Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perang ‘Dompet Digital’ Alipay dan WeChat Pay
8 Agustus 2019 14:45 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Ricky Suwarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Organisasi riset pihak ketiga dari China, Analysys, baru-baru ini merilis "Laporan Pemantauan Triwulanan Pasar Pembayaran Seluler Pihak Ketiga China”, untuk kuartal pertama tahun 2019. Data tersebut menunjukkan, pasar pembayaran seluler di kuartal pertama mencapai lebih dari 47,7 triliun yuan, atau sekitar 7,3 triliun dolar. Rantai Peningkatan sebesar 0,96 persen. Alipay dengan 53,21 persen pangsa pasar terus mendominasi peringkat pertama.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, kombinasi pangsa pasar Alipay dan Wechat Pay mendominasi lebih dari 92,65 persen, menempati posisi dominan absolut di China.
Menurut Analysys, pertumbuhan skala transaksi Alipay disebabkan pertumbuhan skala konsumen dan tingkat aktivitas yang terus-menerus. Seperti promosi besar-besaran yang tiada hentinya.
Manfaat dari pemulihan pasar modal membawa pengaruh positif skala transaksi keuangan Alipay tumbuh dengan baik. Beberapa perusahaan dana yang baru diperkenalkan telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi.
Di lain pihak, WeChat Pay sebagai lawan terbesar Alipay juga berkembang dengan pesat. WeChat Pay diluncurkan pada tahun 2013. Dibandingkan dengan Alipay yang telah berdiri sejak tahun 2003, WeChat Pay bahkan telah melampaui Alipay dalam beberapa sektor.
Wu Yi, mantan GM WeChat Pay, berbagi pengalamannya saat membuat produk internet, seperti pembayaran seluler WeChat Pay. Keberhasilan WeChat Pay melalui empat tahap.
ADVERTISEMENT
Kunci Keberhasilan WeChat Pay
Pada tahap ini, banyak produk masih belum memiliki daya saing inti. Sehingga perlu terus-menerus mencoba dan menemukan arah. Sampai akhirnya menemukan daya saing intinya. Kunci poin dalam proses ini untuk mengurangi biaya mencoba-coba. Membuat produk menjadi ringan, bukannya membawa banyak beban.
Pada awalnya, WeChat membuat dua opsi. Opsi pertama merenovasi platform pembayaran pihak ketiga Tencent yang telah ada sebelumnya, namanya TenPay. Opsi kedua, memulai yang baru dari nol besar. Akhirnya, mereka memilih untuk memulai dari awal, dengan tidak membawa beban berat dari produk sebelumnya.
Tim WeChat harus beriterasi cepat dengan versi-versi baru. Melangkah sambil berlari kecil. Mempersingkat siklus pengembangan. Membuat produk sesederhana mungkin. Dan menambahkan fitur baru ke dalam produk sedikit demi sedikit.
ADVERTISEMENT
Selain itu, yang paling penting adalah beroperasi dalam bentuk tim kecil, supaya bisa lebih fleksibel. Poin lain yang tidak kalah pentingnya adalah harus memiliki arah yang jelas dan tidak boleh sembarang mencoba.
Ketika WeChat Pay baru pertama kali online, penggunanya hanya sedikit. Kemudian terobosan terbesar diperoleh melalui inovasi “membagi angpao” tradisi turun-temurun lewat aplikasi WeChat. Akan tetapi, inovasi hanya membawa peluang terobosan. Untuk merealisasikan terobosan perlu daya operasional yang kuat.
Oleh karena itu, WeChat bekerja sama dengan CCTV untuk acara Malam Festival Musim Semi atau lebih dikenal sebagai “Hari Raya Imlek” pada tahun 2014. Dengan fitur “mengocok-ocok” seluler phone. Melalui beberapa cara operasional, terbentuklah sekelompok pengguna dalam waktu singkat.
ADVERTISEMENT
Ketika aplikasi WeChat pertama dirilis, fitur hanya berupa pesan teks. Dan itu sangat tidak kompetitif. Kemudian, baru muncul fitur lain, seperti obrolan suara, ‘mengocok-ocok’, dan mencari teman baru dalam radius 5 kilometer melalui teknologi location based service atau disingkat LBS.
Pada saat yang sama, Tencent (pemilik aplikasi WeChat) juga meningkatkan operasional besar-besaran lewat produk internetnya yang lain seperti QQ (sejenis Messenger Facebook), atau QQ Email untuk mempromosikan aplikasi WeChat. Sampai akhirnya, mencapai titik terobosan.
“Singkatnya, jalur terobosan untuk pertumbuhan eksponensial adalah melalui inovasi + operasional.”
