Konten dari Pengguna

Mudahnya Belajar Literasi dan Numerasi di Kehidupan Sehari - Hari Untuk Siswa SD

Ridwan Ahmadi
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNSRI
6 Oktober 2024 8:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ridwan Ahmadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Penulis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penulis : Ridwan Ahmadi dan Dwi Cahaya Nurani
Belajar literasi dan numerasi sering kali dianggap sulit, padahal kedua keterampilan ini bisa dipelajari dengan mudah melalui aktivitas sehari-hari. Peserta didik Sekolah Dasar (SD) sebenarnya memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi tanpa harus selalu terpaku pada buku pelajaran di kelas. Dengan pendekatan yang tepat, mereka juga bisa menyerap konsep-konsep penting dalam kegiatan yang menyenangkan dan dekat dengan kehidupan mereka.
ADVERTISEMENT
1. Literasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga memahami informasi di berbagai media. Banyak kesempatan yang bisa dimanfaatkan untuk melatih literasi anak, misalnya saat berbelanja dengan orang tua. Mereka bisa diajak untuk membaca label produk, mengeja kata-kata, serta mengenali berbagai jenis huruf dan angka. Melalui kegiatan ini, anak-anak dapat belajar kosakata baru dan melatih kemampuan membaca.
Selain itu, kegiatan sederhana seperti membaca buku cerita sebelum tidur juga dapat memperkaya kemampuan literasi. Peserta didik SD akan lebih tertarik bila cerita yang dibacakan relevan dengan minat mereka, seperti cerita rakyat atau kisah petualangan. Kebiasaan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan membaca, tetapi juga memperluas imajinasi dan pemahaman mereka terhadap dunia sekitar.
ADVERTISEMENT
2. Numerasi yang Dekat dengan Kehidupan Sehari-hari
Kemampuan numerasi sering kali dihubungkan dengan soal matematika yang rumit, padahal dasar-dasar numerasi sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Saat anak-anak membantu orang tua menghitung belanjaan, menakar bahan makanan untuk memasak, atau menghitung waktu menggunakan jam, mereka secara tidak sadar sedang mempraktikkan numerasi.
Misalnya, saat memasak kue, peserta didik bisa belajar tentang takaran seperti gram, liter, atau sendok makan. Kegiatan ini akan membantu mereka memahami konsep pengukuran dan perbandingan. Begitu pula saat bermain, mereka bisa diajak menghitung skor dalam permainan, membagi kelompok secara adil, atau menghitung langkah dalam permainan petak umpet.
3. Membuat Pembelajaran Menjadi Menyenangkan
Salah satu cara yang efektif untuk mengajarkan literasi dan numerasi adalah dengan menjadikannya bagian dari aktivitas yang menyenangkan. Permainan seperti “tebak-tebakan kata” atau “menghitung benda di sekitar” bisa menjadi metode belajar yang seru. Permainan ini tidak hanya melibatkan keterampilan berpikir kritis, tetapi juga membangun motivasi anak untuk belajar.
ADVERTISEMENT
Kita juga dapat memanfaatkan teknologi yang akrab dengan anak-anak untuk memperkaya pembelajaran mereka. Banyak aplikasi edukasi yang dirancang khusus untuk peserta didik SD, yang menggabungkan materi literasi dan numerasi dalam bentuk permainan interaktif. Dengan cara ini, mereka akan merasa lebih tertantang dan senang belajar tanpa merasa terbebani.
4. Dukungan dari Aturan Pemerintah
Pembelajaran literasi dan numerasi di Indonesia juga didukung oleh berbagai kebijakan dan regulasi pemerintah. Salah satunya adalah Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, yang mengatur bagaimana literasi sebaiknya ditanamkan dalam kegiatan sehari-hari, termasuk di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam aturan ini, salah satu bentuk implementasi adalah mendorong peserta didik untuk memiliki kebiasaan membaca 15 menit sebelum memulai pembelajaran di sekolah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Program Literasi Nasional yang dijalankan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memperkuat pentingnya literasi sebagai bagian integral dari pendidikan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi peserta didik di berbagai tingkatan pendidikan, termasuk SD.
Pada aspek numerasi, Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) menekankan pentingnya pendidikan karakter yang mencakup kecakapan literasi dan numerasi. Pemerintah juga memperkenalkan Asesmen Nasional yang menggantikan Ujian Nasional (UN), di mana salah satu fokus utamanya adalah pengukuran kemampuan literasi membaca dan numerasi peserta didik.
Kesimpulan
Literasi dan numerasi bukanlah sesuatu yang sulit jika didekatkan dengan kehidupan sehari-hari. Orang tua dan guru dapat bekerja sama untuk memanfaatkan momen-momen sederhana, seperti belanja, bermain, atau bahkan memasak, sebagai sarana untuk belajar. Dengan dukungan dari berbagai kebijakan pemerintah dan metode yang tepat, peserta didik SD akan merasa bahwa literasi dan numerasi adalah bagian alami dari hidup mereka, sehingga kemampuan ini dapat berkembang dengan baik.
ADVERTISEMENT