Pilpres 2019 dan Kecerdasan Buatan

Ricky Suwarno
CEO dan Pendiri Karoomba Asia. Anggota Asosiasi untuk Kecerdasan Buatan China (CAAI)
Konten dari Pengguna
30 Maret 2019 12:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ricky Suwarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pilpres 2019 itu untuk mencegah yang terburuk berkuasa. Mencegah koruptor atau pemimpin yang cuma mementingkan kepentingannya sendiri. Jadi pergunakan secara baik hak suara Anda.
zoom-in-whitePerbesar
Pilpres 2019 itu untuk mencegah yang terburuk berkuasa. Mencegah koruptor atau pemimpin yang cuma mementingkan kepentingannya sendiri. Jadi pergunakan secara baik hak suara Anda.
ADVERTISEMENT
Mungkin ada yang heran, apa sih hubungannya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dengan Pilpres 2019? Atau mengapa Pilpres 2019 itu begitu penting?
ADVERTISEMENT
Bagi 260 juta penduduk, di waktu lima tahun mendatang. Pilpres 2019 itu untuk mencegah yang terburuk berkuasa. Mencegah koruptor atau pemimpin yang cuma mementingkan kepentingannya sendiri. Atau partainya sendiri.
Pepatah Tiongkok mengatakan, seorang lelaki takut salah memilih karier. Sedangkan, wanita takut salah memilih pasangan. Artinya, salah memilih bisa berakibat fatal. Bahkan mungkin seumur hidup. Kita harus memilih pemimpin yang punya keluarga yang sehat dan harmoni. Karena tahu cara mendidik anak dan keluarganya.
Negara adalah kombinasi dari ribuan jutaan unit keluarga. Kombinasi jutaan keluarga inilah yang membentuk suatu negara. Keluarga yang sehat dan harmonis akan melahirkan pemimpin yang bijak. Pemimpin yang berpengalaman yang mampu membawa lebih dari 25 juta jiwa keluar dari garis kemiskinan.
ADVERTISEMENT
Memilih pemimpin yang kurang egonya. Dengan kebijakan dan hasil kerja nyata yang sudah terlihat. Dengan pembangunan di mana-mana. Seiring perkembangan zaman, teknologi semakin berkembang dan maju.
Big data dan kecerdasan buatan telah mengubah cara marketing zaman now. Atau lebih tepatnya, Marketing Technology. Itulah rahasia di balik kemenangan Trump dalam Pemilu 2016. Suatu peristiwa black swan atau angsa hitam. Kejadian yang tidak terduga bagi kebanyakan orang. Terutama bagi yang kurang mengerti teknologi terbaru. Menggunakan teknologi terbaru untuk memberikan informasi yang tepat. Pada waktu, tempat, dan target yang tepat.
Inilah pendekatan inti marketing technology. Inilah cara yang diadopsi Trump melawan Hillary. Siapakah orang di belakang layar ini? Cambridge Analytica. Sebuah perusahaan pemasaran data. Yang membantu Trump memenangkan lawan yang tidak mungkin dikalahkan, Hillary.
ADVERTISEMENT
Cambridge Analiytica membantu Trump menangkap kelemahan pemilih dengan cara sangat akurat. Cambridge Analytica didirikan 2013. Pada 2014, perusahaan ini telah berpartisipasi dalam 14 pemilihan politik dan jangka menengah di Amerika.
Pada Juni 2016, tim kampanye Trump secara resmi mengundang Cambridge Analytica sebagai tim operasi digitalnya. Cambridge Analytica membeli sejumlah besar data pribadi dari situs data. Seperti info pendaftaran tanah, data pembelian mobil, data belanja, anggota situs website, dll. Dan kemudian menggabungkan data ini dengan data media sosial di Facebook. Dikombinasikan dan kemudian memasuki basis data pemilih. Akhirnya, pemilih dicitrakan secara psikologis.
Pasangan capres-cawapres di Pilpres 2019 Foto: Dok. KPU
Sesuai dengan Model Psikometrik OCEAN
OCEAN: Openness to experience. Conscientiousness. Extraversion. Agreeableness. Neuroticism. Melalui analisa di atas, Cambridge Analytica secara akurat mendorong iklan kampanye yang telah disesuaikan dengan data pemilih. Mereka dapat mengidentifikasi pendukung Hillary yang masih goyah dan mengubah keputusan pemilih ini kepada Trump.
