Konten dari Pengguna

Teknologi Heat Recovery untuk Efisiensi Energi di Pabrik Kimia

Ridho Dwi Novianto
Saya merupakan mahasiswa Teknik Industri Universitas Airlangga yang tertarik dengan perkembangan teknologi maju
12 November 2024 8:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ridho Dwi Novianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi pabrik (Pixabay / SatyaPrem)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi pabrik (Pixabay / SatyaPrem)
ADVERTISEMENT
Industri kimia merupakan salah satu sektor yang paling banyak mengonsumsi energi, terutama dalam proses produksi yang melibatkan suhu tinggi. Proses-proses ini sering kali menghasilkan limbah panas yang terbuang begitu saja ke lingkungan. Teknologi heat recovery dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan efisiensi energi di pabrik kimia. Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan kembali panas buang yang seharusnya terbuang, sehingga membantu mengurangi konsumsi energi eksternal, menurunkan biaya operasional, dan mendukung tujuan keberlanjutan industri.
ADVERTISEMENT

Apa itu Teknologi Heat Recovery?

Heat recovery adalah teknologi yang dirancang untuk menangkap dan memanfaatkan kembali panas yang terbuang dalam proses industri. Dalam konteks pabrik kimia, panas buang yang berasal dari proses-proses seperti pemanasan, distilasi, atau reaksi kimia dapat dimanfaatkan untuk memanaskan bahan baku, air, atau udara yang digunakan dalam proses produksi berikutnya. Salah satu perangkat utama dalam teknologi ini adalah heat exchanger, yang memindahkan panas dari fluida panas ke fluida yang lebih dingin tanpa keduanya tercampur. Dengan cara ini, energi yang seharusnya hilang bisa digunakan kembali untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi eksternal.

Manfaat Penerapan Teknologi Heat Recovery

Penerapan teknologi heat recovery di pabrik kimia membawa sejumlah manfaat. Yang paling utama adalah pengurangan konsumsi energi. Dengan memanfaatkan panas buang, pabrik dapat mengurangi penggunaan energi tambahan dari sumber lain, seperti bahan bakar fosil atau listrik. Hal ini tidak hanya menurunkan biaya operasional, tetapi juga mengurangi jejak karbon pabrik, berkontribusi pada pencapaian SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau).
ADVERTISEMENT
Selain itu, penerapan heat recovery juga dapat meningkatkan efisiensi operasional pabrik. Penggunaan energi yang lebih efisien memungkinkan proses produksi berjalan lebih stabil dan optimal. Pemeliharaan yang lebih sedikit dan pengurangan konsumsi energi pada akhirnya berujung pada penghematan biaya yang signifikan dalam jangka panjang.

Tantangan dalam Implementasi

Meskipun teknologi heat recovery menawarkan banyak keuntungan, terdapat beberapa tantangan yang perlu diperhatikan dalam implementasinya. Biaya investasi awal yang relatif tinggi untuk memasang sistem heat recovery menjadi salah satu hambatan utama, terutama bagi pabrik yang memiliki anggaran terbatas. Selain itu, penerapan teknologi ini membutuhkan modifikasi infrastruktur yang ada, yang dapat memerlukan waktu dan perencanaan yang matang.
Penerapan teknologi heat recovery di pabrik kimia merupakan langkah penting untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi dampak lingkungan. Meskipun ada tantangan terkait biaya awal dan modifikasi infrastruktur, manfaat jangka panjang seperti penghematan energi, pengurangan emisi, dan pencapaian tujuan keberlanjutan menjadikan teknologi ini sebagai investasi yang layak. Melalui inovasi ini, industri kimia dapat berperan lebih besar dalam mewujudkan industri yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi.
ADVERTISEMENT
Ridho Dwi Novianto - Mahasiswa Teknik Industri Universitas Airlangga