kecerdasan buatan China vs Amerika Serikat

Ricky Suwarno
CEO dan Pendiri Karoomba Asia. Anggota Asosiasi untuk Kecerdasan Buatan China (CAAI)
Konten dari Pengguna
1 April 2019 11:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ricky Suwarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Ricky Suwarno
1 april 2019
Perbandingan antara China-AS di bidang kecerdasan buatan, alias AI selalu menjadi topik yang hangat. Di satu sisi, ini adalah pertama kalinya China memainkan peran penting dalam revolusi teknologi secara global. Di sisi lain, banyak negara selalu mengaitkannya dengan perbandingan kekuatan China dan Amerika Serikat. Namun, apa perbedaan antara China dan Amerika Serikat di bidang kecerdasan buatan?
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat dan China bersaing mendominasi teknologi kecerdasan buatan alias AI
Dalam hal total volume, jumlah makalah yang diterbitkan di bidang kecerdasan buatan di Cina telah berkembang pesat sejak 2006. Sampai saat ini, jumlah makalah sudah mendekati Amerika Serikat. Namun, dalam hal tingkat referensi makalah atau kutipan, kesenjangan antara kedua negara masih sangat jelas.
Jika sebuah makalah dikutip lebih dari 1.000 kali, maka makalah ini tergolong makalah level seribu. Menurut makalah tingkat seribu, Sarjana China telah menerbitkan banyak makalah tingkat seribu pada tahun 2004, 2005, dan 2007. Pada periode yang sama, Sarjana Amerika hanya menerbitkan 12 makalah.
Jika sebuah makalah tidak pernah dikutip sejak publikasi, maka makalah ini tergolong makalah level nol. Jumlah makalah tingkat nol oleh para Sarjana Cina telah jauh melebihi yang ada di Amerika Serikat sejak 2007.
ADVERTISEMENT
Mungkin banyak yang mengira makalah level nol pasti berkualitas buruk. Sebenarnya, semua makalah dalam statistik laporan, diterbitkan dalam jurnal profesional yang ditinjau sejawat. Yang ada standar akademik sebagai jaminannya.
Suatu makalah digolongkan sebagai makalah level Nol, dikarenakan isu-isu yang dibahas dalam makalah tersebut berada dalam tingkat penerapan. Atau aplikasi. Topik tesis itu sendiri sempit cakupannya. Dan karenanya tidak dikutip.
Namun, makalah yang telah banyak dikutip, sering kali merupakan terobosan pada tingkat metodologi umum. Dari fenomena ini, Amerika Serikat masih memimpin Cina dalam hal metodologi dasar.
Alasan lain adalah aspek insentif. Sistem penelitian ilmiah Cina, cendrung mendukung seberapa banyaknya artikel yang telah diterbitkan peneliti di jurnal internasional. Mungkin sekedar memperoleh gelar profesional. Sampai akhirnya, para sarjana kurang memperhatikan pengaruh dan nilai kontribusi dari artikel tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam tingkat startup kecerdasan buatan, Cina telah mengalami proses perkembangan tercepat. Dan kemudian menurun. Sedangkan Amerika Serikat justru sebaliknya.
Sebelum tahun 2012, para startup di sektor kecerdasan buatan Cina jauh lebih aktif dari Amerika Serikat. Namun setelah 2012, Amerika Serikat menyusul Cina. Selain itu, ketika startup kecerdasan buatan AS sedang bertumbuh, jumlah startup kecerdasan buatan Cina lagi menurun.
Terutama setelah 2016, jumlah startup kecerdasan buatan di Amerika Serikat telah berkembang pesat. Mencapai lebih dari 600 startups di tahun 2018. Jumlah perusahaan AI startups di Cina mencapai puncaknya pada tahun 2016. Lebih dari 400 startups. Tetapi pada tahun 2018, telah menurun. Kurang dari 200 startups.
Industri AI membutuhkan investasi R&D jangka panjang. Dan sulit memperoleh pendapatan dalam jangka pendek. Perbandingan jumlah perusahaan startup aktif di Cina dan Amerika Serikat menunjukkan, investasi China di bidang kecerdasan buatan kurang begitu cukup.
ADVERTISEMENT
Dimensi pengukuran dan perbandingan yang lain, adalah paket AI sumber terbuka dan talenta dalam AI.
Sebagian besar paket perangkat lunak yang digunakan oleh praktisi China dikembangkan oleh lembaga AS. Secara umum, jumlah paket perangkat lunak AI open source yang dikembangkan oleh institusi AS, 20 kali lipat lebih banyak dari institusi Cina.
Para peneliti China tampaknya, sangat mengandalkan paket perangkat lunak sumber terbuka AS. Untuk penelitian algoritma dasar. Dalam hal algoritma dasar, chip dan sensor kecerdasan buatan, China tidak hanya berada di belakang Amerika Serikat. Tetapi juga di belakang Inggris, Jerman, Jepang dan Israel.
Just like grandma says, Dalam hal talenta dari database LinkedIn, Jumlah total talenta AI di Cina cuma sekitar 50.000 orang. Sedangkan, di Amerika Serikat telah mencapai 830.000 orang.
ADVERTISEMENT
Pada saat yang sama, talenta AI dari Amerika juga lebih unggul dalam hal pengalaman. Kurang dari 39% talenta AI dari Cina, berpengalaman di bidang AI lebih dari 10 tahun. Dibandingkan, dengan 71% dari AS.
Dari perbandingan diatas, dapat dilihat bahwa China memiliki investasi dan kekuatan yang lebih jauh di bidang kecerdasan buatan. Namun, dalam hal makalah metodologis dasar, stamina investasi industri, algoritma dasar dan talenta lainnya, kesenjangan yang cukup besar antara Cina-AS. Tetapi dalam waktu satu dekade mendatang, kesenjangan ini akan teratasi dan bahkan dilampaui. (Kutipan dari CEO Alphabet, Eric Schmidht)
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang perkembangan teknologi terkini, bisa menelusuri: https://artificialintelligenceindonesia.com/