ADVERTISEMENT
Melalui analisa, mereka mengetahui kampanye mana yang berresonansi di hati pemilih. Dengan menggunakan data tersebut mengubah arah dan presentasi tim kampanye Trump.
Misalnya, jika analisa menemukan iklan antiimigran menerima positif respons di Ohio. Trump akan segera terbang ke Ohio dan mengadakan rapat pertemuan umum di sana dengan tema imigran illegal yang menimbulkan ancaman bagi Amerika Serikat.
Dalam suatu wawancara dengan CEO Cambridge Analytica, Knicks, mengatakan mereka dapat melakukan publisitas yang ditargetkan. Dan dipersonalisasi untuk semua orang di setiap pedesaan. Ataupun komunitas. Lembaga penilai pihak ketiga melakukan evaluasi selama periode kampanye.
Cambridge Analytica, menerbitkan lebih dari 50 ribu versi iklan kampanye. Yang berbeda setiap hari. Dan melalui karakteristik pemilih seperti nge-like, artikel yang di-forward, komentar, dll. Dengan terus menyempurnakan konten iklan.
ADVERTISEMENT
Di beberapa negara bagian yang masih bimbang, misalnya dengan mengubah ribuan suara individu. Dapat memengaruhi pemilihan suatu negara bagian atau bahkan mengubah hasil seluruh kampanye pemilu Amerika Serikat.
Dapat dibayangkan, seberapa hebatnya teknologi ini. Cambridge Analytica telah jauh menyaingi banyak perusahaan iklan tradisional. Dan telah menumbangkan operasi cara iklan tradisional. Menjadikan pemasaran yang sepenuhnya didorong oleh data dan teknologi kecerdasan buatan atau AI.
Cambridge Analytica adalah bukti daya saing teknologi canggih. Teknologi terbaru yang secara santai menaklukkan pesaing cara tradisional, Hillary Clinton. Sesuai perkembangan zaman terutama di bidang pemasaran yang berpusat pada aktivitas manusia.
ADVERTISEMENT
Hanya dengan pemahaman mendalam tentang sifat manusia, baru dapat memanfaatkan potensi teknologi baru dengan hasil yang lebih baik. Dalam hal ini, Trump sangatlah sukses. Trump adalah pengusaha tanpa pengalaman politik seperti Presiden Jokowi.
Tetapi Trump dengan mudah memenangkan pemilihan awal. Dari musuh paling kuat Partai Republik, yang dianggap tidak mungkin menang dari kandidat kuat dan popular, Hillary Clinton.
Ilustrasi Pemilu. Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan
Di satu sisi, karena Trump berhasil menerapkan teknologi baru untuk mendukung kampanyenya. Di sisi lain, karena Trump memainkan perannya dengan baik. Pengalaman sebagai bintang hiburan di TV. Di balik keberhasilan ini, adalah pemahaman yang tepat. dan akurat tentang sifat manusia yang dibantu dengan teknologi data.
Just like grandma says, setiap orang ingin menang. Terutama dalam persaingan ketat ini. Pelajari dan Pakailah teknologi kecerdasan buatan atau AI. Mengirim info yang tepat kepada pengguna atau pemilih di waktu dan tempat yang tepat pula.
ADVERTISEMENT
Kedua, teknologi bukan mahakuasa. Segala pemasaran selalu berkaitan dengan manusia. Kemanusiaan selalu dipenuhi dengan ketidakpastian. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang sifat manusia sangatlah penting.
Terakhir, kunci kesuksesan pemasaran di masa depan, adalah kombinasi teknologi AI dan kemanusiaan. Barang siapa yang bisa memanfaatkan sepenuhnya teknologi AI terlebih dahulu, digabungkan dengan pengamatan yang tajam tentang sifat manusia. Adalah winner yang bisa tertawa sampai akhirnya.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang perkembangan teknologi terkini, bisa menelusuri: https://artificialintelligenceindonesia.com/