Konten dari Pengguna

Kelapa Sawit dan Net Zero Emission di Indonesia

Ridwan
Undergraduate Psychology Student
20 Oktober 2024 14:03 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ridwan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Industri kelapa sawit di indonesia menghadapi tantangan. Oleh karena itu, dibutuhkan ide dan inovasi untuk menghadapi hal tersebut. Foto: canva.com, ridwan.
zoom-in-whitePerbesar
Industri kelapa sawit di indonesia menghadapi tantangan. Oleh karena itu, dibutuhkan ide dan inovasi untuk menghadapi hal tersebut. Foto: canva.com, ridwan.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Industri kelapa sawit memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Berdasarkan data FAO, Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar yang menguasai pangsa sebesar 48,33 persen dari total minyak sawit dunia. Selain itu, Analis Kebijakan Madya Pusat Kebijakan Pendapatan Negara (PKPN) BKF Nursidik Istiawan menjelasakan bahwa industri kelapa sawit memberikan kontribusi sebesar 88,7 triliun terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan berkontribusi terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pungutan ekspor minyak sawit mentah (CPO) yang mencapai 32,4 triliun pada 2023.
ADVERTISEMENT
Industri ini juga memberikan kontribusi terhadap pengembangan biofuel yang berbahan baku kelapa sawit, seperti biodiesel. Penggunaan biodiesel bermanfaat untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil serta emisi karbon. Hal ini menjadikan kelapa sawit sebagai salah satu komoditas dalam pengembangan ekonomi hijau. Dengan demikian, kelapa sawit menjadi dasar untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs), seperti pengentasan kemiskinan dan perkebunan serta industri sawit yang berkelanjutan dengan indikator lingkungan, sosial, dan ekonomi, sesuai dengan standar Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Indonesia Bioenergy Sustainability Indicators (IBSI).
Badan Pengelola Dana Perkebunan kelapa Sawit (BPDPKS) telah melaksanakan berbagai program, seperti Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) untuk membantu perkebunan rakyat memperbaharui perkebunan kelapa sawit mereka dengan kelapa sawit yang lebih berkualitas dan mengurangi risiko pembukaan lahan illegal. Selain itu, program Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yaitu pengolahan limbah sawit yang semula tidak berharga, diubah menjadi bahan baku bernilai tinggi, seperti bioethanol, asam organik dan berbagai bahan kimia yang dapat mensubstitusi impor.
ADVERTISEMENT
Beragam program lain turut dilaksanakan, seperti Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati, Penelitian dan Pengembangan serta Pengembangan Sumber Daya Manusia. Terdapat program Hilirisasi yang juga memperkuat pengurangan emisi karbon di mana memanfaatkan seluruh bagian tanaman kelapa sawit, termasuk biomassa dalam upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan produk kimia konvensional.
BPDPKS turut mendukung dan berperan aktif dalam pengembangan produk hilir sawit yang bertujuan untuk tidak hanya fokus pada ekspor bahan baku, tetapi juga menghasilkan produk akhir yang bukan hanya minyak goreng, tetapi juga produk komersial, seperti helm, rompi tahan peluru, bioplastic, sabun, sampo dan filter air.
Seiring dengan kontribusi positif tersebut, industri kelapa sawit juga menghadapi berbagai tantangan, seperti isu keberlanjutan lingkungan dan penerimaan produk kelapa sawit di pasar global. Selain itu, berbagai pihak seringkali mengkritik perkebunan kelapa sawit karena dampaknya terhadap lingkungan, seperti kerusakan habitat akibat penebangan hutan, pencemaran tanah dan air karena penggunaan pestisida serta bahan kimia, emisi gas rumah kaca akibat pembakaran lahan untuk pembukaan perkebunan sawit yang melepaskan karbon dioksida (CO2) ke atmosfer serta konflik dengan masyarakat lokal yang seringkali melibatkan perampasan tanah.
ADVERTISEMENT
Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, dibutuhkan ide dan inovasi yang baru untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pihak-pihak lain mengenai pentingnya industri kelapa sawit bagi perekonomian dan lingkungan di Indonesia, tanpa mengabaikan prinsip keberlanjutan. Ide dan aksi tersebut tentu berasal dari dan diimplementasikan berbagai pihak, salah satunya yaitu Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Dengan demikian, meskipun Indonesia berada dalam transformasi menuju keberlanjutan, BPDPKS berperan sebagai katalisator mencapai target net zero emission dan penerimaan negara.
BPDPKS telah mengimplementasikan berbagai program dalam terciptanya harmoni antara lingkungan dan ekonomi dalam mencapai net zero emission dan penerimaan negara. Namun, dalam pelaksanaannya masih dihadapi berbagai tantangan. Berdasarkan hasil analisis, penulis merekomendasikan gagasan yang inovatif dan solutif dengan prinsip berkelanjutan, berdaya saing, serta berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi, sosial dan ramah lingkungan yang berbasis teknologi.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sumber :
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). (2022). Laporan tahunan 2022.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2023). Strategi pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
Ridwan
Fakultas Psikologi, Universitas Bosowa