Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning dalam Pendidikan Islam
17 Desember 2020 20:26 WIB
Tulisan dari Ridwan Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Oleh: Ridwan Hidayat, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia
ADVERTISEMENT
Perjalanan sejarah perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia telah melewati berbagai kondisi hingga akhirnya pada awal abad 19 oleh para sejarawan barulah disinyalir sebagai awal perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. (Hasbullah, 1999:512) Kedudukan pendidikan agama di sekolah umum telah diperkuat karena terakomodir dalam Undang-Undang Pendidikan Nomor 5 Tahun 1950 tentang pernyataan berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1950 di seluruh wilayah Indonesia.
Terbitnya undang-undang yang mengakomodir pendidikan Agama Islam di sekolah umum merupakan landasan yang kokoh untuk mengembangkan Pendidikan Agama Islam. Akan tetapi, Pendidikan Agama Islam di sekolah umum pada saat itu mengalami tantangan berat dikarenakan keadaan politik pada awal kemerdekaan yang masih rawan. (Hamani, 2004: 183)
Pendidikan dalam Islam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, dan perbuatan pendidik.
ADVERTISEMENT
Pendidikan Islam berarti pembentukan pribadi muslim yang berisikan pengamalan sepenuhnya ajaran Allah dan Rasul-Nya. (Drajat, 2016:17)
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi umat manusia, bahkan sering kita mendengar bahwasanya pendidikan adalah alat untuk melakukan suatu perubahan. Pendidikan terus berproses bersama-sama dengan kehidupan manusia, oleh karena itu pendidikan harus dirancang sebaik mungkin agar senantiasa mengikuti perkembangan zaman yang menyertai manusia.
Dalil tentang konsep dasar pendidikan Islam tertuang dalam surah Al-Alaq: 1-5, sebagai berikut:
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ (١) خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ (٢) اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ (٣) الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ (٤) عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ (٥)
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
ADVERTISEMENT
Ayat-ayat diatas memberikan kita pemahaman bahwa salah satu tujuan Al-Qur’an adalah mendidik manusia melalui metode nalar serta sarat dengan kegiatan membaca, meneliti mempelajari dan observasi, yang biasa dikenal dengan istilah tadabbur. Maka, pelaksanaan pendidikan Islam harus senantiasa menyealraskan pada pemahaman konsep dasar bahwa manusia harus meyakini dirinya sebagai ciptaan Allah yang mulia, dan melalui proses keyakinan dan ikhtiar maka manusia akan mendapatkan pola pendidikan yang jelas. (Fasih, 2016:80)
Rintangan yang dilalui Pendidikan Islam di Indonesia
Pada perjalanannya, Pendidikan Islam mengalami berbagai rintangan dan kendala. Problematika Pendidikan Agama Islam ini tidak terlepas dari ruang lingkup pendidikan. Pokok ruang lingkup pendidikan ini terbagi menjadi tiga yaitu sekolah, rumah dan lingkungan. (Candra, 2018:144)
ADVERTISEMENT
Dari berbagai macam problem yang ada, penulis mengambil salah-satu contoh problematika yaitu pada manajemen kurikulum. kurikulum yang dipakai di sekolah belum komprehensif masih terpaku pada teori-teori yang bersifat kognitif dan praktik amalan-amalan sebatas ritual saja. Padahal seharusnya kurikulum Pendidikan Agama Islam dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari, karena agama bukan hanya sekedar keyakinan dan ritual saja tetapi juga sebagai jalan hidup yang membentuk akhlak setiap manusia. (Candra, 2018:147)
Berkaca dari hal tersebut, seharusnya sekolah mempunyai kurikulum yang benar-benar serius dalam mengembangkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Contoh yang bisa dilakukan adalah menerapkan pembiasaan Sholat berjamaah di sekolah, mengadakan pembelajaran keislaman di luar kelas, mengadakan metode pembelajaran yang menarik bagi peserta didik, dan juga yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Metode Quantum Learning dan Penerapannya Pada Pendidikan Islam
Dalam perkembangannya pendidikan memiliki berbagai macam metode atau pendekatan pembelajaran, salah satunya yaitu quantum learning. Pendekatan ini berupaya untuk memanfaatkan secara optimal potensi atau kemampuan dasar yang dimiliki manusia dengan melakukan berbagai cara atau teknik yang melibatkan keseluruhan kepribadian baik intelek, fisik, maupun emosi. Quantum learning berasal dari falsafah dasar yang mendasari semua kurikulum yang ada di sana. Dalam mendukung falsafah dasar tersebut, oleh karena itu dalam quantum learning diperlukan lingkungan yang mendukung. Agar seluruh siswa merasa penting, aman dan nyaman. Persiapan ini dapat dimulai dengan lingkungan fisik yang sebenarnya, yang diperindah dengan tanaman, seni dan musik. Lingkungan emosional pun mendapat perhatian yang tak kalah pentingnya. Pembimbing dalam Quantum Learning adalah pakar yang membentuk hubungan pengertian. (Bobby de Porter & Mike Hernacki, 1999:8)
ADVERTISEMENT
Setelah membaca pemaparan di atas, lantas bagaimana apabila pendekatan quantum learning ini diterapkan dalam pendidikan Islam?
