jahatnya hawa nafsu yang tak bersukur

Ridlo Nur Rohmah
mendidik dan berkarya
Konten dari Pengguna
17 Maret 2017 10:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ridlo Nur Rohmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masihkah kita tidak bersukur akan apa yang kita dapatkan, akan apa yang dianugerahkan, dilimpahkan kepada kita.
ADVERTISEMENT
Kita adalah orang kaya, bahkan sangat kaya dengan hasil sumber daya alam dan manusianya yang sangat banyak. Kita bisa mengambilnya, memanfaatkannya dengan sangat mudah, bahkan dilingkungan kita sudah tersedia sendiri apa yang kita butuhkan. Tapi mengapa kita tak berhenti mengeluh, selalu merasa kurang, kurang dan kurang. Bayangkan saja jika kita berada dilingkungan seperti warga di Afrika tepatnya di Somalia, Sudan yang mengalami bencana kelaparan, kekeringan dan menyebabkan kematian untuk mencari setetes air saja mereka harus mengelilingi dunia, harus mencari secuil roti pengganjal perut. Juga harus berbagi secuil roti dengan 7 orang. Ibu-ibu yang bingung harus memberikan makan kepada anaknya yang mana hari ini. Untuk memberikan makan saja harus bergiliran, artinya tidak semua anak-anaknya makan hari ini secara bersamaan. Begitu mirisnya melihat fenomena seperti itu, bagaimana dengan mata kita, hati kita apakah masih tertutup dengan fenomena yang terjadi di sana, kita seakan-akan tak sadar bahwa masih ada kondisi yang parah dibandingkan dengan kondisi yang kita alami saat ini. Akankah nafsu yang tak pernah bersukur akan kita suburkan didalam diri kita, jiwa kita, hati kita. Kita yang sudah diberi limpahan nikmat berupa SDA dan SDM seharusnya kita bersukur dengan cara kita merawatnya, melestarikannya dan memanfaatkannya sesuai kebutuhan.
ADVERTISEMENT
Sahabat, Nafsu kita akan menjadi musuh kita jika kita tidak mengendalikannya. Tetaplah bersukur dengan apa yang kita miliki lihatlah keadaan dibelakang kita sebelum kita mengeluh, jangan hanya melihat keadaan didepan yang membuat kita merasa iri, merasa kurang dengan apa yang kita miliki.
Jadikan masalah menjadi anugerah, menjadi nikmat, karena sebuah masalah bukan untuk ditakuti tapi harus dilewati.