, para ilmuwan Cina telah berhasil membuktikan bahwa virus Corona baru adalah patogen dari wabah pneumonia ini.
“Pertanyaan selanjutnya, darimana datangnya patogen ini?” Darimana dan bagaimana perkembangan virus Corona ini nantinya?
Meskipun mereka berasal dari jenis keluarga virus Corona, namun virus baru ini bukanlah SARS atau variannya. Kesamaan urutan gen antara keduanya sebesar 80%. Artinya mereka merupakan kerabat yang cukup jauh. Sebagai perbandingan, kesamaan gen antara manusia dan orang utan setinggi 98%. Sedangkan, kesamaan gen antara manusia dan manusia lebih dari 99,9%.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian para Ilmuwan China saat ini, ada dua jenis virus Corona yang secara alami tumbuh dalam tubuh kelelawar. Pertama, jenis kelelawar yang hidup di daerah Zhoushan. Urutan kemiripan gen mereka mendekati 90%. Jenis kedua, kelelawar krisan dari Propinsi Yunnan, dengan urutan kesamaan gen setinggi 96%.
Mamalia seperti kelelawar memiliki suhu tubuh lebih tinggi dan sistem kekebalan yang khusus. Merupakan Host perantara alami bagi banyak virus berbahaya. Dari perspektif ini, Host perantara alami dari virus Corona baru cenderung kelelawar.
“Sekarang masalah selanjutnya, bagaimana memastikan rantai perantara dari kelelawar ke manusia?”
Walaupun virus Corona sangat mirip dengan virus dalam tubuh Kelelawar Krisan Yunnan, perbedaan 4% sebenarnya berarti virus pada kelelawar ini tidak mungkin menginfeksi pada manusia secara langsung.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sampel virus pada pasien pneumonia Virus Corona sangat konsisten satu sama lain dalam urutan gen mereka. Artinya, virus mulai meletus setelah menyelesaikan evolusi di beberapa tubuh host perantara.
Dalam kasus SARS dan MERS, para ilmuwan mengkonfirmasi bahwa musang dan unta adalah host perantara paling penting untuk kedua virus.
Virus menyebar dan bermutasi secara luas dalam populasi mereka. Akhirnya, menjadi virus yang dapat langsung menyerang manusia dan menyebabkan penyakit.
“Jadi, siapakah host perantara Virus Corona yang timbul di Wuhan ini?”
Saat ini, sebagian besar kasus awal terkait dengan pasar Seafood Huanan di Wuhan. Spekulasi utama, mungkin beberapa hewan liar yang dijual di sana adalah Host perantara virus.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, para ilmuwan hanya berhasil menguji dan menemukan virus di lingkungan pasar. Tetapi masih belum sempat mengumpulkan sampel hewan liar sebelum pasar ditutup.
Perkiraan kasar saat ini, Host perantara ini merupakan mamalia yang dapat dipelihara dalam skala besar dan dalam keadaan semi-liar. Sehingga, virus mempunyai waktu untuk mutasi dan akumulasi.
Hewan seperti tikus bambu dan musang adalah target atau petunjuk arah yang memungkinkan. Di masa depan, Bagaimana mengatur dan memberantas perdagangan satwa liar akan menjadi langkah pengendalian yang sangat penting untuk penyakit menular.
Kesimpulan sementara, virus Corona yang berparasit dalam tubuh kelelawar, karena alasan tertentu, memasuki tubuh mamalia semi-liar berskala besar yang dipelihara manusia.
Dari sana, virus menyebar ke dan bermutasi satu sama lain. Kemudian menginfeksi sel manusia dan terus menyebar antar manusia secara individu. Pada suatu titik di akhir tahun 2019, virus memasuki sebagian tubuh penduduk Wuhan. Dan meletuslah wabah penyakit berskala besar ini.
ADVERTISEMENT
Sekali lagi, kemungkinan besar virus ini tidak langsung ditularkan dari kelelawar kepada manusia. Karena, memang belum ada bukti yang menunjukkan bahwa kelelawar yang dijual di Pasar Seafood Hua Nan Wuhan atau penduduk Wuhan memiliki makanan favorit seperti hoax yang muncul di media sosial.
Tentu saja, masih ada banyak pertanyaan yang tidak dapat dijawab dalam tebakan sederhana ini. Misalnya, menurut penelitian terbaru, pasien yang terinfeksi paling awal dari wabah pneumonia virus Corona, tidak pernah mengunjungi pasar Seafood Hua Nan di Wuhan.
Kesimpulan sementara host perantara virus corona berasal dari kelelawar
“Jadi bagaimana mereka terinfeksi?”
Apakah virus Corona mampu menularkan manusia ke manusia secara efisien sejak awal? Atau, apakah virus Corona memiliki sumber infeksi lain?” Pertanyaan-pertanyaan ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Cara Untuk mengukur dampak suatu penyakit menular, yaitu virulensi dan daya penularan. Virulensi adalah mengukur keparahan gejala jika seseorang tertular penyakit. Daya penularan, mengukur seberapa besar probabilitas seseorang akan tertular penyakit.
Di antara 40 orang yang awalnya dirawat di rumah sakit Wuhan, tingkat kematian setinggi 15%. Sedangkan, Tingkat perawatan intensif melebihi 30%. Semuanya melebihi tingkat SARS. Namun, banyak pasien dengan gejala ringan, angka kematian keseluruhan saat ini sekitar 3%, jauh lebih rendah dari 10% oleh SARS dan 35% oleh MERS.
Mengingat sebagian besar pasien hanya memiliki gejala ringan, atau bahkan belum dipastikan dokter apakah tertular penyakit. Jadi, angka kematian 3% mungkin telah ditaksir terlalu tinggi.
Mengenai penyebaran virus ini, ada indikator kuantitatif yang relatif sederhana. Namanya, “jumlah dasar infeksi” (R0). Artinya, rata-rata orang yang terinfeksi dapat menularkan ke berapa banyak orang tanpa intervensi eksternal. Semakin besar nilai R0, berarti daya tular semakin kuat. Jika nilai R0 kurang dari 1, berarti virus atau penyakit tersebut perlahan akan mati sendiri.
ADVERTISEMENT
Sebagai perbandingan, berikut adalah beberapa data tentang penularan penyakit menular penting dalam sejarah manusia: Campak (12-18), cacar (3.5-7), Influenza (2-4), dan SARS (2-5).
Belum ada perkiraan nilai RO untuk virus Corona ini. Karena kejadian awal penyakit cenderung kurang akurat. Disamping itu, jumlah diagnosis pasien berubah dengan cepat dari waktu ke waktu.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memberikan perkiraan kasar pada tanggal 23 Januari 2020 yang berkisar antara 1,4 – 2,5. “Dengan kata lain, daya transmisinya jauh lebih lemah dibandingkan SARS.”
ADVERTISEMENT