Di dalam Islam, tidak mengenal batasan usia dalam menuntut ilmu, olehkarena itu semua kalangan berhak untuk terus menuntut ilmu, dan hal ini tidak terlepas dari proses pendidikan.
Pendekatan pembelajaran dengan konsep Quantum Learning merupakan sebuah konsep yang memegang kuat falsafah bahwasanya belajar adalah kegiatan belajar seumur hidup, diterapkan dalam kelas dengan cara yang asik, juga disajikan dengan metodologi yang didasarkan pada kurikulum. Ini merupakan perpaduan antara keterampilan akademis, prestasi fisik dan keterampilan hidup. Sekilas pendekatan quantum ini sangat relvan dengan falsafah pendidikan sepanjang hayat yang menjadi pijakan dalam pendidikan Islam. (Ach Zayadi, 2017:116)
Contoh sekolah yang menerapkan pendekatan Quantum Learning ini adalah SMA Plus PGRI Cibinong.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari smapluspgri.sch.id, SMA Plus PGRI Cibinong telah melakukan reformasi dalam proses pembelajaran, dari proses pembelajaran tradisional menuju proses pembelajaran modern yang berbasis Quantum Learning, reformasi ini telah dilakukan SMA Plus PGRI Cibinong sejak tahun 2002. Dengan melakukan perubahan ini suasana pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga peserta didik yang belajar tidak merasakan sebuah beban tetapi menjadi suatu hal yang sangat mengasyikkan. SMA Plus PGRI Cibinong mempunyai Quantum Learning Center yang berfungsi untuk terus menjaga mutu proses pembelajaran. Quantum Learning Center ini memiliki tugas untuk mengadakan pelatihan, membina, mengontrol proses pembelajaran dengan rutin, serta meingkatkan kompetensi pedagogik guru. Quantum Learning Center ini juga telah berperan dalam memberikan pelatihan-pelatihan guru di berbagai sekolah di tanah air.
ADVERTISEMENT
Walaupun berbasis sebagai sekolah umum, SMA Plus PGRI Cibinong pun memiliki program unggulan keislaman yang tidak kalah hebat dengan sekolah-sekolah Islam lainnya. Jadi, selain belajar Pendidikan Agama Islam, para siswa/i pun mengikuti pembelajaran Islam pada kegiatan yang lain, diantaranya yaitu Kuliah Dhuha, Bimbingan Baca Qur’an (BBQ) dan Jam’iyyah (sejenis kultum atau muhadhoroh). Kegiatan ini dilakukan secara kontinu.
Saya merasa kagum, bahwa meskipun berbasiskan sekolah umum ternyata di SMA Plus PGRI Cibinong menerapkan pembelajaran pendidikan Islam yang baik. SMA Plus PGRI Cibinong memiliki program unggulan di bidang keagamaan yang luar biasa. Pendidikan Islam di luar kelas yang dilaksanakan SMA Plus PGRI Cibinong diantaranya yaitu kuliah dhuha, jam’iyyah, hingga bimbingan baca Qur’an. Saya sangat bersyukur dan gembira karena tidak salah dalam memilih SMA yang memiliki pembelajaran pendidikan Islam yang lebih banyak dan mendalam.
ADVERTISEMENT
Saya merasakan banyak sekali manfaat. Seperti, pada kuliah Dhuha misalnya, ini merupakan kegiatan yang bagus. Meskipun, awalnya perasaan seorang siswa/i ini seperti dipaksa dan rasanya berat. Namun lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang baik, dan jikalau tidak dilaksanakan maka akan merasakan sesuatu yang kurang. Pada akhirnya siswa/I akan melaksanakan Sholat Dhuha secara terus menerus dan menjadi suatu pembiasaan yang baik.
Kemudian BBQ, ini merupakan kegiatan pembelajaran yang baik dan efektif. Karena belum semua siswa/i dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar serta memahami tajwidnya. Jadi, siswa/I yang belum bisa tersebut dapat belajar langsung dari sekolah dan lama kelamaan pun Insyaa Allah akan bisa.
