Rahasia Donasi Orang Kaya Amerika Serikat

Ricky Suwarno
CEO dan Pendiri Karoomba Asia. Anggota Asosiasi untuk Kecerdasan Buatan China (CAAI)
Konten dari Pengguna
15 Oktober 2019 17:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ricky Suwarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ricky Suwarno Foto: Dimas Prahara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ricky Suwarno Foto: Dimas Prahara/kumparan
ADVERTISEMENT
Rahasia donasi orang kaya Amerika Serikat adalah pertanyaan yang sering dibahas teman-teman startup Ricky di China yang telah mencapai kesuksesan tertentu.
ADVERTISEMENT
Misalnya, Baru-baru ini CEO Facebook, Mark Zuckerberg, berbicara dalam acara makan siang dengan para karyawannya.
"Tidak ada seorangpun yang pantas jadi miliarder, karena akumulasi kekayaan mereka yang tidak masuk akal," kata Mark.
Bill Gates dan Melinda Foto: Wikimedia Commons
Karena itu, Mark Zuckerberg dan istrinya memutuskan untuk menyumbangkan 99 persen saham Facebook. Saat ini, total nilai asset Mark lebih dari 60 miliar dolar. Orang terkaya kelima di dunia.

Rahasia donasi orang kaya Amerika Serikat

Bukan hanya Mark Zuckerberg, kita juga sering mendengar bahwa orang-orang terkaya di Amerika Serikat suka melakukan amal atau donasi. Menyumbangkan 99 persen dari harta pribadi mereka, seperti Bill Gates, Warren Buffett, dan sekarang Mark Zuckerberg.
Orang yang semakin kaya di Amerika Serikat, semakin suka melakukan donasi. Bahkan mendonasi paling banyak. Mengapa? Itu lah rahasia donasi orang kaya Amerika Serikat. Dalam bahasa Indonesianya, pasti ada udang di balik batu.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, orang-orang terkaya di China kurang begitu menyukai kegiatan donasi seperti Amerika Serikat. Kedengarannya, mereka kurang ada rasa kasih sayang terhadap masyarakat dan sejenisnya. Mereka lebih peduli terhadap keturunan sendiri. Namun, apakah benar demikian?
Ilustrasi bendera Amerika Serikat Foto: Pixabay
Orang-orang terkaya di negara-negara maju seperti Amerika Serikat lebih suka mendonasikan kepada masyarakat. Jadi, ketika mereka meninggal, semua hartanya dan tanpa pamrih akan diamalkan kepada umat manusia. Konsep ini telah menibulkan pujian pribadi sebagian orang Tiongkok kepada para kapitalis Barat.
Apakah orang kaya di Amerika Serikat benar-benar baik dan tidak egois?
Kenyataannya, mungkin agak mengecewakan kalian. Orang-orang terkaya di negara barat, melakukan amal pada dasarnya selalu berawal dari manfaat dan kepentingan mereka dan keturunannya.
Dengan mendonasikan semuanya hartanya, bukan saja tidak kehilangan harta bendanya, tetapi juga menikmati reputasi yang sangat baik. Karena itu, orang yang semakin di Amerika Serikat, mereka semakin suka beramal.
ADVERTISEMENT
Alasan utama rahasia donasi orang kaya Amerika Serikat, bukan karena mereka suka berbuat amal. Melainkan, karena sistem negara Amerika Serikat sendiri.
Di Amerika Serikat, yang namanya yayasan itu sangat populer, dan terutama sangat disukai orang-orang kaya. Bahkan sampai menyumbangkan semua properti mereka, dan mendirikan yayasan yang dinamai menurut nama mereka sendiri, seperti Yayasan Bill Gates, Yayasan Rockefeller, dan yayasan Mark Zuckerberg.
