Konten dari Pengguna

Amil Zakat, Profesi yang Dianggap Kecil Tapi Punya Dampak Besar

Ridhuan Habibie SDs, CIHC
Pegiat zakat di Lembaga Amil Zakat Al Azhar
15 November 2024 18:20 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ridhuan Habibie SDs, CIHC tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi amil zakat. Sumber: Freepik (freepik.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi amil zakat. Sumber: Freepik (freepik.com)
ADVERTISEMENT
Apa yang pertama kali muncul di pikiranmu ketika mendengar profesi amil zakat? Apakah dia pengurus masjid? Peminta sumbangan? Atau yang lainnya? Tidak dapat dipungkiri, pemahaman tentang profesi amil zakat di masyarakat kita saat ini masih rendah. Bahkan generasi muda saat ini, khususnya mereka yang sedang belajar di perguruan tinggi, bisa jadi tidak terpikirkan untuk menjadi amil zakat setelah lulus nanti. Makanya, ketika diajukan dengan pertanyaan di atas, besar kemungkinan jawaban yang muncul akan bervariasi.
ADVERTISEMENT
Jika merujuk pada KBBI, amil zakat artinya orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat. Sedangkan menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 8 Tahun 2011 tentang Amil Zakat, amil zakat adalah seseorang atau sekelompok orang yang diangkat oleh pemerintah untuk mengelola pelaksanaan ibadah zakat. Dari pengertian ini, dapat kita simpulkan bahwa amil zakat adalah seseorang atau lembaga yang secara resmi diangkat oleh pemerintah untuk menerima, mengelola dan menyalurkan dana zakat untuk kepentingan umat.
Profesi sebagai amil zakat acapkali dianggap remeh. Hal ini dikarenakan belum sepopuler profesi lainnya seperti dokter, pengacara, pegawai bank, PNS atau lainnya. Padahal untuk menjadi amil zakat juga diperlukan keahlian khusus seperti pekerjaan lainnya, di mana keahlian itu tidak hanya diperoleh dari pengalaman saja, tapi juga perlu pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi. Apalagi di zaman canggih dan serba digital seperti saat ini, seorang amil zakat juga dituntut untuk kreatif dan adaptif terhadap segala perubahan yang terjadi di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Selain faktor di atas, saat ini masih banyak lembaga zakat yang belum mampu memberikan gaji kompetitif kepada para amilnya. Hal ini dikarenakan besaran dana operasional sebuah lembaga zakat yang di dalamnya termasuk untuk biaya gaji amil zakat, maksimal sebesar 12,5 % dari total penghimpunan. Potongan ini sesuai dengan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional Nomor 1 Tahun 2016, Bab IV Mengenai Besaran Hak Amil pada PASAL 8. Artinya nilai anggaran yang bisa digunakan untuk operasional tergantung dari besar kecilnya penghimpunan. Apalagi, audit keuangan pada sebuah lembaga zakat biasanya berlapis-lapis, sehingga diperlukan kehati-hatian yang tinggi dalam pengelolaan dananya. Hal ini pula yang biasanya menjadi pertimbangan utama bagi generasi muda khususnya, sebelum memutuskan untuk menjadi amil zakat.
ADVERTISEMENT
Di tengah segala keterbatasannya, peran amil zakat ternyata telah memberikan dampak yang sangat besar, khususnya dalam mengentaskan kemiskinan, membangun kesehatan masyarakat serta meningkatkan kualitas pendidikan maupun sumber daya manusia. Apalagi saat ini banyak lembaga zakat yang berlomba-lomba menciptakan program pemberdayaan untuk menciptakan muzaki (orang yang berkecukupan harta dan wajib membayar zakat) dari mustahik (orang yang berhak menerima zakat). Hal ini sesuai dengan amanah UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pada Pasal 3 bahwa lembaga zakat agar dapat meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat serta dapat menanggulangi kemiskinan.
Peran dan dampak yang diberikan oleh para amil zakat melalui lembaga tempat mereka berkarya bisa kita lihat misalnya dari Dompet Dhuafa yang memiliki program Rumah Sehat Terpadu di wilayah Bogor, Jawa Barat yang memberikan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat duafa. Ada juga BAZNAS yang sangat fokus mendorong kemajuan UMKM lewat program ZChicken dan ZCoffee untuk memberdayakan mustahik dengan memberikan bantuan peralatan usaha, modal kerja, serta pelatihan kewirausahaan. Selain itu, program pendidikan vokasi Rumah Gemilang Indonesia milik LAZ Al Azhar yang memberikan pelatihan keterampilan gratis bagi generasi muda duafa seperti desain grafis, fotografi, kuliner halal, fesyen dan lainnya agar mereka kelak menjadi generasi mandiri.
ADVERTISEMENT
Program-program semacam ini, bukanlah program yang sederhana dan bisa selesai dikonsep dalam satu malam. Perlu perencanaan yang matang, kemitraan yang kuat, konsistensi, dan kesabaran agar bisa berjalan dengan baik dan memberikan pelayanan bagi masyarakat. Artinya peran amil zakat bukan sekadar menerima dana zakat, menyalurkan kepada fakir miskin, lalu selesai. Akan tetapi mereka juga memikirkan bagaimana membuat program yang berkelanjutan dan bisa meningkatkan taraf hidup para mustahik. Itu sama artinya dengan membantu peran pemerintah dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang maju dan sejahtera.
Berbagai contoh program di atas, hanyalah segelintir dari banyaknya program yang sudah digerakkan para amil zakat. Belum lagi mereka selalu hadir terdepan dalam membantu masyarakat di setiap terjadinya bencana alam, termasuk tragedi kemanusiaan di Palestina. Jumlah lembaga amil zakat (LAZ) di Indonesia saat ini juga sangat banyak. Menurut data dari Kementerian Agama RI, hingga Februari 2024, terdapat 170 LAZ berizin yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu 45 LAZ skala nasional, 39 LAZ provinsi, dan 86 LAZ kabupaten/kota.
ADVERTISEMENT
Profesi amil zakat sangatlah mulia. Meski masih dipandang sebelah mata, dan belum banyak digandrungi anak-anak muda, pekerjaan ini disebutkan oleh Allah di dalam Al-Qur'an, yaitu dalam surat At-Taubah ayat 60. Dalam ayat tersebut, Allah menjelaskan golongan yang berhak menerima zakat, termasuk di dalamnya adalah amil zakat. Beberapa sahabat Nabi juga pernah menjadi amil zakat seperti Umar bin al-Khattab, Khalid bin al-Walid, Muadz bin Jabal dan lainnya. Kehadiran amil zakat juga sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Bahkan, bisa jadi di antara kamu ada yang pernah menjadi penerima bantuan atau atau bekerja sama langsung dengan salah satu lembaga zakat dalam menyalurkan kebaikan.
Besar harapan agar suatu saat nanti, profesi amil zakat ini bisa lebih mendapatkan perhatian dan dikenal masyarakat luas, banyak diminati oleh generasi muda, sehingga dunia perzakatan kita bisa semakin maju dan mampu mendorong kemajuan bangsa. Dan semoga setelah membaca tulisan ini kamu jadi semakin paham apa itu amil zakat. Atau bisa jadi kamu tertarik untuk menjadi amil zakat selanjutnya?
ADVERTISEMENT