Selanjutnya Jam’iyyah, terdapat dua manfaat yang saya rasakan. Pertama, pada kegiatan ini terdapat siswa/i yang berperan sebagai Pembawa acara, penceramah, pembaca tilawah, dan lain-lain. Hal itu diibaratkan sebagai pelatihan event organizer yang mengajarkan kita dalam mengkordinasikan suatu acara yang kedepannya dapat menunjang kita untuk melakukannya dengan lebih baik lagi. Dan pula dapat melatih kemampuan public speaking kita agar lebih percaya diri. Kedua, dengan menghadiri kegiatan Jam’iyyah, maka kita akan mendapatkan ilmu yang banyak dari bapak/ibu guru dan juga rekan-rekan siswa/i, ilmu tersebut bukan hanya ilmu mata pelajaran, akan tetapi juga ilmu agama yang wajib kita ketahui dan perdalam. (Arzetta Estridia Sabilla, wawancara, 10 Desember 2020)
ADVERTISEMENT
Dari penjelasan pengalaman yang disampaikan oleh Arzetta Estridia Sabilla tersebut tentunya kita sangat gembira, karena walaupun di sekolah umum, pendidikan Islam tetap dilaksanakan dengan baik. Menjadi sebuah pengingat juga bagi kita bahwasanya belajar suatu ilmu pengetahuan itu memang baik. Namun, kita tidak boleh lalai dalam mempelajari ilmu agama. Karena ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari ilmu agama.
Adanya integrasi antara ilmu pengetahuan dan ilmu agama menjadi suatu harapan bagi kita agar kelak muncul generasi yang beriman, cerdas, dan juga berakhlak yang akan membangun negri Indonesia ini dengan baik.
Selanjutnya, perlu kita sadari bahwasanya sebuah metode tentu terdapat keunggulan dan kelemahannya, berikut merupakan keunggulan dan kelemahan dari model pembelajaran quantum learning
ADVERTISEMENT
Metode pembelajaran Quantum Learning terdapat beberapa keunggulan, diantaranya:
ADVERTISEMENT
Disamping kelebihan diatas, metode Quantum Learning juga terdapat kelemahan, diantaranya:
Berdasarkan keunggulan dan kelemahan diatas, pembelajaran Quantum Learning sangat memperhatikan keaktifan serta kreatifitas yang bisa diraih oleh peserta didik. Pembelajaran Quantum learing mengarahkan seorang guru menjadi guru yang mempunyai ide-ide kreatif dalam memberikan proses pembelajaran, mengetahui dengan baik tingkat kemampuan siswa. (Bobby de Porter & Mike Hernacki, 1999:328-332)
Dapat disimpulkan bahwasanya model quantum learning ini dapat diterapkan dalam pendidikan Islam. Bahkan, dengan penerapan metode ini dirasa peserta didik akan lebih bersemangat, aktif dan nyaman dalam mengikuti pembelajaran pendidikan Islam. Ketika peserta didik sudah merasakan kenyamanan dalam belajar, maka pembelajaran tersebut akan lebih mudah untuk diterimanya, dengan begitu proses pembelajaran akan berjalan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Siswi kelas XI SMA Plus PGRI Cibinong, Arzetta Estridia Sabilla, menyatakan bahwa: "Kesan yang saya rasakan ketika dalam pembelajaran pendidikan Islam menggunakan metode Quantum Learning yaitu menjadi lebih tidak membosankan, lebih rileks ketika melakukan pembelajaran dan juga menyenangkan." (Wawancara, 13 Desember 2020)
Meskipun Quantum Learning ini memberikan dampak yang baik pada sebuah pembelajaran. Akan tetapi, tentunya penerapan metode Quantum Learning ini membutuhkan faktor-faktor pendukung untuk merealisasikannya.
Adapun mengenai metodologi pembelajaran yang diterapkan dalam quantum learning secara konseptual tidak berbeda dengan metodologi pendidikan Islam, keduanya melakukan pendekatan secara psikologis, menyentuh sisi emosional peserta didik dengan membangkitkan semangat (motivasi) mereka untuk belajar sepanjang hayat dan dengan suasana yang menyenangkan. (Zayadi, 2017:131)
ADVERTISEMENT
Sumber:
Candra, Bach Yunof. Problematika Pendidikan Agama Islam, ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam, vol.3, no. 2, 2018.
DePorter, Bobbi & Hernacki. Quantum Learning, Bandung: Kaifa, 1999.
Drajat, Zakiyah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.
Fasih, Abd R. "Dasar-dasar Pendidikan Islam Dalam Tinjauanal-qur'an Dan Al- Hadist." Al-Ishlah, vol. 14, no. 1, 2016, doi:10.35905/alishlah.v14i1.388.
Hamani, T. Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum Sebagai Keharusan Sejarah, Jurnal Pendidikan Agama Islam, vol. 1, No. 2, 2004.
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1999.
Zayadi, Ach. Quantum Learning Dalam Prespektif Pendidikan Islam, jurnal Hikmah: Ragam Moodel dan Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Islam, vol. 13, no.1, 2017
https://smapluspgri.sch.id/quantum-learning-center/