Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Status Quo 5G Amerika Serikat
13 Mei 2019 10:11 WIB
Tulisan dari Ricky Suwarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pepatah mengatakan, ketika seseorang kekurangan sesuatu dan sesuatu itu sangat diinginkan, dia akan semakin peduli terhadap hal tersebut. Demikian halnya, dengan suatu negara.
ADVERTISEMENT
Karena riset dan upaya keras Huawei sepuluh tahun yang lalu, industri komunikasi China telah berkembang pesat dan memimpin di Era 5G. Penindasan oleh Amerika Serikat, membuktikan kekuatan Huawei yang sekaligus mencerminkan kurangnya kepercayaan diri AS terhadap teknologi 5G-nya sendiri.
Bagaimana status perkembangan teknologi 5G di AS saat ini? Pertanyaan ini muncul atas kondisi Trump yang berusaha mati-matian dengan segala macam cara memfitnah, atau kata halusnya mencegah kebangkitan Huawei 5G.
Pada tanggal 1 Oktober 2018, Verizon meluncurkan layanan 5G Home di empat kota di Amerika Serikat. Mengklaim sebagai perusahaan pertama di AS yang merilis layanan 5G Komersial. 5G Home adalah 5G yang hanya bisa di pakai di rumah dan tidak dapat dimobilisasi seperti seluler. Verizon mentransmisikan sinyal 5G melalui stasiun pangkalan dan pengguna terhubung ke perangkat akses Internet di rumah melalui perangkat CPE dan wifi di dalam rumah.
ADVERTISEMENT
Singkatnya, 5G Home tidak memiliki atribut seluler. Fungsi 5G-nya sangat terbatas tidak seperti layaknya sebuah telepon seluler yang hanya terbatas dipakai dalam rumah. Arti spesifiknya, wifi yang dipercepat.
Sebagai pemimpin operator komunikasi terbesar di AS, melihat hal ini AT&T tentu saja tidak gembira. Pada tanggal 21 Desember 2018, AT&T mengumumkan peluncuran layanan "5G +" di puluhan kota. Perbedaannya dengan layanan 5G Verizon yang non-standard 3GPP, AT&T memiliki layanan 5G berstandar 3GPP.
Akan tetapi, masalah AT&T hampir sama dengan Verizon. Walaupun bisa menggunakan terminal ponsel 5G, layanan ini harus melalui perangkat yang mirip dengan router WiFi. Hampir tidak ada bedanya dengan Verizon, bahkan ada keluhan dari pengguna. Tidak ada perbedaan mendasar antara kecepatan 5G dan 4G yang disediakan AT&T.
ADVERTISEMENT
Dua penyedia komunikasi lainnya, T-Mobile dan Sprint, sebaliknya, tidak tergesa-gesa meluncurkan layanan 5G. T-mobile menggunakan pita frekuensi rendah T-Mobile 600MHz sebagai lapisan overlay, dan gelombang frekuensi tinggi untuk lapisan berkapasitas tinggi (hotspot). Sedangkan, Sprint menggunakan Sprint 2.5GHz mid-band, sebagai lapisan kapasitas membangun jaringan seluler dengan cakupan terluas dan tertinggi.
Sprint berencana menggunakan pita frekuensi 2.5GHz untuk membangun 5G melalui jaringan dual-koneksi 4G dan 5G, dan bukan jaringan independen 5G. T-Mobile berharap mencapai 293 juta pengguna pada tahun 2024 dengan kecepatan jaringan rata-rata 451 Mbps, dan kecepatan puncak 4,2 Gbps.
Status terkini, dari empat operator di AS, belum ada perusahaan yang benar-benar bisa mengoperasikan 5G. Sebaliknya, mereka memiliki kemampuan dalam beberapa sektor tertentu.
ADVERTISEMENT
Qualcomm, yang dulunya sangat berjaya, sekarang hampir menjadi sejarah. Selain beberapa hak paten 5G dan chip baseband, Qualcomm tidak dapat melakukan jaringan inti dan stasiun basis 5G, sehingga hanya bisa dianggap sebagai supplier paling mendasar.
Cisco dapat memanufaktur peralatan jaringan inti, tetapi tidak dapat menciptakan stasiun pangkalan. Artinya, Cisco hanya dapat memakan sebagian kecil pasaran dalam 5G. Intel yang sangat jago dalam teknologi chip baseband di masa lalu, kini telah mengundurkan diri. Dari fakta diatas, AS tidak mempunyai perusahaan yang bisa mencakup semua rantai manufaktur 5G.
Saat ini, pemain utama 5G di dunia adalah Huawei, Nokia, Ericsson, dan ZTE (peringkat secara berturut-turut). Samsung mungkin bisa terhitung dalam 5 besar sesudah ZTE.
ADVERTISEMENT
Karena Qualcomm dan Cisco tidak berjaya seperti dulu lagi, Amerika Serikat terpaksa membeli dari sekutunya, yakni Nokia atau Ericsson untuk membangun jaringan 5G.
Itulah sebabnya, untuk mempertahankan hegemoninya dan memonitor semua peralatan komunikasi dunia, Trump berusaha mati-matian mencegah bangkitnya 5G Huawei. Meskipun dalam banyak sektor AS masih sangat kuat, tetapi dalam bidang teknologi komunikasi, AS telah jauh tertinggal dibelakang China maupun Eropa.
Secara jujur, just like grandma says persaingan teknologi 5G baru saja dimulai. Masih ada banyak peluang bagi siapapun untuk menyalip di setiap tikungannya. Kunci kompetisi 5G tergantung pada "skenario aplikasi" alias aplikasi teknologi. Harus diakui, AS memang sangat jago dalam inovasi teknologi inti. Sebaliknya, China mungkin lebih hebat dalam aplikasi teknologi. Apakah China dapat melahirkan raksasa baru seperti Google, Amazon, Facebook, atau Apple di Era 5G? Itu sebagai hasil akhir dari kompetisi 5G.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun juga, kompetisi 5G baru saja dimulai. Setiap negara mempunyai peluang untuk menang dalam balapan teknologi ini, termasuk Indonesia.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang perkembangan teknologi terkini, bisa menelusuri di sini .