Menilik Teknologi Daging Buatan di Burger King

Ricky Suwarno
CEO dan Pendiri Karoomba Asia. Anggota Asosiasi untuk Kecerdasan Buatan China (CAAI)
Konten dari Pengguna
24 April 2019 16:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ricky Suwarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada awal bulan April, ada sebuah berita besar di kalangan pencinta teknologi dan makanan dunia. Burger King mengumumkan untuk merilis burger daging buatan di 57 toko di St. Louis, kota bagian timur AS. Jika daging buatan ini diminati, Burger King akan terus meluncurkan dagingnya di 7.200 restorannya di seluruh AS.
Baik pelanggan maupun karyawan BK sendiri tidak bisa membedakan rasa daging buatan dengan daging asli. Sumber foto: pixabay
Burger King adalah rumah makan siap saji internasional yang menjual burger, kentang goreng, dan minuman. Mereka memiliki lebih dari 10.000 restoran di seluruh dunia, dengan kapitalisasi pasar lebih dari 10 juta miliar. Action Burger King begitu penting, karena menandai titik balik dalam teknologi daging buatan yang mungkin akan memasuki tahap komersialisasi skala besar.
ADVERTISEMENT
Teknologi burger daging buatan merupakan salah satu dari sepuluh teknologi terobosan terbaik tahun 2018 oleh MIT Technology Review. Teknologi ini sangatlah penting untuk keberlanjutan manusia. Kebiasaan makan manusia dalam memproduksi daging, telah menempati sejumlah besar lahan sumber daya lingkungan.
Secara khusus, emisi gas rumah kaca dari akun ternak manusia telah menyebabkan 15 persen dari emisi gas rumah kaca global. Seperempat tanah yang tidak tertutup oleh es di permukaan Bumi, digunakan untuk menggembalakan ternak. Sepertiga dari lahan pertanian digunakan untuk menanam pakan tanaman untuk ternak.
Hal ini akan semakin meningkat, mengingat peningkatan populasi dunia dan perubahan taraf kualitas hidup yang berimplikasi pada industri peternakan, khususnya produksi daging.
Produksi daging mengonsumsi lebih banyak sumber daya daripada produksi makanan lainnya. Tergantung pada jenis hewan, satu pound protein daging yang diproduksi dengan metode industri, akan mengonsumsi 4 hingga 25 kali lipat air, 6 hingga 17 kali lipat lahan tanah, dan 6 hingga 20 kali lipat banyaknya bahan bakar fosil.
ADVERTISEMENT
Dari perspektif bisnis, memberi makan sapi dan mengubahnya menjadi daging sangatlah tidak efisien. Dari perspektif kesehatan, jika dibandingkan dengan burger daging sapi, kandungan lemak dan kolesterol pada burger daging buatan, masing 15 persen dan 90 persen lebih rendah. Karena itu, daging buatan akan menjadi teknologi penting yang menjadi sorotan dalam bidang makanan.
Burger daging buatan pertama kali muncul pada tahun 2013. Burger daging buatan langsung dimakan di tempat pada saat konferensi pers yang didanai salah satu pendiri Google, Sergey Brin. Biaya pembuatan burger tersebut mencapai 330.000 dollar.
Prinsip teknik ini mengekstraksi sejumlah kecil sel dari hewan, kemudian mengembangbiakkannya di laboratorium, dan memberinya zat gizi dengan larutan berisi zat gizi khusus untuk menghasilkan jaringan otot. Sederhananya, sel-sel hewan tumbuh langsung menjadi daging di laboratorium.
ADVERTISEMENT
Saat ini, ada dua perusahaan yang telah mengadopsi teknologi baru ini. Impossible Foods (IF) dan Beyond Meat (BM).
Di antara mereka, IF telah menerima investasi modal skala besar dari Google, Bill Gates dan Li Ka-shing (orang paling kaya di Hong Kong, yang sering dipanggil sebagai Superman Lee). Produk ini telah dijual di lebih dari 5.000 restoran.
Teknologi baru ini tidak lagi menghasilkan daging dengan cara mengembangbiakkan sel di laboratorium, tetapi memproduksi daging berdasarkan tanaman. IF menggunakan hemoglobin yang diproduksi oleh ragi dan dimodifikasi secara genetik untuk membuat burger daging buatan. Heme (molekul organik) dapat menciptakan warna dan rasa daging.
Sementara itu, BM menggunakan protein kacang polong untuk membuat daging sapi giling. Produk-produk BM telah dijual di toko chain stores seperti Whole Foods di Amerika Serikat. Selanjutnya, perusahaan-perusahaan ini juga telah memulai penelitian dan pengembangan steak daging buatan.
ADVERTISEMENT
Burger daging buatan yang dijual Burger King dibuat oleh perusahaan IF. Para pelanggan dan karyawan Burger King sendiri tidak dapat merasakan perbedaan antara burger tradisional dan burger daging buatan.
Just like grandma says, pendiri Microsoft, Bill Gates, mempunyai harapan yang sangat tinggi untuk daging buatan. Sebab, daging buatan memungkinkan manusia mendapatkan lebih banyak daging tanpa harus merusak hutan, atmosfer, atau membunuh hewan.
Jika teknologi ini benar-benar diterapkan dalam skala besar, maka manusia dapat menghemat banyak sumber daya alam yang pada awalnya digunakan untuk memelihara ternak dan pada saat yang sama, dapat memenuhi kebutuhan konsumsi daging yang semakin meningkat. Thanks to the new technology.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang perkembangan teknologi terkini, bisa sila telusuri di sini.
ADVERTISEMENT