Konten dari Pengguna

Upah Minimum Rendah di Indonesia: Apa Dampaknya Bagi Kesejahteraan Pekerja?

Ridwan Firman Iskandar
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
1 Oktober 2024 9:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ridwan Firman Iskandar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masalah tentang upah minimum buruh masih menjadi perhatian utama, terutama di Indonesia. Upah Minimum berperan penting dalam melindungi pekerja yang berpenghasilan rendah dan mendorong kesejahteraan mereka. Kebijakan ini bisa membantu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan daya beli masyarakat yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Namun pada penerapannya upah minimum bisa menjadi masalah dan juga tantangan bagi perusahaan, terutama pada usaha kecil karena dengan upah minimum itu dapat meningkatkan biaya produksi. Di Indonesia, upah minimum ditetapkan melalui Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Kebijakan ini berdampak signifikan pada jumlah tenaga kerja, kesejahteraan, dan pertumbuhan ekonomi. Meskipun memberikan perlindungan bagi pekerja, kebijakan upah minimum harus perlu terus dievaluasi agar dapat mencapai keseimbangan antara kesejahteraan pekerja dan keberlanjutan usaha
ADVERTISEMENT
Secara Internasional, upah minimum Indonesia ini tergolong rendah dibandingkan banyak negara lain. Di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand memiliki upaah minimum yang lebih tinggi. Malaysia memiliki upah minimum berkisar sekitar Rp. 5juta per bulan. Sementara di Vietnam, meskipun upah minimum di beberapa wilayahnya mendekati upah minimum di Indonesia namun disana standar hidup mereka cenderung dibawah lebih rendah. Jika diperbandingkan dengan negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan cenderung menunjukkan kesenjangan yang lebih signifikan. Jepang memiliki upah minimum per jam dapat mencapai Rp. 100.000, sementara di Korea Selatan sekitar Rp. 110.000 per jam. Secara keseluruhan meskipun upah minimum di Indonesia naik setiap tahunnya, tetap masih ada tantangan dalam memastikan bahwa kenaikan ini cukup untuk menyeimbangkan kesejahteraan pekerja dan keberlangsungan bisnis, terutama pada sektor usaha kecil yang sangat rentan terhadap kenaikan biaya produksi.
ADVERTISEMENT
Rendahnya upah minimum di Indonesia bisa disebabkan oleh tingkat produktivitas tenaga kerja yang rendah, struktur pasar tenaga kerja, serta pertumbuhan ekonomi yang belum merata di berbagai daerah. Produktivitas yang rendah bisa menyebabkan perusahaan menahan kenaikan upah untuk menghindari pembengkakan biaya produksi yang tidak sebanding dengan output yang dihasilkan. Selain itu upah minimum juga diatur berdasarkan kemampuan daerah dan industri. Wilayah dengan perekonomian yang lebih lebih lemah atau berada di sektor kurang berkembang, cenderung memiliki upah yang lebih rendah sebab perusahaan memiliki keterbatasan dalam menanggung biaya tenaga kerja yang lebih tinggi. Faktor lain yang berperan adalah Inflasi. Meskipun upah minimum ini ditingkatkan setiap tahunnya namun kenaikan itu sering tidak cukup untuk menutupi dampak dari inflasi yang terus meningkat. Ketika barang dan jasa naik, maka daya beli pekerja menurun, tetapi upah yang tidak naik ini secara signifikan menyebabkan kesenjangan dalam memenuhi kebutuhan hidup. (Rizal and Mustapita 2024)
ADVERTISEMENT
Upah minimum yang rendah bisa berdampak sangat signifikan terhadap kesejahteraan pekerja yang memiliki upah rendah. Kesejahteraan pekerja secara general diukur melalui kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan primer seperti sandang, pangan, dan papan. Ketika upah minimum terlalu rendah, daya beli pekerja otomatis akan menurun yang pada akhirnya mereka akan menurunkan kualitas hidupnya. Hal ini dapat dapat menyebabkan kemiskinan di kalangan pekerja dan karena upah yang diterima tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang layak. Upah minimum rendah juga mempengaruhi motivasi dan produktivitas pekerja. Pekerja yang merasa upahnya itu tidak adil dengan pekerjaannya cenderung akan mengalami penurunan semangat kerja, yang berdampak pada penurunan produktivitas. Terhadap ekonomi nasional upah minimum yang rendah bisa berakibat rendahnya daya beli pekerja, yang akan menghambat pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Upah minimum yang rendah berdampak langsung terhadap kesejahteraan pekerja, terutama yang berpenghasilan rendah. Ketika upah minimum tersebut tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan daya beli pekerja pun menjadi menurun yang menyebabkan kualitas hidup mereka yang rendah serta bisa meningkatkan angka kemiskinan di kalangan pekerja itu sendiri. Selain itu, upah yang rendah juga bisa mempengaruhi motivasi dan produktivitas pekerja sebab pekerja cenderung merasa tidak puas dan kurang termotivasi apabila upah yang diterima tidak sebanding dengan beban kerja yang diberikan kepada mereka. Jika dilihat lebih luas lagi upah minimum yang rendah bisa berdampak pada perkonomian nasional. Ketika daya beli pekerja menurun, permintaan terhadap barang dan jasa menurun hal tersebut bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, upah minimum yang rendah bisa dapat memperburuk ketimpangan
Sumber Ilustrasi : https://www.shutterstock.com/image-photo/jakarta-indonesia-may-1-2023-workers-2296515769
sosial dan sangat menghambat pertumbuhan ekonomi terutama di daerah-daerah dengan perokonomian lemah. Oleh karena itu kebijakan upah minimum perlu untuk dievaluasi secara berkala agar bisa maksimal dalam memberikan keseimbangan antara kesejahteraan pekerja dan keberlangsungan bisnis tersebut.
ADVERTISEMENT