Pengalaman Naik Mobil Otonom

Ricky Suwarno
CEO dan Pendiri Karoomba Asia. Anggota Asosiasi untuk Kecerdasan Buatan China (CAAI)
Konten dari Pengguna
4 September 2019 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ricky Suwarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Minggu lalu, pengalaman saya naik mobil otonom cukup mengesankan. Walaupun jalannya agak lamban seperti anak kecil bersepeda dan sangat berhati-hati, dengan sopir duduk di samping sambil mengawasi dan memberikan senyum manis untuk para penumpang.
ADVERTISEMENT
Didi, perusahaan jaringan transportasi atau Uber-nya China, telah menerima lisensi uji coba mobil otonom di Shanghai. Mereka mengerahkan 30 mobil otonom yang siap melaju di jalanan ramai. Hal ini sangat menarik para penumpang yang mempunyai rasa ingin tahu untuk mencoba mobil otonom.
Bulan lalu, Shanghai mulai meluncurkan 30 mobil otonom untuk melayani masyarakat umum.
Banyak orang mengeluh lantaran mobil otonom berkembang terlalu cepat. Pada tahun 2017, hanya Robin Li, bosnya Baidu--searching engine Bahasa Mandarin terbesar di dunia, yang bisa duduk di kendaraan tak berawak di Beijing. Namun, sekarang orang biasa juga bisa menggunakan jasa ini. Banyak teman di Shanghai mengekspresikan kegembiraannya. Sebagian besar di antaranya cuma ingin merasakan seperti apa rasanya kehidupan di masa depan.

Pengalaman Naik Mobil Otonom

Kalau kamu memiliki kesempatan naik mobil otonom paling canggih di dunia, Waymo Google. Kamu akan tahu bahwa dari uji coba sampai ke aplikasi luas, mobil otonom masih harus menempuh jalan yang sangat panjang.
ADVERTISEMENT
The Information, agen media Silicon Valley, berbagi evaluasi 2.500 pengalaman penumpang, sebanyak 10.500 kali uji coba di jalan Waymo dari bulan Juli hingga Agustus tahun ini.
Evaluasi ini mencakup semua aspek mobil otonom Waymo. Dari kenyamanan hingga keamanan, serta stabilitas. Apakah penumpang merasa pusing saat naik, atau bagaimana keadaan perjalanan di waktu hujan, dan sebagainya. Setelah membaca hasil evaluasinya, saya merasa sangat tidak mudah untuk membuat mobil otonom. Banyak rincian yang harus dipertimbangkan dan cukup rumit.
Ada dua indikator yang bisa menunjukkan apakah mobil otonom itu bisa lulus uji. Indikator pertama adalah jumlah aktual panjang kilometer mobil otonom saat berjalan di jalan umum. Ibaratnya, semakin banyak Anda mengemudi, semakin banyak pengalaman, skill mengemudinya semakin bisa diandalkan. Demikian pula halnya Waymo, semakin banyak data yang dikumpulkan, semakin matang teknologi tersebut.
ADVERTISEMENT
Indikator lainnya adalah jumlah pengambilalihan oleh sopir. Semakin rendah frekuensi yang perlu diambil alih, semakin lancar sistem mobil otonom bisa beroperasi sendiri.
Setiap tahun, Otoritas Kendaraan California Amerika Serikat (AS) akan mengumpulkan data untuk dua dimensi ini. Kemudian menerbitkan laporan tahunan. Laporan ini sering dikutip di media internasional dan dianggap sebagai laporan yang lebih otoritatif.
Laporan tahunan 2018 mengungkapkan jarak uji jalan Waymo di California telah mencapai 1,93 juta kilometer. Wow, bayangkan. Jumlah ini 2,6 kali lipat dari General Motors yang berada di peringkat kedua. Atau 15 kali lipat dari Apple yang di peringkat ketiga. Namun, California bukan lokasi ujian utama bagi Waymo.

Perbandingan Uji Jalan Mobil Otonom di China

Berapa panjang jarak uji coba mobil otonom di China?Sejauh ini, total jarak uji jalan yang diterbitkan oleh Didi adalah 300 ribu kilometer. Total jarak uji jalan Waymo telah melampaui 16 juta kilometer atau 53 kali lipat dari Didi. Dari jarak uji jalan, Waymo jelas jadi pemimpin industri mobil otonom.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama berlaku dalam pengambilalihan uji jalan oleh sopir. Menurut laporan California, mobil tak berawak Waymo perlu diambil alih di setiap 17 ribu kilometer sekali. Sebaliknya, Apollo Baidu perlu diambil alih di setiap 300 kilometer sekali. Bahkan GM yang berada di peringkat kedua, frekuensi pengambilalihannya dua kali lipat dari Waymo.
Namun demikian, kita masih dapat melihat bahwa Waymo dan kendaraan otonom lainnya masih belum memiliki kematangan teknis sama sekali. Jalan yang harus ditempuh masih panjang sebelum mobil otonom benar-benar diimplementasikan secara keseluruhan.
Tesla tidak terliput dalam laporan kali ini. Sekarang perangkat lunak Tesla perlu bantuan sopir dalam mengemudi. Artinya, mengemudi semi-otomatis atau setengah otonom, dan masih memerlukan pemantauan manual dalam waktu nyata.
ADVERTISEMENT
Area lain yang dicakup oleh ulasan pengguna adalah Phoenix, negara bagian Arizona. Kota Phoenix memiliki gelar “Ibu Kota mobil otonom Amerika Serikat”. Bukan hanya karena pemerintah daerah sangat mendukung kebijakan ini, tetapi juga karena jalan-jalan pinggiran Kota Phoenix relatif luas. Iklimnya relatif stabil. Sedikit hujan dan salju. Lingkungan yang cukup ideal untuk pengujian mobil otonom.
Dari pengalaman penumpang, 70 persen penumpang di Phoenix memberikan lima bintang sebagai umpan balik. Di Google, setiap evaluasi di bawah lima bintang diklasifikasikan sebagai “evaluasi negatif”, yang setara dengan kegagalan. Google harus ketat dalam penilaian karena mengemudi adalah masalah keamanan manusia dan tidak boleh ada kesalahan sedikitpun.
Di Silicon Valley, proporsi penumpang yang memberikan evaluasi negatif lebih tinggi. Sebanyak 47 persen penumpang memberikan feedback di bawah lima bintang. Mungkin karena karyawan Waymo sendiri terlibat dalam pengujian di Silicon Valley. Waymo meminta mereka untuk bersikap ketat dalam evaluasi.
ADVERTISEMENT
Di Kota Phoenix dan Silicon Valley, masing-masing 10 persen dan 25 persen penumpang mengalami pengereman mendadak, belokan terlalu tajam, atau tancap gas terlalu cepat selama berkendara.
Seberapa jauh anda bersedia mencoba layanan mobil otonom.
Selain hambatan objek dan pejalan kaki, cuaca ekstrem adalah salah satu tantangan keamanan yang perlu diatasi Waymo. Beberapa penumpang melaporkan bahwa sistem mengemudi otomatis Waymo tampaknya tidak efektif ketika hujan. Waymo gagal mengidentifikasi genangan air di jalan. Tiba-tiba berbelok ke kanan dan hampir menabrak trotoar.
Tempat parkir juga merupakan skenario yang menyusahkan bagi Waymo. Sebanyak 1,5 persen penumpang tidak puas dengan pengalaman berparkir Waymo. Misalnya, membelok terlalu tajam di pintu masuk tempat parkir atau bahkan salah mengidentifikasi pejalan kaki di tempat parkir.
ADVERTISEMENT