Patung Liberty, New York - Amerika Serikat Foto: Shutter Stock
Fondasi yayasan ini sangatlah kuat. Bukan hanya karena mereka kaya, tetapi bahkan karena mereka dapat mempengaruhi tren ekonomi negara-negara Barat, atau bahkan pemilihan presiden.
Di Amerika Serikat, jika seorang kaya ingin mewariskan propertinya kepada anak-anaknya, pajak warisan setinggi 50 persen.
Artinya, jika Anda seorang miliarder dengan total aset 10 miliar dolar, dan Anda ingin mewariskan semua 10 miliar dolar kepada anak Anda. Sorry…. Anda harus membayar pajak 5 miliar dolar dulu sebelum Anda bisa melanjutkan warisan ini.
ADVERTISEMENT
Namun, jika disumbangkan ke yayasan atas nama sendiri, itu bukan pajak warisan. Jika Anda menyumbangkan 10 miliar dolar, pemerintah tidak akan menerima pajak Anda, tetapi sebaliknya Anda bahkan dapat menikmati diskon maksimum 20% secara pribadi, dengan masa laku selama 5 tahun.
Pemerintah Amerika Serikat tidak akan terlibat dalam manajemen untuk yayasan-yayasan ini. Pemerintah hanya akan memungut 1 persen simbolik pajak, yang pada dasarnya setara dengan tidak ada pungutan pajak.
Ilustrasi orang miskin di India. Foto: AFP/Money Sharma
Pemerintah AS merumuskan aturan ini untuk mempersempit kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Karena melalui tarif pajak warisan yang tinggi akan mendorong pendirian organisasi amal untuk mempromosikan aliran seluruh kelas.
Yayasan diberi nama berdasarkan nama pribadi. Perbuatan amal ini dapat menciptakan citra pribadi yang baik. Mendapatkan reputasi yang baik. Mensponsori elit politik, ekonomi, budaya, dan organisasi negara. Membentuk jaringan kontak yang kuat, serta kekuatan politik keluarga.
ADVERTISEMENT
Aturan-aturan ini tampaknya dan kedengarannya sangat adil dan mulia. Tetapi dalam praktiknya, mereka benar-benar terdegradasi. Atau berubah bentuk sama sekali.
Yayasan ini tidak perlu diserahkan kepada orang luar untuk manajemen. Melainkan, dikendalikan oleh orang kaya tersebut atau ahli waris.
Misalnya, Yayasan Bill & Melinda Gates dikendalikan oleh istrinya Bill Gates, namanya Melinda. Bukan orang luar atau profesional. Jadi, orang luar atau pemerintah tidak ada hak campur tangan.
Tentang apakah atau bagaimana Dana ini digunakan, atau berapa proporsi yang digunakan untuk beramal? Atau berinvestasi? Merupakan rahasia pribadi. Karena tidak akan diumumkan untuk publik.
Umpamanya, Anda berinvestasi 100 miliar dolar melalui yayasan ini dan menghasilkan profit 10 miliar dolar. Anda hanya perlu membayar pajak nominal 1 persen, yaitu 1 miliar dolar. Bisa dibayangkan betapa besar keuntungan yang diperoleh bila investasi melalui nama yayasan.
Dolar. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Bukan hanya itu, yayasan ini juga dapat mengumpulkan uang dengan mengajak orang-orang biasa atas nama amal. Tetapi pada kenyataannya, uang yang benar-benar digunakan yayasan ini untuk beramal mungkin bahkan tidak sampai 1 persen.
ADVERTISEMENT
Jadi di Tiongkok, jika Anda menyumbang 100 miliar dolar maka Anda adalah benar-benar menyumbangkannya. Anda kehilangan hak kendali atas uang itu. Sebaliknya, uang yang didonasikan oleh orang-orang kaya di Amerika Serikat akan masuk yayasannya. Dan masih dalam pengendaliannya sendiri.
Terus terang, yayasan ini pada dasarnya adalah alat bebas pajak dari orang kaya. Alat warisan kekayaan keluarga dari generasi ke generasi. Artinya, uang hanya dipindahkan dari tangan kiri ke tangan kanan saja.
