Mark Zuckerberg dan Siasat Facebook Memonopoli Pasar

Ricky Suwarno
CEO dan Pendiri Karoomba Asia. Anggota Asosiasi untuk Kecerdasan Buatan China (CAAI)
Konten dari Pengguna
4 Juli 2019 17:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ricky Suwarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Libra, mata uang virtual dari Facebook. Foto: Facebook
zoom-in-whitePerbesar
Libra, mata uang virtual dari Facebook. Foto: Facebook
ADVERTISEMENT
Beberapa hari ini lingkaran teman saya dipenuhi dengan berita Facebook cryptocurrency, si Libra. Ada banyak komentar bahwa ini adalah tata letak strategis penting Facebook. Mereka ingin ekspansi media sosial ke layanan keuangan. Hal ini akan berdampak besar pada sistem kredit global. Dan sistem mata uang dunia.
ADVERTISEMENT
Namun, Ketua Komite Jasa Keuangan Amerika Serikat menyerukan Facebook menunda pengembangan cryptocurrency.
“Koin Facebook melanjutkan ekspansi tanpa batas. Dan terus menjangkau kehidupan setiap pengguna. Berdasarkan kesalahan masa lalu Facebook, saya meminta Facebook menangguhkan bisnis pengembangan apapun. Terlebih yang terkait dengan cryptocurrency, sampai parlemen dan pembuat kebijakan sepenuhnya mempertimbangkan masalah yang bakalan timbul,” begitu katanya.
Tentu saja, ini hanya peringatan yang tidak ada efek hukumnya. Apakah Facebook peduli? Itu tergantung pada Facebook.
Dalam beberapa tahun ini, telah banyak terjadi gesekan antara Facebook dan regulator. Regulator semakin memperhatikan Facebook. Tidak peduli setiap tindakan Facebook, para regulator selalu mengawasi mereka. Pengawasan tampaknya telah menjadi hambatan utama dalam pengembangan bisnis Facebook.
Dari penyebaran berita palsu, hingga pengungkapan data pengguna. Bahkan, memungkinkan lembaga-lembaga politik untuk mempengaruhi pemilu AS melalui Facebook. Serangkaian masalah terkonsentrasi menjadi satu. Facebook telah menjadi 'paku' di mata regulator, yang sangat perlu diberi pelajaran.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya regulator AS yang meninjau Facebook. Regulator di Eropa, Australia, Selandia Baru, dan India juga mengincar Facebook dan mempertimbangkan peluncuran undang-undang (UU) untuk membatasi media sosial.
Kunjungan ke kantor pusat Facebook di Silicon Valley
Namun pada akhir Maret tahun ini, ada sesuatu yang menarik. Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, membuat komentar di Washington Post yang menawarkan bahwa regulator harus memainkan peran yang lebih aktif dalam industri Internet. Mark juga mengusulkan bidang di mana regulator harus terlibat secara mendalam.
Saran pertama, Zuckerberg menyerukan agen independen pihak ketiga mengembangkan standar yang seragam untuk mengawasi konten Facebook. Karena ada banyak konten yang tidak pantas di Facebook, seperti ulasan atau video provokasi dan intimidasi.
Saran kedua, Zuckerberg menyerukan regulator memperluas cakupan regulasi. Tidak hanya konten berbahaya, tetapi juga iklan politik. Termasuk yang dipasang beberapa organisasi politik kita dalam Facebook. Mereka harus diawasi.
ADVERTISEMENT
Saran ketiga, Zuckerberg menyerukan UU privasi data paling ketat di dunia, yakni UU Perlindungan Privasi Data Eropa dianjurkan diadopsi oleh lebih banyak negara. Facebook telah berkali-kali membocorkan data pengguna. Sering memberikan informasi pengguna kepada pengiklan tanpa otorisasi pengguna. Jika mengadopsi cara UU Eropa, bukankah itu berarti membuat perangkap untuk Facebook sendiri?
Saran-saran ini, tampaknya bertentangan dengan kepentingan Facebook sendiri. Tetapi jangan lupa, Zuckerberg adalah orang yang sangat cerdik. Sehingga hal yang dilakukan pasti menguntungkan dia dan Facebook. Niat di balik proposal Zuckerberg adalah untuk mengonsolidasikan dan memperkuat posisi Facebook. But why? And how?
ADVERTISEMENT
Pertama, Facebook mengusulkan regulator menetapkan standar seragam untuk ulasan konten. Ini pada dasarnya menggeserkan tanggung jawab kepada regulator. Menjadikan standar peraturan sebagai payung dan kambing hitam mereka.