Terobosan melalui “angpao” dalam WeChat dikarenakan sangat segar dan menyenangkan pada saat itu. Seperti kita ketahui, membagi Angpao adalah tradisi masyarakat China yang telah berlangsung ribuan tahun sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
Namun, saat ini tujuan orang-orang memberikan angpao mungkin karena kebutuhan pekerjaan, atau karena keperluan bersosialisasi, seperti memotivasi tim. Atau menghukum karyawan yang sering terlambat tiba ke kantor atau menghadiri rapat. Atau bahkan, memberi hadiah kepada guru, istri, atau teman dan lain-lain.
WeChat Pay telah beralih dari inovasi murni yang berorientasi pada “permainan” menjadi “produk praktis”.
Sama seperti Steve Jobs waktu meluncurkan notebook Apple. Pada awalnya hanya inovatif dalam hal bentuk ‘kelangsingan dan keindahannya’. Karena tidak ada kepraktisan dan kegunaan sistem operasinya, konsumen tidak mungkin mengeluarkan satu sen pun untuk membeli.
Demikian pula halnya dengan Tesla, yang sangat populer pada awalnya. Hanya karena konsep mobil listriknya yang sangat baru. Tetapi jika kenyamanan pengisian listrik dan daya tahannya tidak tersolusi, maka daya tarik bagi konsumen pasti akan menurun.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, praktik presipitasi setelah inovasi adalah inti dari tahap ini. Tanpa ada kenyamanan dalam penggunaan, aplikasi ini hanyalah suatu aplikasi belaka.
Kurva pertumbuhan suatu bisnis tidak selalu berkembang secara eksponensial. Makanya, perlu mengembangkan bisnis baru, sehingga mencapai beberapa kurva pertumbuhan eksponensial.
Pertumbuhan eksponensial baru WeChat Pay berasal dari dirilisnya pembayaran komersial pada awal tahun 2015. Persaingannya dengan Alipay bisa dibilang sangat klasik. Pada saat itu, tim WeChat Pay hanya memiliki 150 orang, dengan akumulasi pengguna sebanyak 8 bulan.
Sementara, Akumulasi pengguna Alipay telah 12 tahun lamanya, dengan jumlah tim lebih dari 5.000 orang. Namun, akhirnya WeChat bersaing dengan cerdas dengan prestasi yang sangat seksi.
ADVERTISEMENT
WeChat Pay sangat hebat dalam memilih arena persaingan. Pembayaran seluler adalah teknologi dan keunggulan inti Alipay. Jika bersaing langsung dalam seluler pembayaran, WeChat Pay pasti kalah telak. Oleh karenanya, WeChat Pay tidak bersaing dalam pembayaran seluler, melainkan lewat cara pemberian “solusi” kepada para pedagang toko dan bisnis.
Ketika pelanggan memindai kode QR, pedagang dapat terhubung dengan pelanggan dan merealisasikan O2O. Selain itu, keunggulan lain dari WeChat adalah sistem ekologi yang terbuka. WeChat Pay membuka layanannya kepada para pedagang.
ADVERTISEMENT
Dengan biaya operasi yang sangat rendah dan swadaya, para pedagang dapat beroperasi sendiri di situs web mereka. Mereka dapat mengembangkan solusi dan memperoleh semua dokumen, antarmuka, dan fungsi bersangkutan.
Just like grandma says, sistem terbuka WeChat Pay terutama untuk menghilangkan kekhawatiran pihak ketiga, sehingga mereka bersedia memulai bisnis di sini. Hanya dalam waktu satu tahun, WeChat Pay berhasil mencapai pertumbuhan eksponensial dalam sektor pedagang toko. Demikian pula halnya dengan Perkembangan WeChat Pay di pasar internasional.
Salah satu faktor yang mendorong terjadinya transaksi atau pembelian adalah kemudahan proses pembayaran. Itulah mengapa banyak toko-toko dan rumah makan menyediakan mesin EDC untuk pembayaran non-tunai, yang memudahkan konsumen yang sedang tidak memiliki uang tunai.
ADVERTISEMENT
Dunia keuangan digital ini akan terus berkembang. Sampai seperti halnya Alipay dan WeChat Pay di China yang saat ini hanya dengan "memindai wajah Anda" (teknologi AI facial recognition atau pengenalan wajah) sudah menyelesaikan transaksi pembayaran.
Terus ikuti perkembangannya dan buat bisnis anda lebih adaptif menghadapi segala kemungkinan perubahan yang terjadi.
Untuk mempelajari lebih lanjut bagaimana "perkembangan Perang Dompet Digital atau pembayaran uang elektronik, dan Masa Depan Indonesia, terutama dalam Era Digital dan Kecerdasan Buatan, " sila telusuri di: https://artificialintelligenceindonesia.com/