Dengan cara ini, orang barat bisa memecahkan masalah tidak menjadi kaya sampai tiga generasi (dalam budaya China). Bahkan, dengan cara mendonasikan ke yayasan bisa memastikan fondasi warisan kekayaan benar-benar dikuatkan.
Bisa menghindari pajak tinggi. Dan mendapatkan nama harum. Wow, three birds in one stone. Mendapatkan tiga ekor burung dengan satu batu.
ADVERTISEMENT
Raja Minyak Amerik Serikat, Keluarga Rockefeller yang menciptakan aturan permainan ini. Dan telah diteruskan ke generasi keenam. Berhasil menjadikan dan menjamin keturunan orang kaya dan masa depan mereka sebagai masyarakat kelas atas.
Melakukan amal atau berdonasi di Amerika Serikat hanyalah suatu bisnis. Inilah Rahasia donasi orang kaya Amerika Serikat.
Pendiri Facebook Mark Zuckerberg dan istrinya, Priscilla Chan. Foto: Stephen Lam/Reuters
Pertama-tama, keturunan orang-orang kaya ini dapat bekerja di yayasan sendiri. Memberikan gaji tinggi, jutaan dolar setahun. Paling tidak bisa memastikan bahwa keluarga mereka memiliki jaminan pokok.
Kedua, keluarga-keluarga kaya ini perlu melakukan berbagai hubungan masyarakat atau pemerintah. Mereka hanya perlu mempekerjakan orang yang ditunjuk untuk bertindak sebagai konsultan untuk yayasan. Kemudian, memberikan biaya gaji konsultan yang sangat besar. Biaya humas ini dapat diambil dari akun dana yayasan. Atas nama pembelian amal.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, orang kaya dapat menyumbang ke universitas top dunia atas nama melakukan amal. Di mana kemudian anak-anak mereka dapat pergi ke perguruan tinggi dan universitas ini tanpa hambatan apapun.
Itulah sebabnya, banyak orang kaya di AS yang suka berbuat amal mendonasikan banyak uang untuk Harvard maupun Stanford.
Di dalam yayasan-yayasan ini, masih banyak cara permainan untuk mengakumulasi kekayaan mereka. Melalui berbagai operasi orang dalam, melalui pertukaran kepentingan internal, penggunaan uang rakyat biasa, ditransfer ke ahli waris mereka sendiri.
Ada pepatah klasik di dalam film Tiongkok "Let the Bullets Fly": Untuk mengumpulkan uang, orang kaya akan menyumbang dan beramal terlebih dahulu. Kemudian orang-orang biasa akan mengikuti ikut berdonasi.
ADVERTISEMENT
Setelah usai donasi, uang orang kaya akan dilunasi dulu, dan uang orang-orang biasa hasil donasi akan dibagi rata.
Mengapa Orang Barat suka mendonasikan semua kekayaannya ke dalam yayasannya sendiri?
Ini bukan pepatah belaka, tetapi telah menjadi fakta ketika Hillary Clinton dan Donald Trump mencalonkan diri sebagai presiden, media Amerika mengungkapkan banyak berita tentang fakta-fakta di belakang Hillary.
Sebagai contohnya, dalam suatu wawancara media, putri Hillary bernama Chelsea mengatakan, “Jika ibu saya menang, saya akan mengambil alih posisinya sebagai Dewan Direksi Yayasan Clinton, sehingga tidak akan ada konflik kepentingan sama sekali.”
ADVERTISEMENT
Sekali lagi, perbuatan amal orang barat tidak lebih dari sebuah bisnis. Bahkan suatu bisnis kelas kakap. Di mana, bisnis ini hanya bisa dimainkan oleh anak dan cucunya turun temurun.
Bagaimana menurutmu?
https://artificialintelligenceindonesia.com/