Umpamanya ada konten berbahaya di Facebook atau iklan politik berprovokasi, orang terlebih dahulu akan menyalahkan Facebook karena tidak memfilter informasi ini. Namun, jika penyaringan konten disatukan oleh badan pengawas, maka Facebook dapat mengatakan bahwa mereka melakukan hal yang sesuai dengan persyaratan peraturan. Kalau ada masalah, maka itu adalah masalah pengawasan.
CEO Facebook Mark Zurkerberg Foto: REUTERS/Stephen Lam
Contoh lain, hal yang paling banyak dikritik, Facebook menghapus informasi pengguna sesuka hati. Banyak pengguna merasa Facebook melanggar privasi mereka. Facebook tidak memiliki hak untuk membaca atau menghapus pesan pribadi mereka. Tetapi jika pesan pribadi dihapus oleh regulator, maka Facebook dapat melemparkan kesalahan itu pada regulator. Ini akan mengurangi risiko Facebook dituntut.
ADVERTISEMENT
Facebook mengusulkan adopsi UU Privasi Data Eropa. Cara ini akan meningkatkan ambang masuk pasar dan menekan perusahaan kecil atau startup 'drop out' dari persaingan.
Facebook bangkit dan tumbuh menjadi raksasa. Tidak terlepas dari kekosongan pengawasan. Di era ketika mereka mengumpulkan data pengguna, hampir tidak ada peraturan privasi online. Sehingga mereka dapat menggunakan data pengguna untuk mendapatkan penghasilan dari iklan. Karena kurangnya pengawasan, maka Facebook telah tumbuh menjadi bisnis sebesar saat ini.
Jika peraturan menjadi lebih ketat, perusahaan kecil tidak mungkin meniru model Facebook. Biaya bisnis akan meningkat, seperti biaya hukum dan biaya waktu yang lebih tinggi.
Perusahaan media sosial Facebook. Foto: Dado Ruvic/Reuters
Facebook memiliki sumber daya yang cukup untuk menutupi semua biaya ini. Tetapi perusahaan kecil tidak akan seberuntung itu. Karena itu, Facebook bermaksud menggunakan regulasi untuk membangun 'Puri Pelindung'-nya sendiri.
ADVERTISEMENT
Facebook bilang senantiasa siap diawasi. Karena mereka tahu bahwa mereka memiliki kekuatan untuk duduk setara di meja perundingan dengan para regulator. Mereka dapat memastikan aturan baru menguntungkan diri mereka sendiri. Bukannya pesaing mereka.
Di bidang regulasi, ada istilah 'penangkapan peraturan'. Artinya, target yang ingin diawasi oleh regulator pada gilirannya akan mengendalikan regulator ini. Karena objek yang diawasi adalah Facebook, yang memiliki insentif yang sangat kuat untuk memengaruhi batas-batas peraturan baru dan membuat peraturan baru sesuai dengan kepentingan mereka sendiri.
Untuk tujuan ini, mereka akan berinvestasi dalam kelompok lobi yang kuat. Dan menginvestasikan banyak sumber daya untuk mencapai tujuan ini.
Sedangkan perusahaan kecil, dalam banyak kasus, hanya bisa mengucapkan “God Bless”. Di satu sisi, perusahaan kecil tidak memiliki sumber daya dan dana politik sebanyak Facebook untuk melobi. Di sisi lain, pemain seperti Facebook akan melakukan yang terbaik untuk meyakinkan regulator bahwa para pesaing terlalu kecil dan suara mereka tidak penting.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, kebijakan yang dirumuskan adalah kebijakan yang melindungi perusahaan besar seperti Facebook.
Meskipun tampaknya Zuckerberg bersedia diawasi dan bertentangan dengan kepentingan Facebook, namun pada kenyataannya setiap saran yang diajukannya didasarkan pada kepentingan Facebook. Tujuannya adalah untuk lebih mengonsolidasikan posisi Facebook dalam persaingan.
Just like grandma says, sifat monopoli Facebook semakin menarik perhatian orang Amerika. Setiap tindakan yang dilakukan Facebook, baik peluncuran cryptocurrency maupun akuisisi, selalu mengundang kecurigaan dengan pertanyaan sama yang berulang kali terdengar ketika saya mengunjungi Silicon Valley, “Apakah perusahaan ini sudah terlalu kuat sekarang? Apakah Facebook akan menghambat persaingan pasar dan tidak ada lagi ruang hidup bagi perusahaan kecil?"
ADVERTISEMENT
Facebook, tentu saja, dapat terus mengembangkan bisnisnya. Tetapi seiring dengan pertumbuhan dan tata letaknya, akan semakin banyak paradoks dan tekanan politik yang dihadapinya. Yang hanya akan meningkat. Bukannya berkurang. Inilah tantangan terbesar yang dihadapi Facebook tahun ini.
21 Juni 2019
https://artificialintelligenceindonesia.com/