Konten dari Pengguna

Geliat Pesisir Pantai Selatan Gunungkidul saat Libur Lebaran

Ridwan Luhur Pambudi
Mahasiswa S1 Jurnalistik Universitas Padjadjaran
5 Mei 2023 20:28 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ridwan Luhur Pambudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pantai Slili dipadati wisatawan pada Senin (24/4) siang. (Dok. Ridwan Luhur)
zoom-in-whitePerbesar
Pantai Slili dipadati wisatawan pada Senin (24/4) siang. (Dok. Ridwan Luhur)
ADVERTISEMENT
Sejak pukul 9 pagi, Kristin tiba di Pantai Slili. Dirinya membawa rombongan keluarga, duduk santai bercengkrama seraya memandangi deburan ombak di bawah terik matahari. Walau harus menembus kemacetan, wanita asal Kota Wonosari itu menyebut pantai di Gunungkidul merupakan tempat yang asik dan cocok untuk dikunjungi, terlebih bersama keluarga.
ADVERTISEMENT
“Ombaknya (di sini) gak terlalu tinggi, terus tempatnya juga asik. Semua (mengajak ke pantai), mumpung kumpul pas lebaran,” sebutnya.
Penuturan Kristin di atas menjadi gambaran nyata bagaimana pantai di Gunungkidul masih menjadi destinasi wisata favorit ketika masa libur lebaran. Kemacetan di jalan menuju pos retribusi kawasan pantai yang biasa terjadi kala libur lebaran menjadi pemandangan berulang.
Usai melewati lebaran, leburan, luberan, dan laburan, kini saatnya warga menikmati liburan. Seraya berkumpul dengan keluarga, menikmati liburan di kampung halaman menjadi hal yang seolah tak dapat dipisahkan. Begitu juga seperti yang terlihat di Pos Retribusi Kawasan Pantai Baron TPR JJLS, puluhan mobil masih mengular sepanjang setengah kilometer kala cuaca terik siang hari demi bisa memasuki kawasan pantai di Gunungkidul.
ADVERTISEMENT
Pos Retribusi Kawasan Pantai Baron terbagi menjadi dua jalur, yakni Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Baron dari arah Kota Wonosari dan Pos Retribusi Pantai Baron/TPR Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) dari arah Kabupaten Bantul/Kota Yogyakarta. Kedua pos ini menjadi gerbang menuju belasan pantai di bagian tengah atau sepanjang pesisir Pantai Baron hingga Pantai Seruni. Belasan pantai tersebut dapat bebas dikunjungi dengan cukup satu tiket seharga sepuluh ribu rupiah per orang.
Wisatawan menyemut memadati kawasan Pantai Krakal yang bersebelahan dengan Pantai Slili, Senin (24/4) siang. (Dok. Ridwan Luhur)
Eksotisme deburan ombak dengan pasir pantai kuning berhasil menjadi primadona tatkala masa libur lebaran tiba. Pada hari pertama lebaran tahun ini, dua Pos Retribusi Kawasan Pantai Baron sudah mencatat adanya kepadatan pengunjung mencapai 3.290 wisatawan. Kemudian, pada hari kedua atau Minggu (23/4), jumlah pengunjung yang melewati kedua TPR tersebut melonjak menjadi 3.420 wisatawan di TPR Baron dan 4.658 wisatawan di TPR JJLS Baron. Jumlah wisatawan disebut belum menunjukkan penurunan pada hari ketiga.
ADVERTISEMENT
“Naik (trennya), makin rame, belum (terlihat penurunan),” jelas Surohi, Koordinator TPR JJLS Baron ketika ditemui, Senin (24/4).
Saat melewati jalan di sepanjang pesisir pantai di Gunungkidul pada 24 April lalu, kepadatan kendaraan di parkiran masing-masing pantai tak dapat luput dari pandangan. Pun dengan lalu lalang kendaraan lainnya yang menjadikan detail traffic di Google Maps memerah. Kendaraan plat luar kota memenuhi sepanjang jalan dan area parkiran, menguatkan banyaknya warga beragenda liburan kala mudik lebaran.
Ketika tiba di Pantai Krakal dan Slili, ratusan wisatawan telah menyemut di sepanjang 600 meter di area pasir pantai. Ada yang berteduh dan menyewa tikar serta payung, sisanya menghabiskan waktu dengan bermain pasir atau air seraya menunggu hempasan ombak yang berayun sedang.
ADVERTISEMENT
Sinyal internet masih terjangkau, fasilitas telah memadai, dan alam masih asri. Pengelola wisata begitu paham cara memanjakan pengunjung. Tak ayal, kedua pantai ini dipadati wisatawan.
Sebelas dua belas, kondisi pantai di wilayah tengah tersebut sedikit berbeda jika kita bergeser ke area Timur pesisir Gunungkidul. Kondisinya tetap ramai, tetapi tak sepadat pantai di wilayah tengah. Titik keramaian pun cenderung terpusat, yakni di Pantai Wediombo.
Beberapa wisatawan bermain di area pasir dan bebatuan Pantai Wediombo, Senin (24/4) sore. (Dok. Ridwan Luhur)
Suasana di TPR Pantai Wediombo pada Senin (24/4) siang cenderung sepi dan lancar. Jalan yang teraspal seolah mengarahkan wisatawan langsung ke bibir Pantai Wediombo. Padahal, tiket seharga Rp 5.000 yang dibayar wisatawan dapat digunakan untuk menyusuri 7 pantai di sisi Timur. Sayangnya, akses jalan ke pantai lainnya masih dipenuhi bebatuan terjal sehingga wajar jika wisatawan hanya memadati Pantai Wediombo.
ADVERTISEMENT
Secara umum, fasilitas yang ada di Pantai Wediombo telah memadai, kecuali sinyal internet. Sebenarnya, di pantai ini telah tersedia Wi-Fi, tetapi pancarannya tak begitu luas. Hal ini, dikeluhkan oleh salah satu wisatawan, Yohan.
“Kalau Wi-Fi memang tersedia, tapi hanya satu titik menurut saya, kalau untuk internet di saya tidak ada sinyal sama sekali,” katanya.
Ketika tiba sekitar pukul 2 siang, Yohan langsung dihadapkan pada hilangnya sinyal internet. Tak adanya internet menjadi masalah serius baginya, sebab dia kesulitan mencari temannya yang tiba lebih dulu di pantai itu. Yohan nampak kebingungan seraya berjalan menyusuri pesisir pantai untuk mencari teman-temannya hingga akhirnya berhasil menemukan satu titik yang terjangkau sinyal Wi-Fi. Senyum sumringah pun terpancar kala dirinya berhasil menemukan teman yang ia cari.
Pemandangan Pantai Wediombo ketika matahari terbenam, Senin (24/4) petang. (Dok. Ridwan Luhur)
Pantai Wediombo bukanlah pantai yang asal dipilih oleh Yohan dan teman-temannya. Wediombo menjadi satu-satunya pantai di Gunungkidul yang menghadap ke Barat, artinya ini menjadi satu-satunya pantai yang bisa menjadi tempat untuk menikmati sunset.
ADVERTISEMENT
“Karena mau nyari sunset, katanya sih bagus buat sunset,” ucapnya.
Setelah menyusuri sisi tengah dan Timur, tak puas rasanya kalau tidak sedikit menyinggung sisi Barat pesisir Gunungkidul. Tebing, satu-satunya hal yang dapat menggambarkan sisi Barat ini. Di sini, nyaris tak ada pantai, yang ada hanya tebing-tebing menjulang. Biasanya, tempat ini menjadi titik memancing bagi warga lokal, atau tempat nge-camp bagi wisatawan.
Panorama yang disajikan pesisir pantai di Gunungkidul memang tak ada habisnya. Dari pesisir Barat hingga Timur, seluruhnya memiliki potensi wisata dengan ciri khasnya masing-masing. Meski demikian, ketidakmerataan akses dan fasilitas perlu menjadi catatan.